Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Lukisanmu, Aku yang Menjaga



Lukisanmu, Aku yang Menjaga

0Bo Siyao tiba malam harinya, mengenakan baju lengan pendek dan celana pendek olahraga Nike, sepatu olahraga, sambil memanggul tas travel.     

Yun Hua mendengar suara bel pintu, begitu membuka pintu dilihatnya Bo Siyao di depan pintu.     

"Huahua!" Bo Siyao langsung memeluk Yun Hua, pelukan yang sangat antusias.     

"Yaoyao?" Yun Hua sangat terkejut dan segera berkata, "Mengapa tidak menelepon? Aku masih bertanya-tanya kapan kamu akan tiba di sini."     

"Hehe." Bo Siyao melepaskan pelukannya dan mengamati Yun Hua dari atas ke bawah, lalu bergegas berkata, "Wah, Huahua, kamu sudah jauh lebih tinggi! Ayo bandingkan, kita sepertinya hampir sama tinggi!"     

Yun Hua melihat secara garis besar, lalu mengedipkan matanya, "Aku bertumbuh, kamu tidak bertumbuh."     

Bo Siyao seketika tidak bisa berkata-kata, dia menggertakkan giginya, "Jangan mengintimidasi orang seperti itu, Kakak Ipar!"     

"..." Wajah Yun Hua seketika merah padam, dia cepat-cepat akan mengulurkan tangannya untuk menutup mulut Bo Siyao.     

Tetapi Bo Siyao malah terkikik, "Aih, kenapa tidak boleh mengatakannya? Aku sudah tahu Bo Siqing tidak berniat baik. Jelas-jelas kamu lebih kecil dariku, tapi dia menyuruhku memanggilmu kakak. Haha, benar-benar licik!"     

Yun Hua bergegas menarik Bo Siyao, "Yaoyao, jangan bicara sembarangan."     

"Aku tidak bicara sembarangan." Bo Siyao mengedipkan matanya pada Yun Hua dan tersenyum penuh makna, "Kamu tidak tahu orang semacam Bo Siqing itu, dia bahkan sudah mengatakannya pada Kakek! Aku benar-benar sangat heran Kakek tidak mematahkan kakinya!"     

"..." Yun Hua tidak bisa berkata-kata lagi.     

"Bo Siyao, cepat masuk." Terdengar suara Bo Siqing dari dalam rumah.     

Bo Siyao langsung meringis kepada Yun Hua, lalu berjalan masuk sambil berkata, "Bo Siqing, kuberitahu ya, jangan membuatku marah. Ke depannya, lukisanmu ini aku yang masih harus menjaganya, huh."     

Setelah mengatakannya, Bo Siyao melihat ke sekelilingnya, "Mana Kak Ah Yan? Bukankah katanya dia juga di sini? Eh Huahua, Kak Ah Yan benar-benar datang kemari untuk menjadi guru kalian, sungguh menyenangkan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan Kak Ah Yan."     

"Ya." Yun Hua mengangguk, "Bagaimana denganmu? Bagaimana rasanya Ujian Masuk Perguruan Tinggi?"     

Bo Siyao mengedipkan matanya, "Masuk ke sekolah kedokteran ibu kota tidak masalah."     

Yun Hua juga ingin belajar kedokteran, dia pun lebih tertarik dengan topik kedokteran ini. Dia bertanya lagi, "Yaoyao, mengapa kamu bersikeras belajar kedokteran? Belajar kedokteran sepertinya sangat susah payah."     

Bo Siyao terdiam sejenak, beberapa saat kemudian dia tersenyum lagi, "Karena Jing Xiu. Bukannya kamu sudah tahu?"     

"Tapi tidak harus belajar kedokteran juga, kan." Yun Hua bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sendiri berminat dengan kedokteran?"     

Bo Siyao bersandar di sofa tanpa berbicara.     

Yun Hua memandang Bo Siqing, "Apakah sekarang masih sempat mengubah formulir pendaftaran?"     

