Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Terima Kasih, Kak Qing



Terima Kasih, Kak Qing

0Sebenarnya setelah naik pesawat, Yun Hua tidak punya waktu untuk peduli dengan Bo Siqing.     

Waktunya terlalu sedikit, jadi seluruh waktu luangnya harus digunakan secara rasional.     

Setelah membuka laptop, dia pun mulai mengirim surel kepada Qin Qi, mengkomunikasikan pemikirannya tentang proyek mereka!     

Kalau hanya mengerjakan satu proyek saja, maka "Mimpi Istana Qing" miliknya tidak perlu difilmkan. Dia bisa menemukan banyak sekali novel yang cocok untuk difilmkan, bahkan tidak masalah kalau dia menulis sebuah cerita pendek lain.     

Tapi kalau mau mengikuti pemikirannya, yaitu untuk membuat sebuah perusahaan drama idola kelas satu dalam negeri, maka dia harus memikirkannya matang-matang.     

Yun Hua sedang menulis perencanaan.     

Dia tidak tahu bagaimana menulis perencanaan secara profesional, tapi dia tahu apa yang ingin dilihat Qin Qi.     

Pertama, tujuan terakhir.     

Kedua, kelayakan perencanaan.     

Ketiga, rencana spesifik.     

Tidak perlu merangkai terlalu banyak kata, hanya perlu menulis hal-hal paling mendasar sekaligus yang paling dipedulikan oleh setiap bos saja.     

Yun Hua dengan cepat menyelesaikan tulisannya. Setelah mengirim email, pesawat sudah mendarat.     

Dia meregangkan pinggangnya. Begitu menoleh dia pun bertatapan dengan mata Bo Siqing.     

"Ah, kamu..." Yun Hua terkejut, "Kenapa melihatku seperti itu?"     

"Kamu sangat akrab dengan Qin Qi?" Bo Siqing mengernyit.     

Yun Hua tertegun, "Kamu mengintip email yang kutulis!"     

"Aku melihat dengan terang-terangan, kamu tidak menutupinya." Bo Siqing berkata tanpa sedikit pun rasa bersalah.     

Yun Hua cemberut, tapi dia memang tidak keberatan Bo Siqing melihatnya.     

"Berhubungan beberapa kali, tidak bisa dibilang sangat akrab. Tapi ke depannya akan lebih akrab. Aku berencana untuk bekerja sama dengannya," kata Yun Hua.     

"Di bidang film dan televisi?"     

"Benar." Yun Hua mengangguk.     

"Kalau kamu ingin berkembang dalam bidang ini, aku mempunyai kandidat yang lebih cocok." Bo Siqing langsung berkata.     

Yun Hua tersenyum, "Tidak perlu, Kak Qi cukup bagus. Dan lagi kerja samaku dengannya sepenuhnya bisnis, tidak melibatkan relasi dan perasaan. Ini cara kerja sama yang kuinginkan."     

Bo Siqing menatapnya selama beberapa saat, lalu berkata datar, "Mau pengacara?"     

"Mau!" Mata Yun Hua seketika berbinar, "Mau, tapi... aku tidak mampu membayar biaya konsultasi yang mahal."     

"Pakai komisi."     

"Boleh! Sangat boleh!" Yun Hua sangat bersemangat.     

Lagi pula dia memang kekurangan seorang pengacara yang berpengetahuan luas. Bagaimanapun dalam kontrak dan negosiasi profesional, dia sebenarnya sangat amatir. Karena dia berbisnis dengan Qin Qi dan sepenuhnya mengikuti prosedur bisnis, maka tentu saja dia membutuhkan seorang pengacara yang berkualifikasi.     

"Tapi... bagi orang lain kasusku ini terlalu kecil, bukan? Dia... mungkin tidak mau repot..." Hati Yun Hua agak kecewa.     

"Kalau dia begitu dangkal, maka kamu bisa menggantinya dengan yang lain." Bo Siqing berkata dengan nada datar.     

"Terima kasih, ya, Kak Qing." Yun Hua tersenyum, suasana hatinya sangat baik, "Setelah proyeknya selesai, aku akan mentraktirmu makan, oke?"     

"..."     

Setelah turun dari pesawat, mobil hotel datang menjemput.     

Sudah sangat larut ketika mereka sampai di hotel, semua orang pun kelelahan. Beristirahat lebih awal, kapten berkata bahwa mereka akan berkumpul lagi besok sore agar semua orang dapat beristirahat dengan baik.     

Besok paginya, jam biologis Yun Hua membuatnya bangun lebih awal.     

Karena dia bersama ibunya dan hotel juga atas biaya sendiri, maka kamar hotelnya diatur agak jauh dari kamar anggota tim lainnya. Tapi... tetap dekat dengan kamar Bo Siqing.     

Ketika Yun Hua berdiri di balkon pagi-pagi sekali untuk menghirup udara segar, begitu menoleh, dia dapat melihat balkon kamar sebelah. Bo Siqing sedang menelepon.     

Melihat Bo Siqing memandangnya, Yun Hua bergegas melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum cerah.     

Alangkah indahnya pagi hari seperti ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.