Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Ambisi Terbesarku Adalah Kamu



Ambisi Terbesarku Adalah Kamu

0Pikirannya tidak tenang.     

Malamnya Yun Hua bermimpi.     

Dalam mimpinya itu, dia seakan-akan kembali ke rumah sakit jiwa dan menjadi dirinya yang sangat kotor itu lagi.     

Dia dikurung di dalam sebuah bangsal berwarna putih bersih, pintu kaca yang tebal menghalangi semua udara segar.     

Dan yang paling membuatnya merinding adalah, Bo Siqing berdiri di depan pintu kaca dan sedang menatapnya!     

Di samping Bo Siqing adalah kepala rumah sakit jiwa yang sangat jahat itu. Dia dengan menyanjung sedang mengatakan sesuatu kepada Bo Siqing sambil menunjuk Yun Hua...     

Yun Hua di dalam mimpi itu menatap mata Bo SIqing.     

Mata Bo Siqing penuh dengan ketidakpedulian dan kejijikan. Dia menatap Yun Hua, sorot matanya itu seperti sedang melihat setumpuk sampah.     

Pergi!     

Jangan lihat!     

Kumohon padamu jangan lihat...     

Yun Hua berteriak dalam hati. Dia tidak ingin Bo Siqing menatapnya, tidak ingin Bo Siqing melihat dia yang begitu kotor. Tatapan Bo Siqing begitu menusuk...     

Pandangannya membuat Yun Hua merasa malu.     

Dia hanya bisa meringkuk dan membenamkan kepala di lututnya. Dia menyusut dan tidak memandang Bo Siqing, mengubur dirinya dan berpikir bahwa dia tidak melihatnya, dengan begitu dia juga bisa berpura-pura bahwa Bo Siqing juga tidak melihatnya...     

Yun Hua tiba-tiba terbangun.     

Dia duduk di tempat tidur sambil terengah-engah.     

Seluruh tubuhnya berkeringat dingin.     

Ini mimpi, benar-benar hanya mimpi.     

Hanya mimpi saja, dia masih berada di sini, dia tidak kembali ke neraka itu, terlebih lagi dia tidak muncul di depan Bo Siqing dalam gambaran yang paling tak tertahankan itu...     

Yun Hua tiba-tiba melompat turun dari tempat tidur. Tanpa repot-repot memakai sepatu dia dengan cepat berlari ke ruang baca yang dibatasi oleh tirai manik-manik, lalu mengambil tanaman kecil berbentuk hati di atas meja. Di sana masih ada tulisan selamat ulang tahun...     

Dia memegang pot bunga kecil itu dengan hati-hati, seakan-akan sedang memegang sebuah harta karun yang langka.     

Dia menyukainya.     

Menyukainya seperti orang gila!     

Sejak awal kekaguman, kecemburuan, sampai luapan semangat, kemudian kekhawatiran...     

Dia menahannya dengan sabar.     

Tetapi perasaan tidak pernah bisa dikendalikan.     

Semakin dia menahannya, semakin dia berharap.     

Dia jelas tahu bahwa dirinya tidak sepadan dengan Bo Siqing, terlebih lagi ada berbagai kesenjangan antara dirinya dan Bo Siqing.     

Tapi dia... dia tidak dapat mengendalikannya!     

Jika Qi Ziheng di kehidupan yang sebelumnya baginya adalah seutas benang penyelamat yang muncul di tengah jurang keputusasaan, satu-satunya "cahaya" yang dapat dilihatnya, dan dia hanya bisa memegangnya erat-erat...     

Maka Bo Siqing yang sekarang membangkitkan keinginannya yang paling nyata, bahkan membuat seluruh dirinya berubah!     

Setelah mengalami kehidupan yang begitu tragis dan dengan begitu beruntung dilahirkan kembali, Yun Hua benar-benar tidak dapat lebih realistis lagi.     

Namun keinginannya akan Bo Siqing membuatnya bahkan tidak peduli dengan kenyataan lagi!     

Setelah diingatkan Shen Shiying, Yun Hua pun menyadari bahwa kerinduan hatinya akan Bo Siqing telah melampaui batasan yang tidak dapat dikendalikannya.     

Keinginan ini memberikannya ambisi, ambisi dan hasrat memonopoli yang gila.     

Yun Hua tidak pernah tahu bahwa keposesifannya begitu kuat. Dia juga tidak pernah tahu bahwa ambisinya ternyata begitu besar!     

Dia ingin memonopolinya, dia ingin menjalani hidup bersamanya, dia menginginkan pria yang sempurna ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya.     

Ambisi yang melebihi kemampuannya ini benar-benar konyol.     

Namun dia menurutinya, bahkan terus menutrisinya dan membuat ambisi ini semakin membesar...     

Yun Hua menunduk, jarinya menyentuh dengan lembut daun hijau tanaman Love Hoya itu.      

Suaranya sangat lirih, namun sangat tegas.     

"Kelahiran kembali adalah hadiah terbaik dari Tuhan untukku, bertemu denganmu setelah terlahir kembali, adalah kesempatan paling sempurna yang Tuhan berikan untukku. Aku tidak akan melepaskannya, tidak akan pernah!"     

"Ambisiku terlahir karena kamu, juga tumbuh liar karena kamu. Aku tidak bisa mematahkannya, maka hanya bisa..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.