Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Memastikan Identitas!



Memastikan Identitas!

0Maka, Bo Siyao baru bertemu dengan Jiang Huanqing dan Ji Yan keesokan paginya.     

Setelah menyapa, Bo Siyao dengan akrab berkata, "Keahlian memasak Bibi sangat baik, wonton ini enak sekali!"     

"Kalau suka, makanlah yang banyak." Jiang Huanqing tersenyum.     

Ji Yan mau tidak mau melirik Bo Siyao dengan agak khawatir, "Apa kamu benar-benar mau pergi ke Tibet?"     

"Benar." Bo Siyao tersenyum manis, "Kak Ah Yan, kapan kamu kembali ke ibu kota? Oh ya, Bibi beberapa waktu ini berbicara tentang memilihkan istri untukmu, tapi jangan bilang kalau aku yang memberitahumu tentang ini."     

Wajah Ji Yan langsung menggelap.     

Bo Siyao baru berangkat setelah makan siang.     

Karena orang yang dicarikan Bo Siqing untuknya tiba di bandara Kota Jiang dengan pesawat pukul dua, setelah makan siang Bo Siyao pun bergegas menuju ke bandara Kota Jiang, waktunya pas untuk bertemu dengan orang itu. Mereka berdua akan naik penerbangan pukul empat sore menuju ke Provinsi Y, kemudian naik kereta ke Tibet.     

Tujuan utama naik kereta ke Tibet adalah untuk memberikan proses adaptasi kepada tubuh terhadap dataran tinggi, untuk menghindari tubuh yang akan semakin tidak nyaman karena penerbangan langsung.     

"Aku pergi, ya." Bo Siyao memeluk Yun Hua sebentar, lalu berpamitan dengan Ji Yan, dan akhirnya baru memandang Bo Siqing. Dia tersenyum kepada Bo Siqing, "Tuan Muda Kedua Bo, jangan khawatir, aku hanya pergi bertamasya, paling lama satu bulan sudah pulang."      

Bo Siqing tidak berbicara.     

Ji Yan memelototi Bo Siqing sekilas, lalu mengulurkan tangan dan membelai rambut Bo Siyao, "Oke, cepat pergi cepat pulang. Setelah kamu pulang nanti, mungkin saja ada kejutan untukmu."     

"Kejutan apa?" Mata Bo Siyao melebar.     

Ji Yan mengedipkan mata padanya, "Sudah ada berita tentang bibi kecilku."     

"Benarkah?!" Bo Siyao langsung membelalakkan matanya, sorot matanya penuh dengan ketakjuban.     

Ji Yan langsung mengangguk, "Benar, dan lagi... hasilnya pasti akan membuatmu terkejut. Tunggu setelah kamu kembali baru aku akan memberi tahumu."     

Sudut bibir Bo Siyao berkedut, dia langsung menarik tangan Ji Yan, "Jangan begitu, Kak Ah Yan, ada apa sebenarnya? Cepat katakan, cepat katakan, sungguh tidak bermoral membuat orang penasaran seperti ini!"     

"Hasilnya masih belum keluar, sekarang aku juga tidak bisa memberitahumu. Bahkan kakek dan ayahku juga tidak tahu. Jadi..." Ji Yan mengaitkan bibirnya, "Tunggu kamu pulang saja baru dibicarakan lagi. Kalau ingin tahu, cepatlah kembali."     

"..." Bo Siyao mendengus, lalu langsung melepaskan tangan Ji Yan kemudian memandang Yun Hua, "Huahua, apa kamu tahu? Kamu pasti tahu. Ji Yan tahu, berarti Tuan Muda Kedua Bo pasti tahu. Kalau dia tahu... kamu pasti juga tahu!"     

Yun Hua, "..."     

Ji Yan menyeringai, "Kamu jangan tanya dia."     

Bo Siyao cemberut, pandangannya berputar pada mereka, "Baiklah, kalian semua tahu, tapi tidak mau mengatakannya padaku!"      