Bo Siqing tidak berbicara, tetapi dia menatap Bo Siyao, "Tergantung dia mau belajar apa."     

Yun Hua juga cepat-cepat berkata, "Benar, Yaoyao, menurutku sebaiknya lihat apa minatmu. Belajar kedokteran sangat melelahkan dan sulit, kalau kamu tidak punya minat, mempelajarinya akan semakin melelahkan. Dan lagi coba kamu lihat, kedokteran, klinis, sama sekali tidak bisa menghindar dari anatomi dan semacamnya... Apa kamu suka?"     

Bo Siyao mengerutkan bibirnya, "Aku bisa."     

Dia mengangkat kepala dan menatap Yun Hua, "Selama aku membulatkan tekad untuk mempelajari sesuatu, maka tidak ada yang tidak bisa kupelajari."     

Keteguhan dan kepercayaan diri ini, sama persis dengan Bo Siqing.     

"Terserah dia." Bo Siqing berkata dengan datar.     

Yun Hua melirik Bo Siyao lagi.     

Bo Siyao langsung memeluk lengan Yun Hua, "Jangan khawatir, kalau benar-benar tidak mampu mempelajarinya, ganti jurusan saja. Lihat saja nanti."     

"Baiklah." Yun Hua mengangguk, "Kamu datang ke sini hendak bermain berapa hari?"     

Bo Siyao mengedipkan mata, tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri-curi pandang pada Bo Siqing, lalu barulah dia kembali menatap Yun Hua, "Sebenarnya... Besok aku sudah akan pergi..."     

Yun Hua terkejut.     

Besok sudah akan pergi?     

Apa yang terjadi?     

Yun Hua menatap Bo Siyao dengan wajah bingung. Tetapi Bo Siqing langsung memicingkan matanya.     

Dia langsung berkata dengan suara dingin, "Bo Siyao, jangan semaunya sendiri."     

"Aku tidak semaunya sendiri." Bo Siyao tersenyum cerah, "Aku datang menemuimu dulu, itu tidak semaunya sendiri."     

Raut wajah Bo Siqing sudah menggelap.     

Yun Hua masih belum mengerti teka-teki apa yang dimainkan kakak beradik ini.     

"Kamu sendirian, apakah Tibet adalah tempat yang mengasyikkan?" Raut wajah Bo Siqing sangat jelek.     

Bo Siyao memeluk lengan Yun Hua, bersandar di bahunya dan tersenyum pada Bo Siqing, "Makanya bukankah aku datang mencarimu? Carilah seseorang untuk membawaku ke sana."     

Yun Hua bisa dibilang sudah mulai mengerti.     

Bo Siyao datang ke sini untuk alasan saja, tujuannya yang sebenarnya adalah Tibet.     

Kalau dia tidak salah ingat, terakhir kali Bo Siqing pernah berkata bahwa Jing Xiu mengikuti mentornya ke Tibet.     

Jadi Bo Siyao ini mau pergi mencari Jing Xiu?     

Bo Siqing menatap Bo Siyao tanpa mengatakan apa pun, suasananya sangat buntu.     

Yun Hua ragu-ragu sejenak, lalu berkata dengan suara rendah, "Bagaimana kalau kalian bicara empat mata?"     

"Tidak mau." Bo Siyao memeluk lengan Yun Hua dan tidak membiarkannya pergi, "Tuan Muda Kedua Bo, setuju atau tidak setuju, hanya satu kata saja. Kalau kamu tidak setuju, aku akan pergi sendiri, itu juga tidak apa-apa."     

Wajah Bo Siqing sangat masam.     

Setelah beberapa saat barulah dia berkata dengan suara dingin, "Aku akan mengatur seseorang untuk membawamu pergi ke sana. Selama perjalanan, kamu harus mendengarkannya. Aku akan mengatakan kepadanya, kalau kamu semaunya sendiri dan tidak menurut, dia boleh langsung mengikatmu dan membawamu kembali."     

