Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Tidak Seperti Pria Yang Sedang Jatuh Cinta



Tidak Seperti Pria Yang Sedang Jatuh Cinta

0Saat ini, hati Yun Hua bagaikan kerangka Zheng Zhu yang terkubur di bawah pohon Honey Locust, yang telah terbungkus rapat oleh akar pohon yang menjulang tinggi...     

Hanya saja di hati Yun Hua, Bo Siqing adalah pohon yang menjulang tinggi itu.     

Akarnya bukan hanya telah membungkus erat hati Yun Hua, bahkan akarnya telah terhubung ke nadi di jantungnya.     

Kalau mau mencabutnya dari jantungnya, maka harus menghancurkannya.     

Yun Hua perlahan tersenyum.     

Tidak bisa tergesa-gesa, mungkin dia seharusnya sedikit memperlambat langkahnya.     

Melakukan semuanya secara diam-diam.     

Seminggu ini, setiap pagi dan malam dia akan mengirim pesan kepada Bo Siqing. Meskipun semua pesan itu tidak mendapatkan balasan, dia tetap tidak lelah melakukannya.     

Sekarang, dia masih tidak akan menyerah, tapi bisa sedikit melambat.     

Kalau Bo Siqing benar-benar mau menghindarinya dan benar-benar tidak ingin melihatnya, maka tingkah lakunya ini hanya akan membuat pria itu merasa terganggu.     

Tunggu, dia sedang menghindarinya?     

Yun Hua tertegun.     

Dia tidak tahu mengapa pemikiran ini tiba-tiba bisa muncul di benaknya. Tapi ketika pemikiran ini muncul, dia benar-benar sangat terkejut.     

Dia sedang menghindarinya?     

Mengapa?     

Mengapa?     

Mengapa?     

Hari itu dia memang mendengar suara wanita di telepon Bo Siqing, dia bahkan menduga Bo Siqing dan wanita itu memiliki hubungan yang dekat...     

Dia merasa Bo Siqing sepertinya sedang berpacaran.     

Tapi rasanya tidak juga.     

Dia sedikit pun tidak seperti pria yang sedang jatuh cinta.     

Meskipun sikapnya terhadap Yun Hua tiba-tiba berubah menjadi dingin dan asing, tapi entah mengapa, Yun Hua sedikit pun tidak merasa kalau hubungan mereka menjadi asing...     

Jadi, mengapa menghindarinya?     

Mungkin, dia memang seharusnya membiarkan Bo Siqing lebih tenang.     

Kalau memang mau menghindarinya, mungkin seharusnya dia membiarkannya menghindar.     

Bagaimanapun Yun Hua masih terlalu kecil. Sekalipun dapat mengejar langkahnya, dia tetap tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi lebih baik beri dia waktu untuk bernapas.     

Pelatihan di minggu kedua adalah pengujian terus-menerus. Pelatihan dan pengujian diadakan secara interaktif.     

Hasil ujian pertama tidak terlalu bagus.     

Nilai dari gaya bebas 100 meter, 200 meter, dan 400 meter Yun Hua, hanya yang 400 meter yang masih bisa agak dilihat.     

Tetapi Fang Mengying hanya meliriknya tanpa mengatakan apa pun.     

Yun Hua juga sangat tertekan dalam hatinya.     

Renangnya tidak cukup bagus, dia tahu, karena masih ada beberapa masalah dengan kekuatannya, atau lebih sederhananya, dia tidak mengerahkan seluruh tenaga.     

Di hari kesepuluh latihan grup, ada pengujian sekali lagi.     

Ada peningkatan pada berbagai nilai Yun Hua, tapi, semuanya biasa-biasa saja.     

Sedangkan Fan Zitong, sangat luar biasa dalam kategori apa pun!     

Sore hari seusai latihan, Fan Mengying menemukan Yun Hua.     

"Dulu aku pernah berkata, bakatmu bagus, tapi yang lebih kukagumi adalah kerja kerasmu, ketajaman yang ada pada dirimu itu. Tapi sekarang, maaf aku tidak melihat kelebihan apa pun pada dirimu."     

Fan Mengying berkata blak-blakan tanpa sungkan, "Kalau kamu terus begini, maka kamu hanyalah salah satu dari atlet yang biasa-biasa saja. Juara? Mimpi!"     

Malam ini Yun Hua tidak menambah latihannya.     

Dia masih di kolam renang, tapi tidak ingin berlatih.     

Dia sudah sangat bekerja keras, setiap malam orang lain sudah pergi pada pukul tujuh, tapi dia menambah latihan sampai pukul sembilan. Dia benar-benar sudah sangat bekerja keras. Mengapa...     

Setelah berganti pakaian, Yun Hua membawa ranselnya, dan pertama kalinya tidak langsung kembali ke hotel setelah latihan tetapi dia ingin pergi makan sesuatu.     

Dia ingin makan BBQ, ingin makan kentang goreng, ingin makan berbagai jenis junk food... Saat melewati toko kue, aroma manis menguar, Yun Hua seketika tidak bisa bergerak.     

Dia memikul tasnya sambil mendekat ke jendela kaca, melihat kue-kue yang cantik itu dan terus menelan ludah.      

"Mau makan?" Terdengar suara dari atas kepalanya.     

Yun Hua menoleh, wajahnya seketika menjadi dingin. Qi Ziheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.