Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Yang Bersembunyi di Kamar Putriku…



Yang Bersembunyi di Kamar Putriku…

0Ketika Jiang Huanqing kembali ke hotel dan membuka pintu kamar dengan kartunya, dia pun melihat Yun Hua duduk seorang diri di sofa.     

Saat ini, pengaturan di tim provinsi tidak begitu ketat.     

Yun Hua ditemani ibunya, jadi normal bahwa dia tidak tinggal bersama dengan anggota tim lain dari provinsi lainnya, tapi mereka tetap berada di hotel yang sama.     

Agar Yun Hua bisa tinggal dan beristirahat dengan lebih nyaman, waktu memesan kamar Jiang Huangqing memesan business suite, jadi mereka berdua memiliki kamar tidur masing-masing, juga masih ada ruang tamu dan balkon.     

Saat ini, Yun Hua duduk di sofa ruang tamu dengan kedua tangan memegang pipinya, seperti sedang… terkikik?     

Jiang Huanqing agak ketakutan.     

Prestasi putrinya dalam kompetisi sangat bagus, tapi dia juga tidak sampai cekikikan, kan?     

"Huahua?" Jiang Huanqing tidak tahan dan memanggilnya.     

Yun Hua menoleh. Melihat ibunya, dia ingin menghentikan senyuman di wajahnya, tapi tidak bisa.     

"Ma."     

"Ada apa ini?" Jiang Huanqing menatap Yun Hua dengan sorot mata yang aneh, "Ada hal bagus apa?"     

Yun Hua berdiri, kedua tangannya di belakang punggung, dia menggigit bibirnya, tetapi lengkungan di sudut mulutnya masih sangat jelas. Matanya juga melihat ke mana-mana, "Tidak ada…"     

"Anak ini." Jiang Huanqing dibuat bingung olehnya, "Kenapa kamu masih memakai baju ini? Apa kamu tidak mandi dan ganti baju setelah kembali ke hotel? Oh ya, krim sunscreen yang waktu itu kubeli ada di kopermu… sudahlah, akan kuambil sendiri, kamu juga tidak akan bisa menemukan di mana aku menaruhnya."     

Setelah berbicara Jiang Huanqing langsung berjalan menuju kamar Yun Hua, mengulurkan tangannya hendak membuka pintu.     

Yun Hua tertegun sejenak, namun seketika matanya melebar. Lalu dia segera berlari ke sana dan merentangkan kedua lengannya untuk menghalangi pintu.     

Gerakannya itu terlalu besar dan terlalu tiba-tiba, Jiang Huanqing sangat kaget dan cepat-cepat mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk dadanya sambil memelototi Yun Hua, "Anak ini, apa-apan?! Mengagetkanku saja!"     

"Tidak apa-apa… krim sunscreen, aku tahu di mana tempatnya. Biar kuambilkan." Yun Hua buru-buru berkata.     

Jiang Huanqing menatapnya selama beberapa saat, sorot matanya semakin aneh, "Ada apa sebenarnya? Di kamarmu…"     

Saat ini, pintu yang dihadang di belakang Yun Hua terbuka.     

Bo Siqing yang rambutnya masih agak berantakan menggosok-gosok matanya, sepertinya dia masih belum terlalu sadar. Setelah menggoyang-goyangkan kepalanya, barulah dia dapat melihat Jiang Huanqing dengan jelas.     

Dia bergegas tersenyum, "Bibi Jiang?"     

Jiang Huanqing, "…"     

Tidak peduli siapa pun itu, tiba-tiba mendapati ada seorang pria muncul dari kamar putrinya, jantungnya nyaris meledak!     

…..     

Jiang Huanqing duduk di sofa.     

Di sofa depannya, Bo Siqing dan Yun Hua duduk berjajar. Terutama Bo Siqing, punggungnya sangat tegak, kedua tangan di belakang. Posisi duduk ini tidak bisa lebih memenuhi standar aturan lagi, benar-benar seperti siswa SD yang melakukan kesalahan dan dihukum duduk!      

Yun Hua duduk di sebelahnya dengan kepala tertunduk, satu tangan di atas pangkuannya, dan tangan lainnya juga di belakang tubuhnya.     

"Bibi, maaf mengejutkan Anda." Sikap Bo Siqing sangat sopan.     

Yun Hua menunduk, sama sekali tidak berani mengangkat kepala untuk menatap wajah ibunya.     

"Aku sedang terburu-buru, beberapa hari tidak tidur, jadi agak mengantuk. Tapi, hotel ini penuh, tidak ada kamar lagi…"     

Dengan nada Bo Siqing yang begitu tulus, mana mungkin Jiang Huanqing masih cemberut.     

"Pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Jiang Huanqing.     

Bo Siqing cepat-cepat mengangguk, "Sudah, selanjutnya hanya beberapa urusan tertulis."     

"Apakah tulangmu sudah sembuh?" Jiang Huanqing bertanya lagi.     

"Ya, jangan khawatir, sudah sembuh." Bo Siqing tersenyum dengan sangat indah.     

Yun Hua terus menundukkan kepala, lengkungan di sudut bibirnya benar-benar tidak bisa ditahan.     

Di belakang punggungnya, jarinya dikait, diremas dan digosok oleh Bo Siqing…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.