Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Putri Keluarga Ji, Beli Satu Gratis Satu



Putri Keluarga Ji, Beli Satu Gratis Satu

0"Huahua, makanya sejak awal aku tidak terlalu berharap menemukan keluargaku. Aku takut… takut merusak kehidupan damai saat ini." Suara Jiang Huanqing sangat rendah, "Tanpa perlu banyak memikirkannya pun kita sudah tahu bahwa ini juga tidak akan mudah bagi pihak keluarga Ji. Di posisi itu, di tempat semacam ibu kota itu, begitu ada sedikit saja langkah yang salah, maka dapat menyebabkan bencana. Aku… aku tidak sanggup menghadapinya."     

"Kalau begitu kita tidak usah pergi ke ibu kota saja!" Yun Hua berkata, "Ma, saat kita merayakan Tahun Baru Imlek, atau setiap bulan, kita luangkan waktu untuk pergi menemui keluargamu. Makan dan mengobrol bersama, tinggal beberapa hari. Tapi kita tidak menetap di ibu kota, juga tidak perlu memberi tahu orang lain hubungan kita dengan keluarga Ji… Di waktu lainnya, kita tetap pertahankan kehidupan kita sama seperti sekarang, bagaimana menurut Mama?"     

"Ini… Apakah bisa?" Jiang Huanqing masih ragu-ragu.     

"Apa yang tidak bisa?" Yun Hua tersenyum, "Tunggu kakakmu datang, Mama bisa bicara sendiri dengannya. Dia pasti setuju!"     

"Omong kosong apa yang kamu katakan?!" Jiang Huanqing memelototi Yun Hua sesaat, "Kakakku adalah pamanmu! Jangan bilang kakakmu kakakmu!"     

"Mengerti!"     

…..     

Simpul di hati Jiang Huanqing sudah terlepas, akhirnya Yun Hua juga bisa bernapas lega.     

Pukul sepuluh malam, Bo Siqing menelepon.     

"Huahua, mobil Direktur Ji sudah sampai di kota Jiangxi. Apakah suasana hati Bibi sekarang sudah lebih baik? Bertemu malam ini atau tunggu besok?" Tanya Bo Siqing.     

Yun Hua berpikir sejenak, "Aku tanya Mama."     

"Oke. Jangan tutup teleponnya, aku tunggu."     

"Iya."     

Yun Hua mencari Jiang Huanqing sambil membawa ponselnya, lalu menjelaskan situasinya.     

Jiang Huanqing adalah orang yang tidak pernah mau mempersulit orang lain, bagaimana dia bisa membuat orang lain menunggu?     

Apalagi, dia juga tahu seperti apa identitas Direktur Ji.     

Seberapa sibuknya orang seperti Direktur Ji ini, dia juga dapat membayangkannya.     

Bagi orang biasa, meluangkan waktu sehari untuk menemui seseorang sangatlah mudah. Tetapi bagi orang dengan kedudukan seperti Direktur Ji ini, itu benar-benar sangat sulit!     

"Rumah kita terlalu kecil, akankah…" Jiang Huanqing berkata dengan agak malu.     

Yun Hua dapat melihat kegelisahan dan kecanggungan ibunya.     

Dia pun tersenyum, "Ma, seandainya Paman peduli dengan hal-hal ini, maka dia tidak akan datang. Yang dia pedulikan adalah Mama, selama Mama ada, sekecil apa pun tempatnya dia juga tidak akan keberatan."     

"Kalau begitu… sudah selarut ini… sebenarnya pekerjaannya begitu sibuk, ada begitu banyak hal yang harus dilakukannya, aku bisa pergi ke ibu kota…" Jiang Huanqing berbicara dengan agak kebingungan, tidak tahu harus berbuat apa.     

Yun Hua mengangguk-anggukkan kepala, "Kali ini Paman datang menemuimu, berikutnya kita yang pergi ke ibu kota untuk menemui Paman. Kita semua satu keluarga, tidak perlu terlalu banyak sungkan. Kurasa yang dikatakan Bo Siqing sangat benar, Mama tidak usah pedulikan apa identitas Paman, sekarang dia hanyalah kakakmu, kakak yang belum pernah bertemu denganmu selama bertahun-tahun! Kakak kandungmu!"     

"Ya." Jiang Huanqing akhirnya bisa sedikit lebih tenang.     

Yun Hua bergegas mengangkat ponselnya dan berkata kepada Bo Siqing, "Biarkan… biarkan Paman datang. Aku dan Mama akan menjemputnya di lantai bawah."     

"Oke." Bo Siqing menjawab, lalu menambahkan, "Jangan khawatir, Direktur Ji tidak sekaku yang dikatakan Ji Yan. Kami juga akan ke sana, jangan takut."     

"Iya." Yun Hua pun tenang.     

Ayah Ji Yan, Ji Changfeng, mendengar nama ini langsung dapat diketahui bahwa dia bersaudara dengan Ji Changqing.     

Saat Yun Hua dan Jiang Huanqing turun ke lantai bawah, Direktur Ji Changfeng masih belum sampai.     

Pukul sepuluh lebih dua puluh menit, rombongan lima mobil khusus berwarna hitam melaju memasuki kompleks.     

Gerbang kompleks terbuka, rombongan mobil itu dapat langsung masuk.     

Tetapi rombongan mobil itu berhenti di depan gerbang kompleks.     

