Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Hasil Tes DNA



Hasil Tes DNA

0Ji Yan menampar dirinya sendiri dengan kesal, "Dasar aku otak babi!"     
0

Yun Hua berdehem ringan, "Kamu terlalu tegang."     

Ji Yan duduk dengan gelisah, "Apa bisa tidak tegang? Aku benar-benar… tegang setengah mati. Aku sedang berpikir, kalau hasil tes DNA negatif, maka aku akan mengakui ibumu sebagai kakak!"     

Yun Hua langsung memutar bola matanya, malas meladeni Ji Yan.     

Ji Yan sedang ingin mengatakan sesuatu ketika ponselnya berbunyi.     

Dia pun langsung membeku.     

Yun Hua juga membeku.     

Ketiga orang itu sangat tegang, mereka saling berpandang-pandangan.     

Pada akhirnya Ji Yan menarik napas dalam-dalam lalu menekan tombol buka, "Benar… ini aku. Apakah hasil tes sudah keluar?"     

"Tuan Muda Ji, menurut Hukum Pewarisan Mendel, gen yang diturunkan kepada anak berasal dari kedua orang tua kandungnya. Analisa 15 gen STM dan lokus MEL dari percobaan pada sampel gen A dan gen B…"     

Ji Yan mulai kesal dan langsung meraung, "Tidak perlu menjelaskan semua ini kepadaku, langsung katakan hasilnya! Aku tidak perlu mengetahui teorinya!"     

Orang di telepon jelas berhenti, sepertinya menelan ludah, kemudian dia pun berkata dengan merendahkan suaranya, "Setelah identifikasi, genotipe sampel B yang diajukan cocok dengan kualifikasi genetik ayah biologis sampel A…"     

"Sederhananya, sampel A dan sampel B yang diajukan memiliki persentase 99.999% sebagai hubungan ayah dan anak kandung."     

Ketiganya duduk diam.     

Lama kemudian, Yun Hua terlebih dulu memecah keheningan. Dia berbisik, "Pihak keluargamu… sudah tahu, benar kan?"     

Ji Yan mengangguk, "Kalau verifikasinya gagal, mereka mungkin tidak perlu melapor pada Kakek. Tapi verifikasinya berhasil… tidak ada yang berani tidak melaporkannya."     

Dipikir-pikir benar juga.     

Yun Hua menggigit bibirnya, "Apakah tidak terlalu gegabah melakukan verifikasi ini? Terlalu… tergesa-gesa?"     

Saat hasilnya belum keluar dia gelisah.     

Setelah hasilnya keluar, dia semakin gelisah.     

"Tidak!" Ji Yan langsung berkata dengan serius, "Sedikit pun tidak gegabah, aku benar-benar bersyukur… bersyukur karena melakukannya secepat ini! Ini adalah waktu terbaik!"     

Tenggorokan Yun Hua sedikit tersedak, "Tapi, bagaimana selanjutnya?"     

Selanjutnya, mereka sama sekali tidak akan memiliki kesempatan untuk bernapas.     

Dari Ji Yan menerima telepon dan mendapatkan hasil, sampai mereka bertiga terdiam setelah menutup telepon, lalu sekarang keheningan itu pecah, sebenarnya seluruh proses ini hanya berlangsung selama beberapa menit yang singkat saja.     

Tanpa menunggu mereka pulih dari keterkejutan, telepon Ji Yan berbunyi lagi.     

Ji Yan meliriknya, seketika sudut mulutnya berkedut, "Sekretaris ayahku menelepon."     

Baru saja dia selesai mengatakannya, ponsel Bo Siqing juga berbunyi, "Ini pamanku."     

Yun Hua menggigit bibirnya, kegelisahan di hatinya sungguh sulit digambarkan.     

Bo Siqing menggenggam tangannya dan berkata lirih, "Tidak apa-apa, ada aku."     

Setelah itu, dia tidak menghindar dari Yun Hua. Setelah memberi isyarat pada Ji Yan, dia duluan menerima panggilan telepon, "Paman."     

"Siqing, apa yang terjadi? Dari mana Ji Yan mendapatkan sampel yang dibandingkan dengan sampel Tetua Ji?" Orang di telepon langsung bertanya tanpa basa-basi.     

Bo Siqing melirik Yun Hua, lalu berkata dengan suara pelan, "Paman, mungkin bibi kecil keluarga Ji benar-benar telah ditemukan."     

"…" Orang di telepon terdiam.     

Setelah beberapa saat, terdengar lagi suara dari telepon, "Sore ini aku tiba."     

Setelah mengatakannya, telepon langsung ditutup.     

Bo Siqing menatap Yun Hua dengan wajah tidak berdaya, "Aku sudah tahu akan seperti ini."     

Yun Hua sama sekali tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Ini… semua ini datang terlalu cepat.     

Begitu cepatnya hingga membuat dia tidak bisa merespon sama sekali.     

Sama sekali tidak ada waktu untuk merespon.     

"Jangan terlalu khawatir." Bo Siqing berkata dengan suara ringan, "Ada aku."     

