Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Tuan Muda Kedua Bo Tingkat TK



Tuan Muda Kedua Bo Tingkat TK

0Zhousheng Beiqian berdiri dan menuangkan anggur merah untuk dirinya sendiri, lalu mengangkat gelasnya pada Bo Siqing, "Aku tahu kamu tidak minum, jadi tidak kutuangkan untukmu."     

Bo Siqing masih duduk di tempatnya sambil mengernyit menatap Zhousheng Beiqian.      

Zhousheng Beiqian menyesap anggurnya perlahan, lalu tersenyum ringan, "Aku lebih tua lima tahun darimu, tapi aku tidak pernah merasa enggan memanggilmu Kakak Kedua, karena segalanya tentangmu ada di atasku! Tapi sekarang, kita benar-benar harus saling bertukar panggilan. Dulu aku tidak pernah merasakan ada manfaatnya menjadi lima tahun lebih tua darimu. Sekarang, ah, akhirnya aku menemukannya. Dalam hal perasaan, kamu adalah tingkat taman kanak-kanak!"     

Melihat wajah Bo Siqing yang agak kela, suasana hati Zhousheng Beiqian sangat gembira.     

"Aku melewati masa puber umur 12-18 tahun di sekolah biasa yang sesungguhnya. Tidak sepertimu, sekolah SD, SMP, dan SMA-mu semuanya dilakukan di perguruan tinggi. Kamu harus tahu, psikologis dan fisiologis seseorang sama saja, perlu tumbuh perlahan-lahan. Pertumbuhanmu terlalu terburu-buru."     

Zhousheng Beiqian menyeringai, "Dengan kata lain, Kakak Kedua, pikiranmu cukup matang, tapi perasaanmu memiliki banyak kekurangan! Apa kamu tahu kapan pertama kalinya aku memiliki emosi yang kabur pada anak perempuan?"     

Dahi Bo Siqing berkerut, Dia mendengarkan perkataan Zhousheng Beiqian dengan sikap serius yang belum pernah ada sebelumnya.     

"Ehm, waktu aku kelas tiga SD, umur 8 tahun, aku menjadikan gadis tercantik di kelas sebagai pacarku. Tentu saja, dia kemudian menjadi pacar orang lain karena sekantong coklat." Zhousheng Beiqian mengangkat bahu, "Waktu SMP kelas satu, aku jatuh cinta untuk pertama kalinya. Aku sengaja meminjam buku PR gadis itu, lalu menulis catatan dan menyelipkannya dalam bukunya, kemudian mengembalikannya padanya... Aku juga sengaja meminjam penghapusnya dan menulis namaku di penghapusnya. Oh ya, aku juga mengukir kata-kata 'XX Aku suka kamu' di bagian dalam mejanya, tapi sepertinya dia tidak pernah menemukannya."     

"Siapa XX?"     

"Ah, tidak penting... Baiklah, sebenarnya karena sudah terlalu lama, aku memang sudah agak lupa namanya..." Zhousheng Beiqian agak malu, "Itu bukan intinya, intinya adalah, setelah bertahun-tahun berlalu, aku tidak bisa mengingat nama dan wajahnya, tapi aku bisa mengingat perasaan waktu iu. Perasaan semacam itu, apakah kamu pernah memilikinya, Kakak Kedua?"     

"Tidak pernah."     

"Benar, kan?!" Zhousheng Beiqian berkata lagi, "Aku benar-benar serius jatuh cinta mungkin di kelas tiga SMP. Saat itu aku baru 14 tahun. Perwakilan bahasa Inggris kelas kami sangat cantik, dengan dua lesung pipit, gigi gingsul, karakternya seperti si pedas kecil. Aku menulis lusinan surat cinta untuknya!"     

Mata Zhousheng Beiqian berbinar gembira, "Saat itu, aku benar-benar merasa dia sangat manis. Awalnya dia sangat membenciku, aku selalu tidak tahan untuk menggodanya. Melihat wajah marahnya, aku berpikir itu sangat manis. Aku mencari tahu telepon rumahnya, setiap hari meneleponnya. Kalau mamanya yang menjawab, aku pun bilang salah menelpon dan menutupnya. Kalau dia yang menjawab, aku menyuruhnya menebak aku siapa... ahem..."     

Bo Siqing menatap Zhousheng Beiqian dengan sorot mata yang benar-benar sangat rumit.     

"Kenapa melihatku seperti itu?" Zhousheng Beiqian tidak bisa berkata-kata, "Ini sangat normal, oke? Bukankah cinta monyet anak SMP seperti ini?! Coba saja kamu tanyakan hal ini, ada banyak sekali orang yang pernah melakukannya! Hanya orang seperti kamu yang tidak memiliki masa kanak-kanak dan remaja ini yang tidak pernah mengalami cinta monyet!"     

"Oh bukan, sekarang akhirnya kamu mulai mengalami cinta monyet. Hanya sayangnya kamu belum pernah mengalaminya sebelumnya, jadi saat perasaan semacam ini tiba-tiba datang, kamu pun jadi ketakutan dibuatnya! Bahkan takut kalau dirimu sendiri adalah orang mesum!"     

Zhousheng Beiqian mengejek tanpa sungkan, "Kakak Kedua, percaya tidak dalam hal cinta monyet ini, anak laki-laki mana pun di kelas Yun Hua lebih hebat daripada kamu?"     

"Kudengar surat dan coklat yang diterima Yun Hua setiap hari bisa memenuhi laci mejanya."     

"Dan beberapa hari yang lalu, bukankah Ming Qi berkata bahwa ada seorang anak laki-laki SMA yang mengajak Yun Hua di depan umum untuk menontonnya main basket? Nah, ini adalah tanda-tanda cinta monyet..."     

"Kakak Kedua, kamu melewatkan terlalu banyak hal."     

"Sekarang belum terlambat untuk mengalami kembali apa itu yang disebut cinta monyet..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.