Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Alangkah Buruknya Kalau Sampai Pacarmu Salah Paham



Alangkah Buruknya Kalau Sampai Pacarmu Salah Paham

0Alis Bo Siqing tidak meregang sama sekali.     

Zhousheng Beiqian tersenyum, "Dia sedang meminta bantuanku! Dia tahu aku adalah psikiater, tapi dia tidak segan meminta bantuan padaku. Ini adalah fenomena yang bagus!"     

Bo Siqing tidak bersuara.     

Zhousheng Beiqian berkata, "Harus memberinya semacam rasa aman, agar dia tahu saat menemui masalah, ada orang yang bisa dimintai pertolongan! Hal ini sangat penting!"     

Bo Siqing mendongak dan menatap Zhousheng Beiqian.     

Zhousheng Beiqian tersenyum kecil, "Kakak Kedua, dia meminta bantuanku, tapi tidak berarti dia memercayaiku. Sangat sulit mendapatkan kepercayaannya, tapi, begitu benar-benar mendapatkan kepercayaannya, maka kamu pun mendapatkannya."     

.....     

Setelah berbicara kepada Zhousheng Beiqian, suasana hati Yun Hua sedikit lega.     

Zhousheng Beiqian berkata bahwa itu normal kalau tangannya terasa sakit, karena lukanya sepertinya sudah sembuh, tapi sel dan jaringan di dalamnya masih belum sepenuhnya tumbuh dengan baik. Waktu satu bulan tidak cukup untuk memperbaiki sel dan jaringan secara menyeluruh.     

Jadi merasa lukanya sakit itu sangat normal.     

Tidak ada jalan pindah untuk memulihkan jaringan, kecuali dipijat memakai obat luka keluarga Zhong, dengan begitu baru bisa menambah kecepatan pemulihan. Tetapi itu juga hanya menambah kecepatan pemulihan, tetap tidak bisa langsung sembuh.     

Mengulurkan tangan dan menyentuh bekas lupa di telapak tangannya, Yun Hua menghela napas dengan tak berdaya.     

Sebenarnya semua ini salahnya sendiri. Kalau tidak cari masalah, dia tidak akan mati. Sekarang akhirnya dia pun menyadarinya.     

Saat dia sedang akan tidur, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah pesan teks masuk.     

"Datanglah ke kamarku sebentar."     

Yun Hua tertegun, pesan dari Bo Siqing?     

Dia agak ragu-ragu...     

Sudah beberapa hari, ini pertama kali Bo Siqing membalas pesannya. Seperti orang yang sudah lama menghilang, tiba-tiba ada kabarnya...     

Yun Hua tiba-tiba merasa agak tidak nyata.     

Sebenarnya dia pernah berpikir untuk melepaskannya. Bagaimanapun hal terpenting baginya saat ini adalah ikut kompetisi. Seharusnya dia memfokuskan seluruh pikirannya pada kompetisi.     

Meskipun dia banyak memikirkan Bo Siqing, namun ini juga bukan sesuatu yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Dia seharusnya semakin fokus pada kompetisi.     

Selain itu dia dengan jelas dapat melihat bahwa Bo Siqing sedang menghindarinya. Makanya dia tidak kelihatan jejaknya selama berhari-hari ini, juga tidak ada kabar apa pun.     

Dia juga seharusnya tidak terlalu menyebalkan, bukankah begitu?     

Dia benar-benar sudah memutuskan untuk tidak mengganggunya untuk sementara, juga untuk sementara tidak terlalu banyak memikirkannya dan fokus ke kompetisi, tapi Bo SIqing tiba-tiba ada kabar lagi...     

Memintanya ke sana sebentar?     

Bagaimana mungkin Yun Hua menolaknya!     

Sambil menggenggam erat ponsel, pada akhirnya Yun Hua pun melompat turun dari tempat tidur. Dia juga tidak ingin mengganti baju tidurnya, jadi dia langsung memakai jaket dan keluar.     

Berdiri di depan pintu kamar Bo Siqing, dia mengangkat tangan, tetapi ragu-ragu dan tidak pernah bisa menekan bel pintu.     

Di saat dia ragu-ragu itu, pintu di depannya tiba-tiba terbuka!     

Bo Siqing berdiri di pintu sambil menatapnya, "Masuk."     

Wajahnya sangat datar, sama seperti sikapnya selama beberapa hari ini, dingin dan asing. Sama sekali berbeda dengan Bo Siqing yang dulu datang ke rumahnya.     

Yun Hua mengerutkan bibirnya, mengepalkan tinjunya, tiba-tiba mundur selangkah dan melemparkan senyuman kepada Bo Siqing, "Kak Qing, ada perlu apa kamu memanggilku datang kemari? Ehm... sudah terlalu malam, aku tidak usah masuk saja. Kamu adalah laki-laki dan aku perempuan... ini kurang baik."     

Alis Bo Siqing seketika mengernyit, "Apa?"     

Yun Hua menarik napas dalam-dalam, senyum di wajahnya tidak berubah, dan dia mengedipkan matanya dengan nakal, "Kak Qing, aku juga seorang gadis. Tengah malam pergi ke kamar laki-laki, aku juga akan merasa malu! Selain itu, kalau sampai pacarmu salah paham, itu akan sulit untuk dijelaskan! Benar tidak menurutmu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.