"Yaoyao, cepatlah pulang." Yun Hua menatapnya sambil berbicara.     

"Oke, oke, aku pasti cepat pulang." Bo Siyao berkata sambil tersenyum manis, "Waktu pulang aku akan membawakan oleh-oleh untuk kalian!"      

Bo Siqing mengatur mobil untuk mengantar Bo Siyao ke bandara Kota Jiang. Harus memastikan Bo Siyao bertemu dengan orang yang diutusnya, lalu berangkat bersama.     

Ketika akan naik ke mobil, Bo Siyao memandang Bo Siqing lagi, "Hei, Bo Siqing, kamu benar-benar tidak akan mengatakan apa pun kepadaku?"     

Bibir Bo Siqing mengerucut menjadi satu garis, "Hati-hati."     

Bo Siyao langsung mendengus tertawa, "Iya, Kakak Kedua. Hmm selain itu... Terima kasih."     

Terima kasih karena kamu mentolerir sikapku yang semaunya sendiri.     

...     

Setelah mengantar Bo Siyao, Bo Siqing membawa Yun Hua ke vila untuk bertemu dengan Song Ci dan Tang Mo.     

Mereka berdua... sangat introvert.     

Jarang bicara, amat sangat jarang!     

Setelah Bo Siqing memperkenalkan mereka, Yun Hua langsung menyapa, "Hai, apa kabar, Kak Ci, Kak Momo."     

"Nona langsung saja panggil nama kami." Tang Mo berbicara.     

Yun Hua mengerjap-ngerjapkan mata, "Tidak apa-apa, hanya sebuah panggilan saja. Justru kalian ini, umurku masih muda, kalian langsung saja panggil namaku."     

Bo Siqing mengangguk, "Kalian juga panggil Yun Hua, atau Huahua saja."     

"Yun Hua."     

"Huahua."     

Yang pertama memanggil adalah Song Ci, yang berikutnya adalah Tang Mo.     

"Ke depannya, kuserahkan keamanannya kepada kalian berdua." Ujar Bo Siqing.     

Song Ci dan Tang Mo tidak memiliki kata-kata lebih, mereka langsung mengangguk dengan serius dan sungguh-sungguh, "Kami akan menjaganya dengan mempertaruhkan nyawa!"     

.....     

Selama beberapa hari penyelidikan, pelatihan Yun Hua terhenti.     

Pada dasarnya kasusnya sekarang sudah dinyatakan selesai, sisanya adalah pekerjaan penyelesaian, yang juga merupakan pekerjaan paling rumit dan memakan waktu.     

Sebuah buku akun ditemukan di desa penculik.     

Buku akun itu telah memulai pencatatan sejak tahun 1983, dan tidak sepenuhnya ditulis dengan rinci.     

Polisi hampir pusing saat membuat transkrip.     

349 penduduk desa, tua dan muda, semuanya harus dimintai keterangan untuk transkrip.     

Setiap kata yang mereka ucapkan melibatkan satu atau banyak sekali nyawa. Sama sekali tidak bisa memakai kata "melalaikan" untuk mengaburkan masa lalu.     

Polisi harus mencoba melakukan yang terbaik untuk menemukan semua korban, dan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan mereka, atau memberikan kepada keluarga mereka sebuah penjelasan yang terlambat.     

Namun, ini benar-benar terlalu sulit.     

Karena orang yang diculik dan dijual terlalu banyak, para pedagang manusia seringkali sama sekali tidak dapat mengingat dari mana orang-orang itu diculik, juga ke mana mereka dijual...     

Selain itu, ada sebuah rantai kepentingan yang kuat di balik perdagangan manusia.     

Desa Fenghuangpo, desa penculik ini, hanyalah rantai yang paling dasar.     

Melalui rantai ini, beberapa bos besar China yang berspesialisasi dalam bisnis ini berhasil dilacak, namun bagian tergelapnya sebenarnya ada di luar negeri.     