Dari mobil pertama, empat pengawal berjas hitam dengan cepat turun. Mereka memakai earphone di telinga.     

Pintu mobil kedua terbuka.     

Seorang pria berumur lima puluhan yang mengenakan jas turun dari mobil.     

Sekali lihat Yun Hua langsung mengenalinya. Orang yang turun dari mobil itu adalah Ji Changfeng.     

Di saat bersamaan, orang-orang di mobil-mobil belakang juga turun dengan kecepatan tertinggi, lalu secepat kilat mengelilingi Ji Changfeng dengan sangat rapat.      

"Tidak apa-apa." Ji Changfeng yang dikelilingi itu sangat tidak berdaya, "Kita membuat rencana datang ke sini pada saat-saat terakhir, tidak ada orang yang mengetahuinya, tidak perlu terlalu berhati-hati."     

"Baik." Para pengawal menjawab seperti itu, tetapi dalam tindakan mereka sama sekali tidak mau mengabaikan apa pun.     

Dengan dikawal, Ji Changfeng berjalan ke depan Yun Hua dan Jiang Huanqing.     

Saat melihat Jiang Huanqing, Ji Changfeng menghembuskan napas lega. Dia langsung meraih tangan Jiang Huanqing, "Qingqing, aku Kakak."     

Hanya dengan kata-kata itu, Jiang Huanqing yang tidak pernah menangis sejak mengetahui kebenaran hingga sekarang pun seketika menangis tersedu-sedu.     

…..     

Bo Siqing, Bo Xiyuan, dan Ji Yan juga datang menyusul.     

"Pa."     

"Paman Ji."     

"Kak Ji."     

Ketiganya masing-masing menyapa.     

Ji Changfeng hanya mengangguk-anggukkan kepala, dia masih memegang tangan Jiang Huanqing dengan erat.     

Akhirnya mereka kembali ke rumah.     

Jiang Huanqing menangis sampai tidak bisa berkata-kata.     

Ji Changfeng menepuk lembut punggungnya, matanya juga basah, "Qingqing, akhirnya menemukanmu. Dalam hidup kakakmu ini, akhirnya aku dapat melihatmu lagi."     

Jiang Huanqing hanya menangis, dia terus menggeleng, "Aku tidak ingat, aku tidak ingat apa pun…"     

"Tidak apa-apa, kamu tidak ingat, cukup kami saja yang ingat." Ji Changfeng mengulurkan tangan dan mengusap air matanya, lalu memegang tangan Jiang Huanqing lagi, "Bisa melihatmu baik-baik saja di sini, semua yang lain tidak penting lagi."     

Semua orang tidak berbicara.     

Setelah waktu yang cukup lama barulah emosi Jiang Huanqing perlahan-lahan menjadi tenang.      

Ji Yan bergegas menuangkan segelas air hangat dan menaruhnya di tangan Jiang Huanqing.     

Setelah menangis, Jiang Huanqing juga merasa agak malu, dia pun menunduk tanpa mengatakan apa-apa.     

Ji Changfeng terus menarik tangannya, lalu dia memandang Yun Hua, "Kamu Huahua, ya? Aku adalah Pamanmu. Kita adalah keluarga yang paling dekat."     

Yun Hua mengerjapkan matanya, mengambil tisu dari tangan Bo Siqing dan menyeka air matanya, lalu tersenyum pada Ji Changfeng, "Ya, Paman."     

"Bagus sekali." Ji Changfeng menatap Yun Hua selama beberapa saat lalu merasa emosional lagi, "Bagus sekali, bagus sekali. Dua putri keluarga Ji kita, yang besar dan yang kecil, sudah ditemukan semua. Bagus sekali."     

Ji Yan mendengus tertawa, "Benar, beli satu gratis satu."     

Ji Changfeng langsung memelototi Ji Yan.     

Ji Yan langsung membuang muka dan memandang ke tempat lain, seakan-akan dia tidak mendengarnya.     

Pertemuan selalu membuat orang menjadi emosional.     

Dalam perjalanan ke sini, Ji Changfeng sudah mendapatkan semua informasi tentang Jiang Huanqing, jadi tentu saja dia juga tahu apa yang telah dialami oleh Jiang Huanqing.     

Tetapi Ji Changfeng sama sekali tidak membenci adiknya ini. Sejak awal hingga akhir dia terus memegang tangannya. Tindakannya yang begitu akrab itu memberikan hiburan terbesar untuk Jiang Huanqing.     

Setelah emosional berlalu, ketika mendengar Yun Hua dan Jiang Huanqing mengatakan agar tidak mengungkapkan identitas mereka, Ji Changfeng mengerutkan dahinya.     

"Mana bisa begitu? Kami keluarga Ji tidak takut dengan rumor apa pun. Aku malah mau melihat, siapa yang berani bicara sembarangan!" Sorot mata Ji Changfeng sangat tenang, tetapi siapa pun tidak dapat mengabaikan wibawa agung seorang atasan yang terpancar dari tubuhnya.      

Yun Hua melirik Jiang Huanqing, lalu tersenyum kepada Ji Changfeng, "Paman, keluarga Ji memang tidak takut, tapi aku dan ibuku untuk sementara waktu tidak akan bisa menghadapinya, juga agar tidak menambah masalah bagi kalian, kan. Lagi pula kalau tidak diumumkan, lalu apakah Anda bukan kakak dari Mama, juga bukan Pamanku lagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.