Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Nyeri?



Nyeri?

0"Menyapa bagaimana?!" Kong Muqing sama sekali tidak dapat menjauhkan pria itu darinya.     

Gu Xun mengaitkan bibirnya, "Tentu saja, masuk dan menyapanya secara langsung."     

Bagaimana mungkin Kong Muqing tidak mengerti?!     

Semua laki-laki sama saja, pikirannya dipenuhi oleh hal itu!     

Proses spesifik untuk menyapa bayi itu sangat panjang, sangat rumit.     

Namun seorang pria tertentu tampaknya sangat sabar!     

Kong Muqing bahkan sudah akan runtuh.     

Begitu bangun di pagi harinya, dari kepala sampai ujung kakinya terasa nyeri.     

Mungkin fisik setiap orang tidak sama. Waktu dia hamil, tubuhnya tidak ada reaksi besar seperti ibu hamil lainnya, juga tidak muntah dan pusing.     

Dia hanya merasa nafsu makannya meningkat, juga sangat lesu. Tidak peduli pukul berapa pun dia tidur di malam harinya, besok paginya dia pasti baru akan bangun pukul sepuluh.     

Setelah bangun tidur, sarapan pada dasarnya bisa dijadikan sebagai makan siang.     

Gu Xun takut Kong Muqing tidak cukup nutrisi, jadi dia akan memberinya makan lagi pukul tiga sore, Sebelum tidur di malam hari, Kong Muqing juga harus makan sedikit baru boleh tidur.     

Dalam tiga bulan ini, bayinya telah bertumbuh dari sebuah sel telur yang dibuahi menjadi sebesar udang, tetapi Kong Muqing sendiri juga bertambah gemuk, pipinya membulat, wajahnya merah merona, dan kulitnya sangat bagus.     

Seperti biasa, dia tidur sampai jam sepuluh. Setelah bangun tidur dia bersandar sebentar di kepala tempat tidur sambil melamun, kemudian barulah Kong Muqing bangkit dan mandi, berganti pakaian lalu turun ke lantai bawah.     

Dia masih tidak suka memakai sepatu. Semua ruangan di rumah termasuk tangga dilapisi oleh karpet tebal yang lembut, hangat, dan tidak licin.     

Pada jam ini, Gu Xun mestinya sudah pergi ke kantor.     

Kong Muqing berjalan keluar dari kamar tanpa tergesa-gesa, lalu sambil berpegangan pada pegangan tangan dia turun dengan hati-hati.     

Tetapi, baru saja sampai di tikungan tangga, dia melihat ada dua orang yang sedang duduk di ruang tamu.     

Gu Xun ternyata belum pergi ke kantor?     

Tapi… mungkin karena malam ini dia akan naik pesawat ke Kota Jiang, jadi Gu Xun sengaja tinggal?     

Ada senyum tipis di bibir Kong Muqing.     

Dia terlalu bosan tinggal di ibu kota. Gu Xun juga sangat sibuk. Dipikir-pikir, Kong Muqing telah melewati tiga bulan periode berbahaya. Selagi perutnya belum membesar, beraktivitas juga masih mudah, dia akan pergi menemui Yun Hua untuk bermain sebentar. Kalau tidak, dia mungkin akan dilarang keluar lagi!     

Huh, pria dewasa memang berpikiran sempit, hasratnya untuk mengontrol terlalu kuat.     

Tapi, wanita yang duduk di depan Gu Xun itu…     

Sepertinya dia belum pernah melihatnya.     

Sepertinya bukan salah satu eksekutif perusahaan. Sebagian besar eksekutif perusahaan sudah pernah dilihatnya. Dia hanya pernah bertemu dengan salah satu eksekutif wanita, tetapi yang satunya lagi juga sudah berumur sekitar 45 tahun, sama sekali bukan orang di depannya ini.     

Jadi, apakah dia kerabat?     

Kong Muqing agak ragu-ragu. Kerabat Gu Xun yang pernah dilihatnya memang tidak banyak.     

Dia pun turun dan langsung berjalan ke sana.     

Sebenarnya tanpa perlu mendekat pun dia sudah merasa sangat tidak nyaman.     

Gadis itu kelihatannya baru berumur dua puluhan, memakai T-shirt ketat dan celana pendek jins, kedua kakinya panjang, putih, dan ramping.     

Gadis itu memakai riasan tipis dan sedang tersenyum cerah kepada Gu Xun.     

Namun pada saat dia melihat Kong Muqing, senyum cerah gadis itu langsung membeku di wajahnya. Tetapi sedetik kemudian, gadis itu juga tersenyum kepada Kong Muqing.     

Bahkan menyapa dengan ramah, "Hai."     

Alis Kong Muqing agak berkerut.     

Sebagai wanita, ketika berhadapan dengan sesama jenis, selalu ada semacam intuisi yang tidak bisa dijelaskan.     

Ada sebuah pemikiran dalam hati Kong Muqing. Gadis di depannya ini meskipun sedang menyapanya sambil tersenyum, tapi senyumnya itu tidak mencapai matanya, bahkan…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.