Pelacakan di luar negeri terlalu sulit.     

Perdagangan manusia adalah masalah sulit di seluruh dunia.     

Pihak luar negeri dan polisi internasional bekerja sama, namun tindak lanjutnya benar-benar sulit untuk dilacak.     

Kelompok di dalam negeri saja masih belum jelas, apalagi di luar negeri.     

Dalam waktu singkat, tidak mungkin akan ada hasilnya.     

Bo Siqing berkata bahwa penyelidikan dan persidangan kasus ini sedikitnya akan membutuhkan waktu satu setengah tahun, dan lagi hasil akhirnya tetap tidak akan diumumkan pada publik.     

Suasana hati Yun Hua sangat rumit.     

Namun ini ditakdirkan menjadi sebuah kenyataan yang tidak dapat diubah.     

Tentu saja, saat ini Yun Hua sebenarnya tidak terlalu berminat untuk memedulikan semua itu. Kasus sudah dipecahkan, proses peradilan selanjutnya bukanlah sesuatu yang dapat dikontrolnya sama sekali.     

Bagaimanapun juga, menangkap orang-orang itu adalah hal yang terpenting.     

Saat ini, masalah paling serius yang akan dia hadapi adalah masalah mengenai identitas ibunya.     

Hasil tes DNA akan keluar besok.     

Yun Hua masih tidak tahu harus bagaimana membahas masalah ini dengan ibunya.     

"Ma, Kapten Ling berkata bahwa banyak korban penculikan yang informasi identitasnya telah hilang." Yun Hua memulai pembicaraan.     

"Ma, Ling Nan juga sudah mendaftarkan identitasmu, hmm, seandainya...Yang kukatakan ini seandainya, bagaimana seandainya keluargamu ditemukan?" Yun Hua bertanya dengan suara lirih.     

Jiang Huanqing tertegun, lalu bergegas memandang Yun Hua, "Benarkah sudah ditemukan?"     

"Kan seandainya, aku mengatakan seandainya." Yun Hua cepat-cepat berkata, "Mama tidak punya ingatan sedikit pun, ini yang paling sulit dicari. Pihak kepolisian sudah mengklasifikasikan, urutan pemrosesannya tidak sama. Kapten Ling memang pernah bertanya padaku apakah mau memajukan milik Mama, aku bilang tidak usah... Karena Mama benar-benar tidak ingat apa pun, pasti sangat sulit ditemukan."     

"Ya." Jiang Huanqing mengangguk, "Kita tidak terburu-buru."     

"Ma, lalu bagaimana kalau ketemu?" Yun Hua menggigit bibirnya, "Apa Mama pernah memikirkan, kalau ketemu... kehidupan kita..."     

"Aku tidak begitu berharap." Jiang Huanqing berkata dengan agak tidak berdaya, "Aku merasa kehidupan saat ini sangat baik. Ketemu atau tidak, sebenarnya tidak terlalu penting lagi. Sudah bertahun-tahun berlalu, kalau mereka tidak menyukaiku, maka tidak perlu dikatakan lagi, tentu saja mereka juga tidak akan bersedih. Kalau mereka merindukanku, setelah bertahun-tahun mereka juga mestinya sudah terbiasa."     

Hati Yun Hua menegang.     

Jiang Huanqing tersenyum lagi, "Huahua, jangan terlalu khawatir. Aku menyukai kehidupan sekarang. Aku tidak ingin ada hal-hal tidak terduga apa pun yang akan merusak ketenangan saat ini. Kamu tahu, hal-hal tak terduga yang kualami terlalu banyak, aku sedikit pun tidak menyukainya. Begini saja, sudah sangat bagus."     

"Kamu belajarlah dengan baik, bertandinglah dengan baik, kelak tidak peduli apa pun yang kamu kerjakan, semuanya bagus." Jiang Huanqing tersenyum, "Selain itu juga hubunganmu dengan Siqing, Mama ingin melihatmu bertumbuh dewasa dengan baik, lalu menikah. Hidup tenang, itu sangat bagus."     