"Oke." Bo Siyao langsung tertawa, "Aku memang mau pergi, tentu saja aku akan menurut. Terima kasih, Kakak Kedua."     

Sekarang dia memanggilnya kakak kedua.     

Bo Siqing malas meladeninya.     

Bo Siyao masih memeluk lengan Yun Hua, lalu berbisik kepadanya, "Ada satu hal yang baik dari Tuan Muda Kedua Bo ini, yaitu dia akan menghargai pendapatmu. Selama kamu sudah memikirkannya baik-baik, dia tidak akan menghentikanmu. Jadi Huahua, kalau suatu hari nanti kamu menyukai orang lain, langsung saja katakan kepadanya..."     

"Uhuk uhuk..." Yun Hua nyaris tersedak.     

"Bo Siyao!" Wajah Bo Siqing seketika menjadi hitam seperti dasar panci.     

"Baiklah, baiklah, aku tidak bicara lagi." Bo Siyao tertawa diam-diam, "Pokoknya kamu ingat saja, dia suka bicara jelas secara terbuka, selama kamu tidak melakukannya diam-diam di belakang punggungnya saja..."     

"Pergi." Raut wajah Bo Siqing sudah tidak bisa dideskripsikan hanya dengan kata masam saja.     

Tetapi Bo Siyao masih meringis kepadanya, "Oh ya, mana Kak Ah Yan? Ke mana dia? Apa masih belum kembali?"     

Yun Hua berdehem pelan, "Dia menemani ibuku berbelanja sayuran. Mestinya akan segera kembali."     

"Menemani Bibi berbelanja sayur?" Mata Bo Siyao melebar, tapi dengan cepat dia mengangguk-anggukkan kepala, "Hm, kedengarannya seperti hal yang bisa dilakukannya."     

Setelah mengatakannya, Bo Siyao memandang Bo Siqing lagi, "Tuan Muda Kedua Bo, malam ini kamu tinggal di mana? Aku lelah, ingin tidur... Ah bukan, seharusnya aku menanyakan ini ke Kakak Ip... Huahua. Benar, kan? Ini rumahmu, tentu saja harus bertanya padamu. Malam hari Tuan Muda Kedua Bo tidur di mana?"     

Yun Hua benar-benar tidak berdaya dengan Bo Siyao, "Kadang dia tinggal di vila, kadang di apartemen seberang. Di rumahku sini ada satu kamar tamu, tapi terlalu kecil. Kalau kamu mengantuk, bagaimana kalau tidur di kamarku dulu?"     

"Tidak usah, tidak usah." Bo Siyao langsung mengibaskan tangan dan berdiri, "Di mana kamar tamunya? Aku akan tidur. Jangan khawatir, aku tidak pilih-pilih, bisa tidur di mana saja."     

Kamar tamu tadi pagi sudah dibersihkan, kasurnya sudah diganti dengan yang paling bersih.     

Yun Hua membawa Bo Siyao ke kamar tamu, "Rumah ini tidak besar, hanya ada satu kamar mandi bersama. Kalau kamu mau mandi atau ke toilet, hanya bisa ke sana... Ah bagaimana kalau mengantarmu ke vila saja..."     

"Tidak apa-apa." Bo Siyao melambaikan tangannya dengan tidak peduli, lalu menoleh dan mengedip pada Yun Hua, "Kita semua satu keluarga, aku tidak akan mengucapkan terima kasih."     

Tentu saja Yun Hua mengerti maksud Bo Siyao, dia pun merasa sangat tidak berdaya.     

"Tidak perlu malu." Bo Siyao mengulurkan tangan dan meletakkannya di bahu Yun Hua, "Di keluarga kami, Bo Siqing selalu menjadi orang aneh. Dia bisa menyukai seseorang... itu adalah keajaiban!"     

Ini musim panas, hawanya panas, seluruh tubuh berkeringat.     

