Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Begitu Banyak Orang yang Memandangmu, Aku Tidak Senang



Begitu Banyak Orang yang Memandangmu, Aku Tidak Senang

Bus ini ternyata memang menuju ke kawasan bisnis pusat kota.     

Setelah tiga halte, hampir semua orang di dalam bus akan turun.     

Yun Hua menarik-narik ujung pakaian Bo Siqing, "Ayo kita turun juga, kamu tidak membawa barang-barang… juga tidak ada pakaian ganti, kan."     

"Iya."     

Juga di saat Yun Hua terpikir tentang pakaian, tiba-tiba dia pun menyadari bahwa baju Bo Siqing sangat aneh.     

Karena cuacanya, bulan Mei di kota F sudah sangat panas. Bo Siqing sudah melepas mantel hujan yang dipakai saat kembali, sekarang dia mengenakan baju yang modelnya sangat aneh, gayanya sangat eksotis.     

Yun Hua tiba-tiba bertanya, "Bajumu ini…"     

"Oh, aku pulang dengan terburu-buru, lupa menggantinya. Ini pakaian lokal negara S di Afrika." Bo Siqing menatapnya sambil tertawa ringan, "Kenapa? Menurutmu apa yang kupakai ini jelek?"      

Yun Hua seketika memutar bola matanya dengan terang-terangan lalu mendengus, "Justru karena terlalu bagus, semua orang memandangmu, aku tidak senang!"     

Kata-katanya ini tidak bohong.     

Dengan tinggi badan, penampilan, serta aura Bo Siqing, bahkan jika dia mengenakan karung beras, kearoganan yang tertanam dalam dirinya sama sekali tidak dapat diubah!     

Misalnya saja baju dengan gaya eksotis yang dipakainya ini, seandainya dikenakan oleh orang lain yang auranya sedikit kurang, makan akan memberikan kesan sangat murahan.     

Tetapi bila Bo Siqing yang memakainya… bagaimanapun akan terlihat bagus.     

Lengkungan di sudut bibir Bo Siqing semakin naik, senyuman di matanya sangat dalam.     

Sejujurnya, pakaian pria bermerek bagus yang diketahui Yun Hua juga hanya beberapa saja. Di kalangan pekerja kerah putih biasa, merek-merek ini sudah sangat mahal. Mereka akan memaksakan diri untuk membeli satu, lalu menyimpannya dengan hati-hati dan hanya akan memakainya untuk acara-acara penting tertentu.     

Yun Hua juga merasa bahwa merek-merek itu sangat mahal.     

Tapi dia tahu, bagi Bo Siqing mungkin merek-merek itu sama sekali tidak menarik di matanya.     

"Mungkin kamu tidak terbiasa memakai baju-baju ini, asal beli saja dulu dua set." Kata Yun Hua.     

Bo Siqing mengaitkan bibirnya, "Aku terbiasa memakai apa pun, aku tidak semanja itu."     

Yun Hua mengedipkan matanya, tiba-tiba dia menyadari kalau dirinya berpikir terlalu jauh.     

Bo Siqing tidak sama dengan kebanyakan generasi kedua lainnya. Hal-hal yang dialaminya dan kesulitan yang pernah ditanggungnya adalah hal yang sama sekali tidak berani dibayangkan oleh generasi kedua biasa.     

Baginya… pakaian mungkin benar-benar hanya benda untuk menutupi tubuh dan menahan dingin. Mahal atau tidak, dia benar-benar tidak peduli.     

Dengan identitasnya, pakaian semahal apa yang tidak bisa dikenakannya?     

Tapi apa gunanya mahal?     

Statusnya sudah cukup tinggi, dia sama sekali tidak membutuhkan pakaian mahal untuk menunjukkannya. Sebaliknya, pakaian apa pun yang dipakainya, bahkan meskipun itu adalah kain lap yang tidak berharga, di mata orang yang mengetahui identitasnya, akan menjadi tak ternilai harganya.     

Selain itu, baginya pakaian mahal bukan hanya akan membatasi gerakannya, tetapi juga tidak memiliki kelebihan apa pun, juga tidak bisa menghadang hujan peluru, itu tidak lebih baik daripada pakaian tempurnya!     

Meski dia tidak peduli dengan merek dan harga pakaian, tapi Yun Hua benar-benar tidak bisa membawanya ke mall dan asal membeli, dia juga bukannya tidak punya uang!     

Jumlah pengunjung di kawasan merek terkenal di mall tidak banyak. Hanya ada beberapa pengunjung yang tersebar, memang harga di sini terlalu mahal.     

Karena Bo Siqing tidak peduli merek, maka Yun Hua juga tidak memilih merek sesuai yang diketahuinya sendiri. Lagi pula merek yang mana pun di sini sangat mahal, jadi pilih saja yang terlihat bagus.     

"Coba lihat-lihat di sini." Yun Hua menarik Bo Siqing masuk ke sebuah toko.     

"Selamat datang." Pramuniaga tersenyum sopan, dia melayani dengan sangat formal, tidak acuh, juga tidak antusias.     

Ini adalah sikap mayoritas pramuniaga toko kelas atas, tidak akan secara terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka atau menghina, tetapi pasti tidak antusias.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.