"Iya." Yun Hua mengangguk-anggukkan kepala.     

Begitu pergi, Yun Hua pun tidak bisa menahan diri dan berbisik kepada Ji Yan, "Ibuku berkata bahwa dia tidak berharap menemukan keluarganya."     

"Ha?" Ji Yan menggeleng, "Bagaimana mungkin?"     

"Dia hanya tidak mengharapkannya." Yun Hua berkata dengan tidak berdaya.     

Tetapi wajah Ji Yan tampak percaya diri, "Itu karena Bibi tidak tahu bahwa keluarganya adalah aku!"     

"Percaya diri sekali." Yun Hua memelototi Ji Yan, ragu-ragu sejenak sebelum berkata lagi, "Kalau Mama tahu bahwa itu adalah keluarga Ji... Kurasa dia mungkin akan semakin... kacau."     

Ji Yan tidak berkata-kata lagi.     

"Kalau begitu sesuai perkataan Tuan Muda Kedua Bo, jangan mengungkap dulu identitas kalian, atau kalau kalian tidak pernah ingin mengungkapnya juga bisa!" Ji Yan cepat-cepat berkata, "Besok hasilnya sudah turun. Begitu hasilnya keluar, aku akan segera berdiskusi dengan ayahku dulu, baru mempertimbangkan untuk memberitahu Kakek. Huahua, coba kamu lihat, Kakek sudah tua, dia merasa sangat bersalah terhadap Bibi. Selain itu juga Kakek Buyut, Kakek Buyut sudah berusia lanjut, seandainya tidak juga menemukan Bibi, mungkin..."     

Ji Yan tidak menyelesaikan perkataannya, namun apa maksudnya, Yun Hua mengerti. Kalau Bibi tidak juga ditemukan, maka kemungkinan besar Bibi tidak akan sempat bertemu lagi dengan Kakek Buyut.     

Yun Hua menarik napas dalam, "Lebih baik lihat dulu hasilnya saja."     

Suasana hatinya tidak jelas, ada kegelisahan, ada kekhawatiran, juga ada ketegangan.     

Keesokan harinya.     

Ji Yan memegang ponselnya sambil menunggu berita.     

Yun Hua dan Bo Siqing duduk di sofa di hadapannya.     

Yun Hua benar-benar tegang.     

Bo Siqing hanya bisa menggenggam erat tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

"Katanya jam sembilan, mengapa belum ada telepon?" Ji Yan melempar ponselnya ke meja dengan agak kesal, "Mungkinkah ada masalah dengan sampelnya? Atau ada masalah waktu mengambil data Kakek?"     

"Mungkin juga ponselnya kehabisan daya?" Yun Hua juga ikut berbicara.     

Ji Yan mengernyit, "Itu mestinya tidak mungkin. Di kantor ada telepon rumah... Ah benar, aku meminta untuk merahasiakan tes ini, mungkinkah mereka tidak menemukan kesempatan untuk melakukan tes ini?"     

Bo Siqing benar-benar tidak bisa mendengarkannya lagi.     

"Rahasiamu hanya dirahasiakan dari orang biasa." Bo Siqing berkata dengan tidak berdaya, "Apa kamu pikir semua orang bisa sembarangan mengambil data biologis Kakek Ji? Tetapi beberapa tahun ini, kalian terus melakukan perbandingan dan evaluasi, Kakek Ji mestinya juga sudah terbiasa. Sudah terlalu banyak kali dilakukan, Kakek Ji mungkin juga tidak akan banyak berharap. Jadi meskipun orang di bawah melapor kepada Kakek Ji, Kakek Ji mungkin juga tidak akan terlalu memperhatikan... Sekarang, tergantung apakah orangmu memberi tahu hasilnya kepadamu lebih dulu, atau memberi tahu Kakek Ji lebih dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.