Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Cinta Monyet



Cinta Monyet

0Tidak ada jawaban.     

Zhousheng Beiqian tidak berhenti, tapi terus bertanya, "Sedikit ke atas lagi, telinganya, apakah cukup bulat dan mulus?"     

"Terus ke depan, apakah hidungnya mancung? Apakah pipinya berdaging?"     

"Apa warna bibirnya? Bagaimana dengan matanya? Bulu matanya..."     

Sebelum Zhousheng Beiqian selesai bicara, Bo Siqing tiba-tiba membuka matanya.     

Dia memandang Zhousheng Beiqian dengan tatapan mata bagaikan anak panah.     

Zhousheng Beiqian juga menatapnya dan merentangkan tangan dengan tidak berdaya. Dia sudah tahu, sugesti psikologis semacam ini sama sekali tidak dapat dilakukan kepada Bo Siqing.     

"Kamu sudah melihatnya, benar bukan?" tanya Zhousheng Beiqian.     

Bo Siqing tidak berbicara.     

Zhousheng Beiqian sangat tidak berdaya, "Kakak Kedua, kalau ada pertanyaan kamu bisa langsung bertanya padaku. Kamu tidak bisa menjadi pasien yang memenuhi syarat. Aku juga tidak bisa menjadi konselor psikologismu. Kalau begitu langsung ajukan pertanyaan saja."     

Ada keheningan di dalam ruangan itu.     

Setelah beberapa saat, Bo Siqing akhirnya perlahan mulai. Dia menatap Zhousheng Beiqian, "Umur kami tidak sepantaran, pikiranku terhadapnya sangat tidak wajar, benar bukan?"     

Zhousheng Beiqian mengangkat alisnya tanpa terkejut sama sekali.     

"Kakak Kedua, apa kamu sudah melihat semua kaset video yang kuberikan padamu itu?" Tanya Zhousheng Beiqian.     

Alis Bo Siqing berkerut, ada kejijikan yang tidak bisa disembunyikan di matanya. Dia mengangguk, "Sudah."     

"Bagaimana rasanya?"     

"Jijik."     

Zhousheng Beiqian mengangguk-anggukkan kepala, "Ya, orang normal akan merasa jijik, karena itu benar-benar sekumpulan sampah, benar-benar cabul. Kakak Kedua, perlukah aku menjelaskan kepadamu semua standar diagnosa cabul itu?"     

Bo Siqing tidak bersuara.     

Zhousheng Beiqian bertanya lagi, "Apakah kamu pernah terpikir untuk berperilaku seperti itu dengannya?"     

Bo Siqing menggeleng.     

Zhousheng Beiqian melanjutkan pertanyaannya, "Selain dia, apa kamu pernah menyukai gadis lain seusianya?"     

"Tidak pernah." Bo Siqing memberikan jawaban hampir tanpa berpikir.     

"Lalu apakah kamu pernah memiliki rasa suka semacam ini terhadap orang lain? Tidak ada batasan umur dan status." Zhousheng Beiqian bertanya lagi.     

Bo Siqing mengernyit dan tetap menjawab langsung, "Tidak ada siapa pun."      

Zhousheng Beiqian bersandar ke sofa, merilekskan tubuhnya, "Kakak Kedua, aku bisa mengerti bahwa kamu memiliki kesan baik terhadapnya, yang belum pernah kamu miliki sebelumnya. Jadi sebenarnya kamu juga tidak tahu perasaan apa ini, benar bukan?"     

"Kamu hanya menyadari kalau kamu menyukainya, ini adalah jenis perasaan yang belum pernah kamu miliki terhadap lawan jenis mana pun. Tapi ada perbedaan usia antara kamu dan dia, jadi kamu bingung. Kamu berpikir bahwa dirimu adalah orang cabul... tapi sebenarnya, itu sama sekali berbeda."     

Zhousheng Beiqian menghela napas, lalu berkata dengan suara rendah, "Orang cabul yang sesungguhnya tidak akan peduli apakah itu akan melukai targetnya atau tidak. Di mata mereka hanya ada fantasi dan dorongan. Ketika melihat target mereka, mereka akan memikirkan X, akan berfantasi tentang hal yang memuaskan dan menjijikan itu..."     

Bo Siqing mengatupkan bibirnya rapat-rapat, tangan yang diletakkan di sisi tubuhnya juga mengepal.     

Zhousheng Beiqian tersenyum, "Kakak Kedua, meskipun kamu sudah 19 tahun, tapi kamu belum pernah mengalami pubertas yang sebenarnya. Kalau masa pubermu yang berada di usia 12-18 tahun dijalani di SMP dan SMA, maka kamu akan mendapati bahwa pada anak laki-laki dan perempuan yang dalam masa puber mudah timbul emosi yang kabur, itu namanya cinta monyet!"     

"Kakak Kedua, cinta monyetmu datangnya agak terlambat."     

Cinta monyet.     

Bo Siqing tidak pernah mengira kalau kata ini akan dipakai pada dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.