Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Bersama Kekasih Minum Air Pun Kenyang



Bersama Kekasih Minum Air Pun Kenyang

0Bo Siqing berdiri di tempatnya dan melihat Yun Hua berlari secepat kilat ke dalam kamar di seberang, lalu pintunya terbanting menutup.     

Dia masih berdiri di tempatnya, perlahan mengangkat tangannya dan mengecup jarinya sendiri. Di sana masih tertinggal kehangatan dan sentuhan Yun Hua.     

Ini adalah gadisnya.     

Kembali ke kamarnya sendiri, Bo Siqing menelepon sekali lagi, "Aturkan untukku penerbangan ke Kota Jiang pukul 9 pagi besok. Hm, sekalian bawakan ponsel pribadi dan kartu identitasku ke bandara."     

Setelah selesai menelepon, Bo Siqing menyalakan komputer Yun Hua di atas meja. Jari-jarinya menari di atas keyboard. Tidak berapa lama, jendela obrolan pun terbuka.     

"Aturkan asetku, buat perencanaan, buat daftar untuk semua bagian yang bisa dipindah tangankan…"     

"Ke depannya transferkan semua dividen ke rekening lain…"     

"Benar, jangan khawatir, aku yang akan bertanggung jawab untuk semua."     

…..     

Di pesawat menuju Kota Jiang, Bo Siqing meraih tangan Yun Hua dan meremas-remasnya, seperti sebuah mainan yang tidak akan pernah bosan dimainkannya.     

Yun Hua dengan iseng meraih tangan Bo Siqing lalu menempelkan tangannya sendiri ke sana…     

Baiklah, tangannya benar-benar kecil. Telapak tangannya jauh lebih kecil dari Bo Siqing. Terlebih jarinya yang tidak perlu dikatakan lagi. Tangan besar pria itu sepertinya dapat sepenuhnya membungkus tangan kecilnya.      

Dia menyisipkan jari-jarinya ke celah jari Bo Siqing. Jari-jari mereka terjalin satu sama lain.     

Yun hua tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik jari-jari mereka, lalu dengan kuat meremas jari Bo Siqing.     

"Lebih kuat lagi." Bo Siqing tertawa rendah.     

Yun Hua menggertakkan gigi, mengerahkan seluruh kekuatannya, bahkan memakai tangannya yang lain… tetapi Bo Siqing sama sekali tidak bereaksi!     

"Apakah tidak sakit sedikit pun?" Yun Hua menatapnya dengan ternganga. Dulu waktu dia pergi ke sekolah dengan Shen Shiying, mereka selalu suka memainkan permainan ini. Jarinya sudah termasuk sangat kuat, setiap kali dia bisa menjepit jari Shen Shiying sampai kesakitan. Namun sekarang, dia bahkan sudah menggunakan kedua tangannya, tapi Bo Siqing sama sekali tidak bereaksi.     

Bo Siqing menatapnya dengan agak tidak berdaya, "Biar kuperagakan untukmu?"     

"Ya, ayo."     

Bo Siqing tiba-tiba memakai kekuatannya.     

Yun Hua seketika tidak bisa menahan jeritannya.     

Orang-orang di sekitar menoleh kepadanya.     

Dia pun langsung membenamkan kepalanya di lengan Bo Siqing dan tidak mau mengangkatnya, sungguh memalukan!     

Bo Siqing bergegas mengusap jarinya dengan lembut dan berbisik di telinganya, "Ini baru disebut kekuatan jari, mengerti?"     

Yun Hua memukulnya dengan marah, tetapi lagi-lagi Bo Siqing menahan tangannya.     

Yun Hua yang kesal dan marah pun tidak bisa menahan diri dan menggigit lengannya…     

Ototnya benar-benar kokoh!     

Huh!     

Di luar jendela adalah langit biru dan lautan awan, di sampingnya adalah Bo Siqing.     

Yun Hua teringat dengan satu kalimat: Bersama kekasih minum air pun kenyang.     

"Oh ya, ada satu hal yang lupa kutanyakan padamu." Yun Hua tiba-tiba berkata, "Ji Yan adalah guru baru kami. Dia… bukankah dia anggota keluarga Ji yang itu?     

"Ya." Bo Siqing menatapnya, "Dengan karakternya itu, dia sangat cocok menjadi guru."     

"Benar, benar, benar." Yun Hua pun menganggukkan kepala, "Dia memang benar-benar begitu, tahukah kamu? Dia membeli sebuah rumah bobrok di pedesaan di pinggiran kota, lalu dia membawa murid-murid kelas kami ke sana untuk merenovasinya… Hm, rumah itu terlalu bobrok, tapi bunga locust dan daun elm di halamannya sangat enak!"     

"Oh ya, setelah ujian tengah semester aku langsung pergi ke Kota Jiang untuk pelatihan bersama pelatih. Saat itu dia kembali ke ibu kota. Sepertinya… " Yun Hua ragu-ragu sejenak sebelum lanjut berkata, "Aku tidak bertanya, tapi aku mendengar dia bicara di telepon sepertinya mengatakan bahwa sudah ada kabar tentang bibi kecilnya."     

Dahi Bo Siqing agak berkerut, "Apa kamu mendengarnya dengan jelas?"     

"Ya, sepertinya…" Yun Hua agak ragu, tapi akhirnya dia berkata dengan suara lirih, "Sepertinya dikatakan bahwa bibi kecilnya sudah meninggal. Dia sepertinya tidak percaya, makanya bersikeras untuk kembali ke ibu kota. Tapi selain itu aku tidak tahu."     

Wajah Bo Siqing agak muram.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.