Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Ketidakpeduliannya, Dingin Menusuk Tulang



Ketidakpeduliannya, Dingin Menusuk Tulang

0Latihan dari pagi sampai siang, di sela-sela latihannya Pengurus Rumah Lin datang mengingatkannya untuk beristirahat.     

Yun Hua berusaha keras membuat dirinya tidak banyak berpikir, tapi dia benar-benar tidak bisa!     

Waktu makan siang, Bo Siqing masih belum kembali.     

Sore harinya Yun Hua melanjutkan pelatihan. Penundaan selama sebulan ini telah memutuskan rencana latihannya yang semula. Untung saja kebugaran fisiknya selalu sangat bagus. Meskipun sebelumnya dia pernah mengalami kehilangan banyak darah dan henti jantung, tapi sekarang dia sudah pulih. Sekarang dia dapat meningkatkan volume latihannya secara bertahap.     

Waktu mulai latihan sore, Yun Hua terus berpikir seandainya ada Pelatih Fan, bagaimana dia akan membimbing latihannya?     

Kejuaraan Renang Musim Dingin telah didaftarkan, gaya bebas 100 meter, 200 meter dan 400 meter.     

Yun Hua sendiri merasa bahwa kondisi fisiknya sangat baik, tapi dia tidak dapat memastikan apakah saat ini dia telah pulih ke kondisi paling prima, apakah dia bisa mencapai hasil sebelum dia terluka.     

Saat ini satu-satunya yang harus dipikirkannya adalah latihan, menggandakan latihan!     

Kejuaraan Renang Musim Dingin tahun ini akan diadakan di kota metropolis internasional, kota S, pada tanggal 22. Dia mempunyai waktu sampai 20 hari untuk persiapan, penyesuaian dan untuk berusaha keras.     

Dia tahu kalau kali ini mungkin dia tidak bisa mendapatkan peringkat yang baik karena pelatihan yang terputus selama sebulan, tapi dia harus berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus, demi meletakkan dasar untuk kompetisi lain tahun depan!     

Jika dia sedikit saja mengendur kali ini, mungkin dia akan kehilangan kualifikasi untuk berbagai kompetisi di tahun depan!     

Dia benar-benar tidak punya waktu untuk memikirkan hal lainnya, benar bukan?     

Yun Hua terus menegur dirinya sendiri agar fokus pada kompetisi.     

Singkirkan semua hal apa pun di luar pertandingan, pikirannya hanya boleh memikirkan pertandingan!     

Tapi, ini sungguh tidak semudah itu.     

.....     

Latihan yang melelahkan sepanjang sore pun selesai, sudah pukul enam sore lebih.     

Yun Hua makan sedikit, lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak, kemudian melanjutkan latihan sampai pukul sembilan baru pulang ke rumah.     

Dia juga tidak tahu, apakah dirinya benar-benar ingin berlatih dua jam lebih lama, atau ingin... menunggu Bo Siqing kembali!     

Tapi pada pukul sembilan lebih, dia sudah tidak perlu memikirkan apa-apa.     

Bo Siqing belum kembali.     

Yun Hua berganti pakaian lalu pulang ke rumah dengan mobil yang diaturkan Pengurus Lin. Ketika turun dari mobil dan masuk ke kompleks rumah, dia berdiri di bawah lampu jalan, lalu menelepon Bo Siqing lagi.     

"Kenapa sampai selarut ini masih belum selesai? Aku baru selesai latihan dan bersiap untuk pulang." Setelah telepon diangkat, Yun Hua berusaha berbicara dengan nada gembira.     

Tetapi ada keheningan lagi di ujung telepon yang lain.     

Setelah beberapa saat, terdengar suara Bo Siqing yang dingin, "Hati-hati. Beberapa hari ini ada urusan yang harus kuselesaikan, untuk sementara tidak kembali ke vila. Kamu lakukan sesukamu saja..."     

"Makan malamnya sangat hebat, terima kasih! Ah, kamu sedang menelepon? Maaf aku tidak memperhatikan. Aku baru selesai mandi. Aku mendengar pelayan berkata kalau melihat bintang dari teras hotel sangat indah..."     

Yun Hua dapat mendengarnya, itu adalah suara wanita yang tadi pagi didengarnya di telepon, sangat lembut, juga sangat manis. Hanya dari suaranya saja dapat dibayangkan bahwa dia pasti adalah seorang wanita cantik yang anggun.     

Tangan Yun Hua yang memegang ponsel pun mengencang, kemudian lebih mengencang lagi. Tenggorokannya seperti tersumbat batu. Dia tidak dapat mengucapkan satu kata pun.     

"Yun Hua, dua hari ini aku benar-benar agak sibuk, tidak terlalu nyaman menerima telepon." Nada bicara Bo Siqing sangat lambat, suaranya sangat dingin, bagaikan mata air di musim dingin, dingin menusuk tulang.     

"Oh, baiklah." Yun Hua berkata dengan suara lirih.     

"Sampai jumpa."     

"Sampai..." Sebelum Yun Hua selesai bicara, Bo Siqing sudah menutup telepon.     

Yun Hua menggenggam ponselnya, hembusan angin bertiup, membuat wajahnya menjadi dingin.     

Dia mengulurkan tangan dan mengusap wajahnya. Ternyata entah sejak kapan, air mata sudah mengalir memenuhi wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.