Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Permen Tuan Muda Kedua Bo Yang Manis



Permen Tuan Muda Kedua Bo Yang Manis

0Yun Hua menatap piring makan yang cantik di tangannya itu.     

Di dalamnya ada segumpal nasi seukuran apel kecil, di sampingnya ada lima udang putih dan empuk yang sudah dikupas, dada ayam yang dimasak dengan sangat empuk dan hanya ada sedikit saus untuk bumbunya. Kemudian, di sebelahnya ada lima kuntum brokoli rebus yang sangat indah.     

Lalu juga ada salad buah dan sayuran, tanpa saus salad, hanya dibumbui dengan yoghurt.     

Selain ini, ada sup iga jagung yang benar-benar tanpa minyak, warna kuahnya sangat indah!     

Benar-benar hidangan yang amat sangat sehat!     

Tetapi melihat ikan kod goreng, udang pedas dan cumi goreng di depan Bo Siqing...     

Yun Hua benar-benar ingin menangis!     

Dia tahu kalau dirinya akan segera menghadapi kompetisi, jadi dia harus memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya, tidak boleh memakan apa pun yang mungkin akan mempengaruhi tes urin. Cara makanannya dimasak bahkan harus lebih diperhatikan lagi, sebaiknya tidak menambahkan bumbu apa pun, bahkan garam pun hanya boleh sedikit saja...     

Tapi makan makanan bergizi seperti ini rasanya benar-benar seperti mengunyah lilin!     

Yun Hua menghabiskan makanannya dengan wajah sedih. Bo Siqing sudah selesai makan dari tadi, dia makan dengan sangat cepat. Yun Hua bahkan ragu, apakah Bo Siqing benar-benar dapat mencicipi rasa makanannya dengan cara makan seperti itu?     

Makanan yang begitu lezat itu...     

Setelah makan malam, masih ada sedikit rasa yang samar di dalam mulut, semacam perasaan yang sangat tidak memuaskan.     

Seperti kadang-kadang ketika perut jelas-jelas sudah kenyang, tetapi mulut masih belum ingin berhenti mengunyah.     

Saat ini itulah yang dirasakan Yun Hua.     

"Aku sudah kenyang, terima kasih untuk makan malamnya. Sampai jumpa."     

"Tunggu sebentar."     

Bo Siqing tiba-tiba memanggilnya, "Ulurkan tanganmu."     

Yun Hua mengerjapkan matanya dan tertegun sejenak.     

Tetap Bo Siqing sudah mengulurkan tangan dan meraih tangannya, kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya dengan tangannya yang lain dan meletakkannya di telapak tangan Yun Hua.     

Yun Hua menunduk dan melihatnya.     

Sebuah permen susu White Rabbit!     

"Hadiah. Cepatlah tidur."     

"..."     

Sekembalinya ke rumah, Yun Hua membuka bungkus permen itu lalu memasukannya ke dalam mulutnya.     

Kertas beningnya meleleh, wangi susu memenuhi mulutnya.     

Permen ini sangat manis.     

Seolah dapat menekan seluruh kepahitan di dunia.     

.....     

Saat berbaring di tempat tidur, Yun Hua menghela napas perlahan.     

Ketika Bo Siqing mengerutkan keningnya, Yun Hua tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkannya. Ketika Bo Siqing peduli, Yun Hua tidak bisa menahan rasa sukanya.     

Sebuah permen darinya ini jauh lebih baik daripada hadiah terbaik di dunia.     

Mungkin ini adalah... suasana hati ketika menyukai seseorang.     

Pahit mengikis tulang, manis menembus hati.     

Begitu pahitnya sampai napas pun membeku.     

Tetapi juga begitu manis sampai hati menjadi sakit...     

Keesokan harinya.     

Pukul delapan, Jiang Yong sudah muncul di lantai bawah kompleks tempat tinggal Yun Hua.     

Ada banyak kakek dan nenek yang bangun pagi dan berolahraga di kompleks ini di pagi hari.     

Jiang Yong membawa sekantong permen di tangannya dan membagi-bagikannya kepada orang yang ditemuinya.     

"Aku sudah menemukan adik perempuanku! Keluargaku miskin, tidak mampu membeli yang lain, silakan semuanya makan permen agar suasana menjadi ceria." Jiang Yong terus mengatakannya setiap kali bertemu orang.     

Sekelompok pria dan wanita tua mengambil permennya. Mereka menjadi semakin tidak sabar mendengarkan gosip yang dikatakan orang-orang.     

"Ternyata Xiao Jiang adalah adik perempuanmu!"     

"Bagaimana bisa hilang?"     

"Ya, sudah bertahun-tahun, baguslah kalau sudah ketemu!"     

Semua orang saling berbicara bersama-sama, tidak ada yang meminta bukti. Hanya berdasarkan kata-kata sepihak Jiang Yong saja mereka semua yakin bahwa Jiang Huanqing adalah adik perempuan Jiang Yong.     

Jiang Yong menghela napas, "Ibuku sakit kanker, hidupnya hanya tinggal beberapa hari saja. Satu-satunya hal yang masih mengganjal hatinya adalah adik perempuanku ini. Aku harus menemukannya, kalau tidak ibuku tidak akan bisa meninggal dengan tenang! Kami sekeluarga sudah mencarinya selama bertahun-tahun. Bisa dikatakan ini juga kebetulan, beberapa hari yang lalu aku ke sini untuk menemui teman dan tanpa sengaja melihat adikku. Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi aku langsung bisa mengenalinya, dia pasti adikku! Benar saja, setelah mencari tahu, ternyata memang benar! Ini adalah berkat dari Tuhan!"     

"Benar-benar berkah!     

"Ya, baguslah kalau sudah ketemu, baguslah..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.