Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Kakek Paling Menyukaimu



Kakek Paling Menyukaimu

0Ji Yan tertawa, "Kakek paling menyukaimu, apa menurutmu dia bisa untuk tidak mendengarkanmu?"     

Tetua Li tertawa sambil menggelengkan kepala, lalu menghela napas, "Yang paling disukai kakekmu adalah, bibimu, Qingqing."     

"Dulu ada banyak hal yang dipikirkan pak tua itu, tekanannya juga besar. Secara alami temperamennya juga berkembang mengikuti situasi." Tetua Li tersenyum, "Tapi tidak peduli apa pun yang menggelisahkan hatinya, asal ada bibimu, dalam sekejap dia dapat menggoda pak tua itu sampai tertawa terbahak-bahak. Termasuk kakek keduamu, Yunzhong."     

Tetua Li agak kecewa, "Kakek keduamu, Yunzhong, memiliki hubungan yang paling baik dengan bibimu. Waktu bibimu lahir, kakek keduamu juga baru berumur sekitar sepuluh tahun. Dia sangat menyukai keponakan kecilnya itu. Saat bibimu berumur dua tahun, nenekmu meninggal. Waktu itu pak tua terlalu sibuk bekerja, begitu sibuknya sampai dia tidak terlihat selama satu bulan, bahkan sepanjang tahun..."     

Tetua Li menghela napas, "Saat itu orang tuamu belum menikah. Ayahmu juga sibuk, tidak ada waktu untuk merawat adiknya. Jadi semuanya bergantung kepada kakek keduamu, Yunzhong."     

"Saat itu kakek keduamu baru 12-13 tahun. Anak laki-laki di usia itu paling tidak memiliki kesabaran, tetapi ternyata dia merawat keponakan kecilnya dengan sangat baik."     

"Kemudian orang tuamu menikah, kakek keduamu juga harus pergi bekerja. Tugas merawat bibimu pun jatuh ke tangan orang tuamu. Sebagai kakak laki-laki dan saudara ipar, orang tuamu memang sudah seharusnya merawat adiknya. Tetapi masih saja kata-kata yang sama, mereka terlalu sibuk."     

Tetua Li berkata dengan tidak berdaya, "Sejak kecil tumbuh besar di bawah perawatan pamannya, kemudian diserahkan kepada kakak dan kakak ipar untuk dirawat, tetapi karakter bibimu tidak berubah sama sekali, dia tetap ramah dan ceria."     

"Kakek keduamu, Yunzhong, pasti akan pulang ke rumah setiap liburan. Begitu dia pulang, bibimu sangat gembira karena kakek keduamu akan mengajaknya memainkan beberapa permainan anak laki-laki..."     

Berbicara sampai di sana, Tetua Li mau tidak mau tertawa, "Entah bagaimana dia yang seorang gadis bisa menyukai permainan-permainan itu. Suatu saat, bibimu masih 9 tahun, kakek keduamu membawanya dan sekelompok teman pergi ke Shennongjia. Bahkan sekarang saja Shennongjia tidak banyak berkembang, apalagi saat itu. Mereka ini, benar-benar sangat bernyali, ternyata di sana mereka memainkan permainan bertahan hidup di alam liar sungguhan."     

"Saat itu ketika kakek keduamu membawa bibimu pergi, orang rumah tidak tahu ke mana dia membawanya. Kemudian terjadi sesuatu, bantuan dipanggil, hampir saja membuat kakek dan ayahmu terkena serangan jantung karena ketakutan!"     

Ji Yan langsung tertawa, "Aku tahu tentang ini. Saat ayahku tidak berdaya terhadapku, dia pun akan membandingkan aku dengan Bibi Kecil. Dia berkata kalau saja aku memiliki karakter yang sama dengan Bibi Kecil, maka aku tidak akan seperti sekarang ini."     

Tetua Li juga tertawa, "Cukup masuk akal."     

Ji Yan bersandar di sandaran kursi dengan tidak berdaya dan merentangkan tangannya, "Tidak bisa menyalahkan aku juga, kan. Kalian lihat, Kakek Buyut mempunyai anak kakekku. Tidak perlu bicara banyak tentang kemampuan kakekku. Kakek buyut di usia tuanya lagi-lagi memiliki seorang putra, yaitu kakek keduaku. Tentu saja kemampuan kakek keduaku tidak perlu dikatakan, benar bukan? Kemudian, kakekku memiliki ayah dan bibiku. Meskipun prestasi mereka tidak sebanding dengan Kakek dan Kakek Kedua, tapi juga tidak buruk."     

Ji Yan mengedipkan matanya, "Ayahku memiliki aku... Aku ini... Ah, semua orang tidak puas. Sepertinya gen melemah dari generasi ke generasi, aku juga tidak bisa apa-apa, kan..."     

Tetua Li memelototi Ji Yan, "Omong kosong."     

Ji Yan terkekeh, "Bagaimana bisa omong kosong? Ini adalah fakta."     

Setelah terdiam sejenak, Ji Yan berkata lagi, "Kakek Buyut adalah orang hebat, Kakek dan Kakek Kedua adalah pahlawan, ayah dan bibiku bisa dibilang orang berbakat, aku... penakut."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.