Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Sayang, Apa Kamu Merindukanku?



Sayang, Apa Kamu Merindukanku?

0Setelah makan malam dan bertanya lagi ke resepsionis, masih belum ada kamar kosong di hotel.     

"Aku akan pergi ke hotel lain." Bo Siqing berkata sambil tersenyum.     

Yun Hua menggigit bibirnya, menatapnya dengan tidak rela, lalu mengangguk.     

Jiang Huanqing berdehem pelan, "Huahua, pukul sepuluh malam, datanglah dan tidur denganku."     

Kamar Yun Hua akan diberikan untuk Bo Siqing!     

Yun Hua mengerjapkan matanya, seketika matanya berbinar, "Terima kasih, Ma."     

"Terima kasih, Bibi." Bo Siqing juga cepat-cepat berkata.     

Jiang Huanqing juga benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.     

Putrinya sudah pacaran, jadi dia bukan lagi putrinya seorang, aih!     

"Ma…" Yun Hua memeluk lengan Jiang Huanqing sambil menggigit bibir, "Besok kita sudah akan pulang, mau tidak kita pergi jalan-jalan…"     

"Aku tidak mau pergi, terlalu panas." Jiang Huanqing melirik putrinya. Apa sebagai ibunya dia tidak bisa mengerti isi hati putrinya?     

Jiang Huanqing berkata sambil menyundul dahi Yun Hua, "Cepat pulang, paling lambat pukul sepuluh."     

Bulan Mei di provinsi D memang sangat panas, tapi juga tidak sepanas itu. Dibandingkan dengan hatinya, bedanya terlalu jauh, hm…     

…..     

Mereka turun dari kamar hotel ke lobi lantai satu dengan lift.     

Ada banyak sekali orang di jam-jam ini.     

Di dalam lift juga ada banyak orang.     

Yun Hua dan Bo Siqing berdiri di paling belakang.     

Penampilan Bo Siqing yang sudah membersihkan diri pun kembali ke puncaknya. Senyuman tipis pada bibirnya membuat orang tidak dapat bertahan.     

Yun Hua berdiri dengan kedua tangan di belakang, menggigit bibirnya. Lengkungan di sudut bibirnya tidak boleh terlalu jelas!     

Keduanya berdiri saja tanpa ada yang berbicara.     

Di dalam lift ada banyak orang, tetapi mereka berdua seperti berada di dunianya sendiri, tidak ada siapa pun yang dapat merusak suasana di antara mereka berdua.     

Setelah keluar dari hotel, Bo Siqing menatapnya, "Ingin pergi ke mana?"     

Yun Hua memandang jalanan yang sibuk dan mengedip-ngedipkan matanya, "Aku juga tidak tahu."     

"Kalau begitu jalan-jalan santai?"     

"Naik bus saja, lalu turun di halte mana saja?"     

"Baiklah."     

Kebetulan hari ini adalah akhir pekan. Di jam-jam ini, penumpang bus cukup banyak.     

Setelah naik, tentu saja tidak ada kursi kosong.     

Yun Hua mengulurkan tangan dan memegang pegangan gantung, Bo Siqing juga sama. Keduanya pun berdiri berhadapan seperti itu. Bo Siqing menunduk, Yun Hua mendongak, tersenyum tipis. Tidak ada yang berbicara banyak, hanya saling memandang satu sama lain. Dua pasang mata bertemu, tatapan mereka terjerat.     

Mungkin bus yang mereka pilih secara acak ini kebetulan menuju ke kawasan bisnis. Awalnya orang di dalam bus tidak terlalu banyak, tetapi di halte berikutnya, tiba-tiba naik banyak sekali orang. Di halte berikutnya lagi, orang-orang terus naik…     

Bus yang semula tidak terlalu sesak itu dalam sekejap menjadi penuh dan sesak.     

Pegangan gantung hampir tidak cukup untuk semua orang.     

Terlalu sesak.     

Yun Hua menciutkan tubuhnya, berusaha untuk menghindari kontak fisik dengan orang lain.     

"Lepaskan tanganmu." Bo Siqing berbisik di telinganya.     

Yun Hua tertegun sejenak, lalu dengan patuh melepaskan tangannya yang memegang pegangan gantung.     

Bo Siqing tetap memegang handle gantung dengan satu tangan, tangan lainnya meraih tangan Yun Hua dan menaruhnya di pinggangnya dan berbisik, "Peluk aku."     

"Tidak mau!" Yun Hua langsung berkata dengan canggung.     

"Nanti jatuh."     

Baru saja dia mengatakannya, sopir bus tiba-tiba mengerem. Yun Hua yang sudah melepaskan tangannya dari pegangan gantung pun seketika terhuyung mundur dan tampak akan terjatuh ke pria di belakangnya.     

Tangan Bo Siqing langsung mengait pinggangnya dan menariknya, lalu menekannya ke dalam pelukannya, "Peluk."     

Yun Hua terdiam dan dengan patuh mengulurkan tangan lalu memeluk pinggang Bo Siqing.     

Membenamkan wajahnya di dada pria itu, semua yang dapat tercium olehnya adalah aroma tubuh Bo Siqing.     

Satu tangan Bo Siqing memegang pegangan gantung, tangan lainnya membelai rambut panjang Yun Hua.     

Di tengah suara yang bising, dia menundukkan kepala, bibirnya yang lembut menempel di dahi Yun Hua, membawa kesejukan yang halus.     

"Sayang, apa kamu merindukanku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.