Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Gadis Cantik Di Dalam Patung



Gadis Cantik Di Dalam Patung

0Tidak ada yang ditemukan.     

Suasana hati Ling Nan juga campur aduk.     

Mungkin... mungkin tidak ditemukan justru lebih mudah.     

Lagi pula seandainya benar-benar ditemukan, dia masih harus memikirkan cara untuk menjelaskan bagaimana dia menemukannya. Kalau tidak ditemukan, akan jauh lebih mudah dijelaskan. Bahkan dapat dikatakan kalau Ouyang Mu sengaja membohongi kepolisian. Entah dari mana dia mengetahui beberapa nama di dalam daftar orang hilang, lalu memakainya untuk membohongi polisi...     

Tetapi sebagai seorang polisi, Ling Nan sebenarnya lebih cenderung memercayai apa yang dikatakan Ouyang Mu.     

Dia terlalu memahami gadis-gadis yang hilang ini.     

Jika benar-benar dapat menemukan jasad korban, maka kasus beberapa orang hilang itu pun dapat ditutup, juga dapat memberikan sebuah jawaban kepada keluarga orang-orang yang hilang itu.     

Jika tidak ditemukan, maka mereka akan terus tercatat sebagai orang hilang dan selamanya hilang.     

"Maaf, Kapten Ling, aku tidak bisa membantumu." Yun Hua berkata dengan sedikit merasa bersalah.     

Ling Nan merentangkan tangannya, "Tidak apa, bagaimana kalau... pergi melihat-lihat TKP berikutnya?"     

Sesungguhnya dia masih menyimpan sedikit pengharapan dalam hatinya. Begitu banyak korban, begitu banyak tempat kejadian, seandainya dapat menemukan satu saja... itu juga bagus!     

Yun Hua mengangguk setuju.     

Zhousheng Beiqian tersenyum, "Sudah siang, makan dulu baru pergi, tidak perlu tergesa-gesa."     

"Benar, benar, ayo kita makan. Aku paling familier dengan wilayah di sekitar Universitas Jiang ini." Ling Nan bergegas bicara sambil tersenyum.     

Sekelompok orang itu pun berjalan keluar dari gedung musik.     

Yun Hua masih mendorong Bo Siqing di depannya. Saat melewati air mancur di alun-alun musik, ada sepasang kekasih yang sedang berfoto. Si gadis berdiri di kolam air mancur dan berpose dengan satu tangan memegangi patung peniup seruling yang berada di tengah-tengah beberapa patung, sedangkan pacarnya berjongkok dan memotretnya.     

"Benar, benar, dari sudut itu, kelihatan tinggi!" Gadis itu berkata sambil tersenyum.     

Si pria memainkan lensa kamera digital sambil berteriak pada gadis itu, "Wenwen, pelan-pelan, jangan merusak patungnya."     

"Bagaimana mungkin rusak?" Gadis itu tampak tidak dapat berkata-kata, "Ini hanya patung, aku tidak mendorongnya dengan kuat, bagaimana mungkin rusak?"     

"Itu belum tentu, waktu baru masuk fakultas ini aku mendengar nasihat dari para senior, jangan sembarangan menyentuh patung di kolam air mancur musik. Kalau sampai menjatuhkannya, jangankan membayar ganti rugi, bahkan kakimu bisa patah! Katanya beberapa tahun yang lalu ada orang sial yang tertimpa patung dan kakinya patah. Patungnya juga rusak, untuk memperbaikinya menghabiskan uang yang sangat banyak!"     

Entah sejak kapan Yun Hua melepaskan tangannya dari kursi roda Bo Siqing, lalu berjalan selangkah demi selangkah menuju ke air mancur musik itu.     

Ling Nan merasa agak heran, "Yun Hua, apa yang kamu lakukan?"     

Tetapi Yun Hua seperti tidak mendengar suara Ling Nan, dia terus berjalan sampai ke depan gadis yang sedang berfoto itu, "Bisakah minggir sebentar?"     

Gadis yang berfoto itu menatap Yun Hua dengan pandangan aneh, "Aku masih belum selesai berfoto. Dacheng bisakah kamu memotret lebih cepat?"     

"Oke, oke, tadi sudah memotret beberapa kali, sangat cantik, tenang saja!" Si pria segera berkata.     

Saat itu barulah gadis itu melompat turun dari tepi air mancur dengan senyum di wajahnya, lalu berlari ke pacarnya dan melihat foto-foto di kamera digitalnya, "Hei, hasil foto dari kamera digital SN ini sangat bagus! Sayang memorinya terlalu kecil. Ayo kita ke Fakultas Sejarah, aku dengar di Fakultas Sejarah ada banyak bangunan kuno..."     

Pasangan itu pun pergi.     

Yun Hua melompat masuk ke dalam kolam air mancur.     

"Dia... sedang apa?" Wajah Ling Nan tampak bingung.     

Namun raut wajah Bo Siqing menjadi agak suram.     

Satu menit kemudian, Yun Hua menoleh dan memandang Ling Nan, satu tangannya berpegangan, dan tangan lainnya menunjuk patung wanita kuno yang sedang meniup seruling di tengah air mancur itu, "Dia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.