Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

17 Korban



17 Korban

0"Fokus."     

Tanpa menunggu penilaian dari Zhousheng Beiqian, Bo Siqing langsung membuka mulutnya dan mengingatkan mereka berdua.     

Setelah Ouyang Mu menatap Yun Hua selama dua sampai tiga menit penuh, dia tersenyum seraya berkata, "Mudah kalau ingin membuatku mengaku bersalah, aku hanya ingin bicara denganmu. Jangan berbohong padaku, aku bisa mengetahuinya."     

Yun Hua mengatupkan bibirnya tanpa bersuara.     

Namun Bo Siqing mengerutkan dahinya, lalu berkata langsung ke earphone, "Tidak peduli apa pun yang dikatakannya, jangan hiraukan!"     

Mendengar suara Bo Siqing di earphone, tidak tampak perubahan apa pun pada ekspresi wajah Yun Hua yang berada di dalam bangsal rumah sakit.     

Ouyang Mu sudah berkata sekali lagi, "Apa benar kamu baru berusia 15 tahun?"     

"Kalau tidak lalu berapa?" Sorot mata Yun Hua datar, "Aku baru berulang tahun yang ke-14, 15 tahun adalah umurku menurut kalender tradisional Tiongkok."     

Ouyang Mu menatapnya selama beberapa saat lalu tersenyum kecil, "Benar juga, pertumbuhan fisikmu memang terlihat seperti umur belasan tahun. Tapi aku sungguh penasaran, kenapa usia mentalmu setidaknya sepuluh tahun di atas usia biologismu? Tidak, menurut pandanganku, usia mentalmu bahkan lebih dari 30 tahun..."     

Yun Hua menatapnya dan tidak berbicara.     

Sorot mata Ouyang Mu datar, "Pertumbuhan usia mental didapatkan dengan membayar harga atas pengalaman dan rintangan-rintangan hidup yang harus dihadapi. Sedangkan kamu... dengan apa membayarnya?"     

"Ini tidak adil. Bagaimana kalau begini, kamu menanyaiku satu pertanyaan, aku juga mau menanyaimu satu pertanyaan. Kamu satu aku satu, ini baru adil," kata Yun Hua.     

"Boleh." Ouyang Mu tersenyum.     

Yun Hua mengangguk, "Harga yang kamu tanyakan itu merujuk pada kemalangan hidup yang kualami, bukan? Tidak ada yang tidak boleh dikatakan, orang tuaku bercerai, ayahku berselingkuh ketika ibuku sedang hamil dan membuat seorang wanita lain hamil juga. Yang lebih menggelikan lagi, wanita itu bahkan sengaja memakai statusnya sebagai ibu tunggal untuk mengenal ibuku, lalu menjadi sahabat ibuku. Ayahku menyukai wanita itu dan anak perempuan yang dilahirkannya, dan sedikit pun tidak menyukai ibuku dan aku. Sekarang mereka sudah bercerai, semua orang bahagia."     

"Baiklah, sekarang giliranmu menjawab pertanyaanku. Berapa total orang yang kamu bunuh?" tanya Yun Hua.     

"Jawabanmu sama sekali tidak membuatku puas. Tapi tidak masalah, aku selalu bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan." Ouyang Mu tertawa, lalu mengangkat matanya dan menatap Yun Hua, "17 orang."     

17 orang!     

Mata Yun Hua agak melebar, Ling Nan yang melihat di balik layar kamera pengawas juga mengepalkan tinjunya.     

"Giliranku bertanya." Ouyang Mu tersenyum, "Bagaimana menurutmu kehidupanmu? Apakah bahagia?"     

Pertanyaan ini...     

Yun Hua mengerutkan keningnya.     

"Sangat bagus, aku sangat menyukai kehidupanku sekarang. Keluarga, kawan dan teman sekolah, semua yang kuinginkan ada. Aku sangat bahagia. Ini adalah kehidupan yang kuimpikan." Yun Hua menjawabnya, lalu bertanya lagi, "Bagaimana dengan mayat korban lainnya? Ada di mana?"     

"Licik, pertanyaanmu ini ada 17, bukannya satu." Ouyang Mu tersenyum, "Wanita yang pertama, namanya Baihe. Aku mengenalnya di bar. Dia berkata bahwa dia adalah siswa akademi musik, keluarganya miskin, jadi dia bekerja di bar untuk membayar biaya sekolahnya... Dia mirip dengan Shanshan yang dulu, aku sangat menyukainya. Dia juga adalah karyaku yang pertama... Aku menaruhnya di akademi musik favoritnya. Dengan begitu, nanti dia akan selalu bisa ditemani oleh musik kesukaannya..."     

Alis Yun Hua berkerut.     

Dan saat itu, Ling Nan di depan monitor pengawas langsung menelepon orangnya untuk menyelidiki Baihe ini!     

Tatapan Zhousheng Beiqian terus tertuju kepada Yun Hua, bahkan dia tidak sekalipun melirik Ouyang Mu.     

Setelah selesai bicara, Ouyang Mu sekali lagi memandang Yun Hua, "Di dunia ini, apa hal yang paling tidak dapat kamu lepaskan? Sesuatu yang tidak ingin kamu relakan, bahkan kamu lebih rela bertahan dalam dunia yang seperti api penyucian ini daripada kehilangan hal itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.