Bagaimana mungkin tidak khawatir?!     

Yun Hua menatapnya dengan tidak berdaya.     

Ji Yan juga tidak menghindar dan langsung mengangkat telepon, "Hai, Paman Luo, mana ayahku? Oh, baik. Hm… ya, aku juga tidak akan menyembunyikannya dari Anda, ya. Baik, aku tunggu."     

Ji Yan menutupi speaker telepon sambil memandang Yun Hua, "Sekretaris ayahku. Saat ini dia sedang bertemu orang, tunggu beberapa menit."     

Dan kemudian, dia kembali menaruh telepon di telinganya.     

Segera, ekspresi wajah Ji Yan berubah, sangat jelas bahwa ada seseorang yang berbicara di telepon.     

"Ya, konfirmasi… bisa mengambil sampel ulang untuk diverifikasi, bisa." Ji Yan berkata di telepon, "Aku belum memberi tahu Kakek. Apa? Anda akan datang sendiri ke sini? Anda bisa pergi? Jangan jangan jangan, Bibi Kecil masih belum tahu, aku takut ini akan menakutinya… Kalau begitu, baiklah."     

Setelah menutup telepon, Ji Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak menekan pelipisnya, lalu menatap Yun Hua dengan agak canggung, "Ayahku bilang, dia mau datang kemari."     

"… Oh." Yun Hua menjawab singkat.     

Ayah Ji Yan, petinggi di grup, hm…     

Dengan posisinya itu, jadwal kerjanya sudah ditentukan dari pagi, sama sekali tidak mungkin ada waktu luang apa pun.     

Namun ternyata dia mau datang sendiri ke sini.     

Sebenarnya ada Ji Yan di sini, Bo Siqing juga ada di sini, paman Bo Siqing juga mau datang…     

Begitu banyak orang, sudah cukup berat!     

"Jangan berpikir terlalu banyak."     

Ji Yan tiba-tiba tersenyum, "Aku justru merasa ini cukup wajar juga baginya untuk datang ke sini."     

Yun Hua mendongak dan menatap Ji Yan dengan bingung.     

"Kalau saja dia tidak datang, haha." Ji Yan tertawa sinis.     

Yun Hua ragu-ragu sejenak, "Tapi… Ji… Bukankah dia sangat sibuk? Jadwalnya begitu banyak, urusannya begitu banyak…"     

"Jangan pedulikan dia sibuk atau tidak." Ji Yan mendengus, "Siapa yang tidak sibuk? Dia memang sibuk, sepanjang hari sibuk dengan urusan penting perusahaan. Dia bisa saja tidak datang, tidak ada yang memaksanya untuk datang."     

"…" Yun Hua tidak bisa berkata-kata.     

Bo Siqing memelototi Ji Yan sekilas, lalu memandang Yun Hua, "Jangan dengarkan omong kosongnya. Jadwal Paman Ji pasti sangat padat, tapi ada prioritas. Sekarang Bibi dan kamu adalah prioritas utama keluarga Ji! Kecuali kalau terjadi masalah darurat yang harus ditangani oleh Paman Ji. Kalau tidak, Paman Ji pasti akan datang sendiri kemari."     

Yun Hua agak bingung harus melakukan apa.     

Baginya, orang dengan kedudukan seperti Direktur Ji, mereka sangat sibuk sepanjang hari, bagaimana mungkin akan datang untuk hal kecil seperti ini?     

Bo Siqing meremas tangannya, "Jangan pikirkan status dan kedudukan Paman Ji. Di keluarga Ji, dia adalah kakak dari Bibi, pamanmu. Adiknya yang hilang selama bertahun-tahun akhirnya ada kabar, sebagai kakaknya bagaimana mungkin dia tidak datang sendiri?"     

"Um." Yun Hua mengangguk.     

Meskipun berkata begitu, tetapi bagaimanapun juga, Paman Ji bukanlah kakak dan paman dari orang biasa.     

Ji Yan juga mengangguk, "Benar, kedudukannya tinggi di mata orang lain, tapi di keluarga, dia adalah kakak laki-laki Bibi, dia adalah pamanmu. Kalau kamu masih memperlakukannya sebagai Direktur Ji, lalu untuk apa keluarga?"     

Yun Hua menatap Ji Yan tanpa berbicara.     

Ji Yan langsung mendekat dan duduk di sisi lain Yun Hua. Dia mengulurkan tangan dan meletakkannya di bahu Yun Hua lalu berkata sambil tersenyum, "Adik sepupu, Direktur Ji adalah paman kandungmu, paman kandung. Kamu sangat boleh menunjukkan emosimu di depannya, apa pun yang membuatmu senang. Dia adalah direktur bagi orang lain, tapi dia adalah pamanmu!"     

Tanpa menunggu respon Yun Hua, Bo Siqing langsung meraih tangan Ji Yan yang diletakkan di bahu Yun Hua itu dan membuangnya ke samping, sangat menjengkelkan.     

