Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Apa yang akan Kamu Lakukan Seandainya Itu Kamu



Apa yang akan Kamu Lakukan Seandainya Itu Kamu

0Ketika Yun Hua sedang melakukan satu hal, konsentrasinya sangat terfokus. Misalnya belajar dan meninjau kembali pelajaran, orang lain mungkin membutuhkan satu jam untuk menyelesaikannya, tetapi baginya paling lama setengah jam sudah bisa selesai.     

Alasannya sangat sederhana. Kebanyakan orang memiliki kebiasaan menunda-nunda. Waktu mulai mau mengerjakan PR, mereka mengelap meja dulu, kemudian baru mempersiapkan pensil dan kertas, juga penghapus dan penggaris…     

Hanya persiapan saja bisa memakai sepertiga dari waktu.     

Akhirnya mulai mengerjakan. Saat menulis satu soal dan waktunya menghapus, tiba-tiba mendapati bahwa penghapusnya sangat harum ya, hm, lalu menuliskan beberapa huruf di atas penghapus…. Hm, tulisannya tidak bagus, hapus dan tulis ulang….     

Dengan jumlah PR yang sama, ada siswa yang dapat menyelesaikannya dalam setengah jam, ada siswa yang bahkan tiga jam pun tidak dapat menyelesaikannya.     

Sebenarnya ini adalah masalah efisiensi.     

Orang dengan kecerdasan normal mungkin hanya butuh sepuluh menit untuk membaca dengan serius sebuah bacaan. Tetapi kalau dilakukan setengah-setengah, maka setengah jam pun tidak akan selesai membacanya.     

Yun Hua tidak pernah menganggap dirinya jenius. IQ-nya memang tidak rendah, termasuk tinggi di antara orang normal, tetapi termasuk rendah di hadapan para jenius.     

Keunggulan otaknya terletak pada ingatan dan analisa logis.     

Kekuatan terbesarnya adalah fokus dan ketekunannya.     

Setiap orang sukses mungkin saja tidak pintar, tetapi dia pasti sangat fokus dan gigih!     

Kembali lagi ke sekolah, Yun Hua merasa udaranya begitu segar.     

Orang-orang yang sangat merindukan kehidupan sekolah biasanya adalah orang-orang 'tua'.     

Tidak ada kesempatan untuk mengulang dalam hidup. Waktu sekolah rasanya sangat terkekang dan tidak enak, tetapi ketika benar-benar memasuki masyarakat, mereka akan sangat merindukan kehidupan sekolah.     

Yun Hua begitu beruntung memiliki kesempatan kedua. Dia benar-benar sangat menghargai kehidupan sekolahnya.     

Masalah Han Fangzhou juga sudah berlalu.     

Semua orang juga telah mengetahui kebenarannya.     

Han Fangzhou bukan pembunuh, tetapi dia melindungi orang lain.     

"Waktu kaki ayah Han Fangzhou patah, saat itu Bibi dan Nuonuo berada di rumah sakit. Dia sendiri mabuk berat dan tidak pergi ke rumah sakit, lalu sembarangan mencari seorang penipu untuk memasangkan plester obat padanya… itu memakan waktu terlalu lama. Ketika sampai di rumah sakit sudah malam, betisnya sudah mengalami nekrosis."     

Zhan Shibang menghela napas, "Satu kakinya diamputasi. Bukan hanya begitu, juga terdeteksi adanya sirosis, kondisi mentalnya pun tidak sebaik sebelumnya lagi."     

Yun Hua tidak bisa bersimpati pada orang semacam ini, "Cukup asalkan dia tidak membuat masalah untuk Bibi dan Nuonuo lagi saja."     

Zhan Shibang mengangguk, "Dia juga sudah tidak bisa membuat masalah apa-apa. Dua bulan lebih lagi Kak Han sudah bisa keluar…"     

Sambil berbicara, Zhan Shibang tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Yun Hua.     

Yun Hua mengerutkan bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.     

…..     

Saat ini, di lembaga pemasyarakatan.     

Di ruang penerimaan tamu.     

Bo Siqing dan Han Fangzhou duduk berhadapan.     

Bo Siqing bukan satu-satunya orang yang datang mengunjungi Han Fangzhou.     

Tetapi satu-satunya orang yang bersedia ditemui oleh Han Fangzhou!     

"Yang paling tabu bagi manusia adalah terlalu meninggikan kemampuannya sendiri."     

Bo Siqing berkata dengan datar, "Apakah aku perlu mengulangi sekali lagi betapa kamu tidak tahu kemampuanmu sendiri?"     

"….." Han Fangzhou menatap Bo Siqing, terdiam tanpa kata-kata.     

Sorot mata Bo Siqing sangat acuh tak acuh, "Dan ini, adalah akibat kamu terlalu meninggikan kemampuanmu sendiri…"     

Keheningan terjadi lagi.     

Beberapa saat kemudian, akhirnya Han Fangzhou berbicara, "Bagaimana seandainya itu kamu? Apa yang akan kamu lakukan?"     

Bo Siqing mengangkat alisnya, "Seandainya itu aku?"     

"Ya." Han Fangzhou menatap Bo Siqing dengan dingin, sorot matanya keras kepala dan membawa pertanyaan, "Seandainya itu kamu, apa yang akan kamu lakukan?"     

Bo Siqing tersenyum, "Benar-benar sebuah pertanyaan bagus. Mau tidak mau aku kagum padamu. Pantas saja Qin Qi begitu menyukaimu."     

Raut wajah Han Fangzhou dingin, tatapannya terpaku lekat pada Bo Siqing, menunggu jawabannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.