Bo Siyao pergi mandi, kemudian benar-benar tidur.     

Ketika Yun Hua kembali ke ruang tamu, Bo Siqing sedang menelepon, "Benar, keamanan nomor satu. Aku akan meminta seseorang mengirimkan padamu lokasi tim medis yang pergi ke Tibet ... Ya, baik, besok pagi berangkat."     

Setelah menutup telepon, Bo Siqing memandang Yun Hua, "Sudah tidur?"     

Yun Hua mengangguk, "Mungkin terlalu lelah. Dia baru selesai ujian, lalu mengejar pesawat dan naik mobil datang kemari. Benar-benar lelah sepanjang jalan."     

Bo Siqing mengiyakan singkat tanpa berbicara lebih banyak.     

Yun Hua berbicara lagi dengan suara rendah, "Sudah mendapatkan orang yang akan membawanya ke Tibet?"     

"Ya." Bo Siqing mengangguk, "Lokasi di sana spesial, ditambah alasan geografis, ketinggiannya terlalu tinggi, aku takut fisiknya tidak tahan. Tim medis yang ke Tibet juga tidak tahu ada di mana, masih meminta seseorang untuk mengontak mereka. Dia bersikeras untuk pergi, benar-benar semaunya sendiri."     

Yun Hua mendengus tertawa, "Tidak, aku merasa Yaoyao sangat tegas. Dia harus melakukan hal yang ingin dilakukannya, sebenarnya itu sangat bagus, tidak akan meninggalkan penyesalan untuk diri sendiri. Seperti mengejar Jing Xiu, karena dia suka maka dia pun mengejarnya. Tidak peduli bagaimana hasil akhirnya, setidaknya dia tidak akan menyesal."     

Bo Siqing melihat Yun Hua sekilas dengan tidak berdaya, "Dia akan babak belur."     

Yun Hua berpikir sejenak, "Sebenarnya itu juga normal, begitulah manusia. Apa kamu tidak mengatur dua orang lagi untuk mengikutinya? Keamanan yang paling penting, seandainya reaksi ketinggiannya benar-benar terlalu parah, penanganan tidak dapat ditunda."     

"Aku tahu." Bo Siqing menghela napas, "Dia datang ke sini memang untuk memintaku membereskan kekacauannya. Sudah, jangan membicarakan dia lagi."     

Bo Siqing menatap Yun Hua, "Song Ci dan Tang Mo seharusnya juga sudah datang."     

Yun Hua mengangkat alis, "Siapa?"     

"Mereka adalah pasangan. Dulu tugas utama mereka bertanggung jawab untuk misi perusahaan di luar negeri. Kemudian terjadi masalah di tengah misi, mereka pun mundur dan berganti-ganti pekerjaan... Saat ini keduanya menganggur di rumah, jadi aku memanggil mereka untuk datang. Mereka seharusnya memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangani keadaan darurat, selain itu keterampilan mereka memang bagus." Bo Siqing tersenyum, "Menyuruh mereka mengikutimu, aku juga tenang."     

"Tapi... Apakah tidak terlalu membosankan mengikutiku..."     

"Hanya ganti pekerjaan saja." Bo Siqing berkata dengan ringan, "Mereka juga senang."     

Yun Hua menatap Bo Siqing, "Kurasa mereka bukan senang, tapi... Karena kamu sudah buka mulut, mereka sama sekali tidak bisa menolak."     

Bo Siqing tersenyum, bisa dianggap setuju.     

Waktu makan malam, Yun Hua memanggil Bo Siyao. Tapi saat membuka pintu, Bo Siyao masih tertidur sangat lelap.     

Dia berpikir sejenak, lebih baik tidak usah memanggilnya.     

Lagi pula besok Bo Siyao akan pergi ke Tibet, reaksi ketinggian akan membuatnya tidak bisa tidur dengan baik. Sekarang biarkan dia tidur nyenyak saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.