"Eh eh, Tuan Muda Kedua Bo, apa yang kamu lakukan? Ini adik sepupuku. Bukan, adikku! Adikku! Aku juga punya adik perempuan!" Suasana hati Ji Yan seketika sangat baik, "Tuan Muda Kedua Bo, kalau ingin mengejar adikku, kamu harus menyenangkan aku dulu."     

Bo Siqing meliriknya sekilas, malas menghiraukannya.     

Tetapi Ji Yan seakan-akan terpikir akan sesuatu lagi, dia menatap Yun Hua dan berkata, "Ayo Adik Sepupu, panggil aku Kakak Sepupu."     

"…" Yun Hua sangat tidak berdaya.     

"Adik dan kakak sepupu, mengapa kedengarannya agak aneh." Ji Yan memandang Bo Siqing, "Di zaman kuno, kakak dan adik sepupu sepertinya sangat ambigu."     

Bo Siqing melemparkan pandangan matanya yang bagaikan pisau tanpa belas kasihan.     

Ji Yan menunjukkan ekspresi "aku takut sekali", tapi kenyataannya sangat kurang ajar, "Tapi kakak dan adik sepupu terlalu asing, panggil kakak saja. Toh aku juga tidak punya adik lainnya, kamu juga tidak punya kakak lainnya. Oh, tentu saja Kakak Qing-mu tidak dihitung."     

"…" Mulut Ji Yan ini benar-benar membuat orang ingin menjahitnya.     

Perkembangan masalah ini terlalu cepat, Yun Hua merasa tidak tahu harus bagaimana.     

Sore ini paman Bo Siqing akan datang, Direktur Ji, ayah Ji Yan, paling lambat besok juga akan tiba… bahkan mungkin malam ini.     

Namun ibunya masih belum tahu apa-apa.     

Bagaimana ini?     

Ibunya tidak memiliki ingatan masa lalu, dia sama sekali tidak mengetahui masa lalunya. Yun Hua juga tidak mengatakan dengan rinci tentang desa penculik kepada ibunya. Kalau ibunya sudah melupakannya, maka biarkan saja dia melupakannya sepenuhnya.     

Bagaimanapun juga, hal-hal yang terjadi di desa penculik adalah tantangan besar bagi moralitas dan tiga nilai masyarakat. Peristiwa-peristiwa kejam itu, masa-masa sulit itu, kalau benar-benar melupakannya, maka itu juga bukan sesuatu yang buruk.     

Tetapi Yun Hua berpikir bahwa sepertinya tidak benar menyembunyikan tentang masalah keluarga Ji dari ibunya.     

Seandainya itu dia, apabila dia tidak punya ingatan masa lalu, apabila putrinya mengetahui latar belakangnya, sudah ada banyak orang yang tahu dan hanya dia yang tidak tahu, maka dia akan merasa sangat sengsara.     

Perasaan dikelabui oleh orang-orang terdekat semacam ini sangat tidak enak.     

Seakan-akan seluruh dunia sudah tahu, hanya kamu orang yang terlibat langsung ini yang tidak tahu, itu terlalu menyedihkan.     

"Bagaimana kalau memberi tahu Bibi saja?"     

"Aku ingin memberi tahu Mama…"     

Ji Yan dan Yun Hua berbicara hampir bersamaan.     

Setelah itu, keduanya agak terkejut.     

Ji Yan tersenyum cerah, "Aduh, kita kakak beradik benar-benar kompak."     

Bo Siqing juga mengangguk-anggukkan kepala, "Bagus juga kalau memberi tahu Bibi, agar Bibi bisa mempersiapkan mental. Dikelabui rasanya sangat tidak enak."     

"Ya."     

Ketiganya setuju untuk memberi tahu Jiang Huanqing.     

Tapi bagaimana mereka akan mengatakannya?     

Waktu makan malam, Jiang Huanqing menatap mereka bertiga, "Ada apa dengan kalian? Wajah kalian semua tampak penuh kekhawatiran?     

Ekspresi mereka bertiga agak sulit digambarkan.     

Akhirnya Bo Siqing yang duluan berbicara, "Bibi, Jiang Yong dulu pernah mengirimkan barang-barang yang pernah Anda gunakan, barang-barang itu awalnya juga akan diarsipkan sebagai bukti kasus, jadi aku memotretnya. Kebetulan, Ji Yan melihatnya."     

"Maksudmu foto-foto itu?" Tanya Jiang Huanqing.     

Bo Siqing mengangguk, "Benar, juga sisir itu."     

"Oh." Jiang Huanqing mengangguk-angguk, masih tampak kebingungan.     

Bo Siqing terbatuk ringan, lalu lanjut berkata, "Sebelumnya Anda juga tahu bahwa bibi Ji Yan hilang waktu dia masih sangat kecil."     

"Ya." Jiang Huanqing mengangguk sekali lagi, menatap Bo Siqing dan mendengar perkataannya.     

Sedangkan Yun Hua dan Ji Yan sudah menjepit sumpit mereka, tapi tidak memakan nasinya, juga tidak mengambil lauk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.