Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Siapa yang Memohon Kepadaku



Siapa yang Memohon Kepadaku

0Maka Kong Muqing hanya bisa membiarkan Gu Xun menggandengnya dan dengan hati-hati membawanya naik ke atas.     

Suasana hatinya… sepertinya sedikit membaik?     

Setelah masuk kamar, Gu Xun merangkul pinggangnya dan berbisik, "Apa ada bagian yang terasa tidak nyaman? Tadi malam…"     

"Tidak ada, tidak ada, tidak ada!" Kong Muqing tahu apa yang mau dikatakannya, dia pun langsung menyela dengan marah, "Kusuruh kamu berhenti kamu tidak mau berhenti, sekarang masih tanya apa?"     

Gu Xun tertawa, lalu menunduk dan mencium bibir Kong Muqing, "Qingqing, kalau saja aku bisa berhenti di saat seperti itu, maka kamu seharusnya mengkhawatirkan kebahagiaanmu sendiri di masa depan."     

"Kamu!" Kong Muqing menggertakkan giginya dengan marah.     

Gu Xun mengaitkan bibirnya dan tersenyum kecil, "Kamu lupa siapa yang memohon kepadaku, hm?"     

"Gu Xun!" Kong Muqing merasa malu sekaligus marah.     

"Hadir." Gu Xun menjawab singkat lalu mencium bibirnya.     

Pria ini merenggut oksigennya, merenggut akal sehatnya, juga merenggut pikirannya.     

Otaknya pun menjadi kosong.     

"Um, jangan…"     

"Jangan apa?" Suara Gu Xun semakin berat dan serak.     

"Jangan ke Kota Jiang, oke?" Gu Xun berbisik di telinganya, udara panas pun menembus masuk ke dalam telinganya.     

"Tidak." Kong Muqing menggigit bibirnya.     

Gu Xun menghela napas dan mengubur kepalanya di lehernya, "Kalau kamu tidak ada, aku tidak bisa tidur nyenyak."     

"Kalau ada kamu, aku yang tidak tidur nyenyak!" Kong Muqing berkata dengan kesal.     

"Qingqing, kamu ini maling teriak maling…"     

"Gu Xun!" Kong Muqing marah dan ingin mendorongnya, "Kau bajingan!"     

"Masa?"     

"Iya, memang!"     

"Itu juga salahmu, siapa suruh aku dan dia sama-sama begitu menyukaimu…"     

Pria tua selalu sangat tidak tahu malu!     

Kong Muqing berjinjit dengan kesal lalu menggigit leher Gu Xun!     

Menggigitnya dengan keras, sampai timbul dua baris bekas gigi.     

Gigitannya ini tidak masalah, orang yang digigitnya tidak merasa sakit, tapi sebaliknya malah langsung berubah menjadi serigala karena gigitannya itu…     

Satu jam kemudian, Kong Muqing sama sekali tidak mau turun ke bawah lagi. Perutnya keroncongan karena lapar, tetapi seseorang di depannya dengan santai memakai kemeja dan memasang kancingnya satu per satu.     

Tidak lama kemudian, pembantu datang dengan membawa sarapan bergizi.     

Perut Kong Muqing sangat kelaparan, tetapi dia tidak mau makan karena marah.     

Seseorang makan dan minum, wajahnya tampak kenyang. Saat ini dia tidak terburu-buru pergi ke kantor dan dengan sangat sabar membujuk Kong Muqing untuk makan.     

"Susu ini tidak enak." Kong Muqing meminum seteguk lalu langsung berkata dengan kesal.     

"Benarkah?" Gu Xun mengangkat alisnya, lalu langsung menunduk dan mencium bibirnya.     

Kong Muqing memelototinya dengan marah.     

Gu Xun sudah melepaskannya, "Memang kurang enak."     

Dia sengaja menjilat sudut bibirnya, seolah merasakannya, namun matanya yang dalam dan kelam membawa nyala api yang membara, "Tidak semanis kamu."     

"Gu Xun!"     

Melihat tampangnya yang marah, Gu Xun bergegas menganggukkan kepala, "Benar, susu ini tidak enak, suruh mereka ganti dengan yang dari peternakan Selandia Baru."     

Setelah berusaha cukup lama, Gu Xun akhirnya dapat membujuk Kong Muqing untuk makan banyak, lalu dia menyuruh seseorang untuk membawa pergi makanan-makanan itu.     

Asisten datang untuk suatu keperluan, Gu Xun pun pergi dengan sekretarisnya ke ruang kerja.     

Kong Muqing melamun di dalam kamar, lalu bangun dan mengawasi pembantu yang membantunya mengemasi barang. Dia perlu mengetahui di mana oleh-oleh yang akan diberikannya untuk Yun Hua dan ibunya disimpan.      

Keluar dari kamar, dia pun menuju ke ruang ganti lengkap dengan luas lebih dari seratus meter persegi. Ketika baru berjalan sampai tikungan koridor, ada seseorang yang berdiri di depannya. Kong Muqing sangat terkejut.     

"Kak Kong." Mu Xuejun berdiri di samping jendela di koridor, tersenyum padanya.     

Kong Muqing sedikit mengerutkan keningnya, "Kamu masih ada di sini."     

"Ya." Mu Xuejun tersenyum cerah, matanya menatap lurus pada Kong Muqing, "Aku benar-benar tidak mengira bahwa Kakak sekarang akan menyukai gadis dengan sifat sepertimu ini. Dengan seleranya yang dulu… jauh berbeda."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.