Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Teka-Teki Masa Lalu



Teka-Teki Masa Lalu

Ji Yan mengatakannya sambil tertawa.     

Jelas bahwa dia bergurau, namun dari suaranya Yun Hua dapat menangkap sedikit nada kesepian.     

Tetua Li melirik Ji Yan lalu menggeleng-gelengkan kepala, "Ah Yan, kamu pasti ada banyak keluhan."     

Ji Yan tertawa, "Keluhan apa? Lahir di keluarga Ji, bisa ada keluhan apa?"     

"Banyak sekali keluhan." Tetua Li berkata dengan suara rendah, "Keluarga Ji empat generasi dalam satu rumah, dari Tuan Besar, sampai kakekmu dan Yunzhong, hingga ayahmu, lalu kamu... Nasib keluarga Ji terlalu jaya, seandainya Yunzhong tidak celaka, kejayaan keluarga Ji akan semakin bertambah. Hidup di tengah keluarga seperti ini, apa pun yang kamu lakukan pasti akan dibandingkan dengan generasi pendahulumu... Ini tidak adil bagimu."     

Ji Yan ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tetua Li mengibaskan tangan untuk menghentikannya, "Keluarga Ji bersinar terlalu terang, terutama ketika kakek keduamu Yunzhong masih ada, keluarga Ji benar-benar membuat orang iri. Kalau saja kemampuanmu semenonjol Siqing, maka takutnya keluarga Ji akan menjadi musuh publik."     

"Keluarga terus diam dan membiarkanmu berbuat sembarangan selama beberapa tahun, itu juga semacam cara untuk tetap low profile."     

"Tentu saja bukan untuk membesarkanmu dengan sia-sia, tapi untuk melewati masa transisi dengan lancar."     

"Tapi siapa yang mengira, kakek keduamu tiba-tiba... meninggal."     

"Bagi keluarga Ji, kematian kakek keduamu adalah kehilangan yang sangat besar, kerugian yang tak terukur!"     

"Sekarang dari keluarga-keluarga besar di ibu kota, hanya keluarga Bo yang bisa mengambil alih dengan lancar. Keluarga lainnya tidak ada satu pun yang lancar. Entah ada berapa banyak orang yang iri kepada keluarga Ji dan keluarga Bo."     

"Tapi, kakek keduamu malah tiada."     

"Bagi keluarga Ji, ini adalah kehilangan yang sangat besar! Tentu saja, keluarga lainnya pasti akan bernapas lega. Karena kamu, Ji Yan, belum naik, tidak bisa mengambil tanggung jawab keluarga, putusnya transisi di keluarga Ji sangat parah!"     

Tetua Li menatap Ji Yan, "Ah Yan, kamu harus tahu bagaimana mengambil langkahmu selanjutnya. Beginilah keluarga, harus saling mendukung dan berkorban. Suka atau tidak suka, kamu harus melangkah di jalan ini, atau keluarga ini tidak akan punya penerus dan hancur."     

Ji Yan mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Tetua Li menghela napas, "Saat tidak dibutuhkan, kamu disuruh menyembunyikan diri. Saat dibutuhkan, maka kamu akan didorong untuk melakukan hal-hal di luar kemampuanmu...Ah Yan, aku tahu keluhanmu."     

Tetapi Ji Yan tertawa, tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Paman Li, tidak ada yang bisa kukeluhkan. Persis seperti yang Anda katakan, inilah keluarga. Aku telah menikmati keuntungan yang diberikan keluarga, maka aku memiliki kewajiban untuk melindungi keluarga... Lagi pula, sekarang kalau orang tuaku mau melahirkan lagi kakak atau adik untukku, itu juga sudah terlambat."     

Melihat Ji Yan yang masih bisa bergurau, mau tidak mau Yun Hua juga ikut menatapnya lebih lama.     

Ji Yan langsung menoleh kemari, "Eh eh, Adik Yun Hua, apa-apaan sorot matamu itu? Aku benar-benar sudah mengerti, toh melakukan apa pun tidak masalah, kakak ini akan mulai melangkah di jalan kemakmuran."     

Yun Hua sedikit tidak bisa berkata-kata, "Apa kamu masih butuh kemakmuran?"     

"Mengapa tidak butuh? Kemuliaan yang dibawa keluarga hanya ada di luar saja. Aku butuh... otoritas untuk memutuskan sendiri."      

Suara Ji Yan sangat lirih.     

Yun Hua mengernyit, dan menatap Ji Yan dengan sedikit bingung.     

Dia selalu merasa Ji Yan ini sangat kontradiktif.     

Di satu sisi, kurang reputasi dan kekayaan, bahkan ingin lari dari arena reputasi dan kekayaan, tapi di sisi lain, dia juga berinisiatif sendiri untuk pulang, dan tekadnya sangat kokoh, sama sekali tidak ada niat untuk menghindar.     

Sejujurnya, Yun Hua tidak mengerti. Namun tidak ada keraguan bahwa Ji Yan memiliki kekhawatiran dalam hatinya.     

Akhirnya, Ji Yan benar-benar minum. Terlalu banyak.     

Lebih dari satu jam kemudian, Tetua Li mendahului berpamitan. Jiang Huanqing sedang mengurus Ji Yan, Yun Hua dan Bo Siqing mengantar Tetua Li sampai ke lantai bawah lalu naik ke mobil, setelah itu barulah mereka kembali lagi ke ruang pribadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.