Kembalinya Sang Bintang

Selingkuh, Diselingkuhi



Selingkuh, Diselingkuhi

0Hal yang Yang Xiang Yi tahu adalah:     

Kondisi A: Anak kecil ini mengenalku,     

Kondisi B: Kata anak kecil ini, Kakak Wanyan mengenalku,     

Kondisi C: Aku tidak kenal mereka.     

Sementara itu, hal yang dapat Xiang Yi pahami, Apakah mereka semua adalah 'teman' orang yang menempati tubuhnya?     

Setelah Xiang Yi mengatur pikirannya dengan jelas, dia berkata dengan temperamen yang baik, "Maaf, aku mengalami amnesia. Aku lupa semua kenangan satu tahun yang lalu."     

Bagaimana mungkin Yan Nai bisa memercayai perkataan Xiang Yi? Anak kecil itu marah hingga tubuhnya gemetar dan berkata, "Kamu… Kamu berbohong lagi! Kamu juga selalu berbohong sebelumnya dan mengatakan bahwa kamu menderita amnesia. Kamu membohongi Kakak Wanyan yang sudah begitu baik padamu..."     

Mata Yan Nai terkulai. Dia benar-benar sangat sedih dan melanjutkan, "Kamu… Mengapa kamu berpura-pura tidak mengenalku? Kamu jelas orang yang menyatakan cinta padaku dan orang yang menyentuh tanganku juga kamu..."     

"....." Xiang Yi terdiam.     

Seolah muncul kilatan yang sangat cepat, Xiang Yi seperti menyadari sesuatu. Tidak heran bahwa setiap kali A Nan tidak sengaja bertemu dengan mereka, A Nan selalu menggunakan kata 'Penghancur' untuk menggambarkan mereka.     

Benar, itu semua berkaitan, pikir Xiang Yi, Apakah orang yang berani menempati tubuhku… adalah seorang wanita jalang??     

Memikirkan bajingan yang putus dengan wanita cantik itu membuat Xiang Yi benar-benar merasa sedikit kasihan padanya… Pria itu menyelingkuhi pacarnya, lalu pacarnya menyelingkuhinya. Mereka saling membalas dendam. Singkatnya, ini adalah tindakan yang sangat luar biasa!     

Mata anak kecil itu memerah dan ada kelembaban di bulu matanya. Sikap buruk Yan Nai pada Xiang Yi juga bukan tanpa alasan. Tidak dapat dihindari, Xiang Yi merasa lebih banyak perasaan seperti menyayangi anak kecil yang cantik ini.     

"Yan Nai, tatap aku. Tatap mataku, oke?" kata gadis kecil itu dengan suara rendah. Nada bicaranya seperti dengan membujuk anak kecil.     

Yan Nai ragu-ragu sejenak, lalu mengangkat matanya.     

Xiang Yi menjelaskan dengan sabar, "Apakah kau pernah mendengar tentang kepribadian ganda atau semacamnya? Mungkin kamu tidak akan percaya. Tapi, dalam satu tahun terakhir, apakah kamu benar-benar merasa Xiang Yi yang kamu kenal itu dan aku, Xiang Yi yang sekarang, merupakan orang yang sama?"     

Yan Nai sontak tercengang. Memang… Dia memang merasa Xiang Yi tidak sama. Xiang Yi yang sebelumnya memiliki tatapan mata yang nakal, angkuh, dan suka melebih-lebihkan sesuatu. Saat Xiang Yi menyentuh tangannya, hal itu sungguh membuat orang merasa sangat jijik.     

Tetapi, Xiang Yi yang sekarang ada di hadapannya memiliki temperamen yang lembut. Tatapan matanya yang jernih tampak penuh tertutup bintang-bintang hingga membuat keseluruhan tubuhnya bersinar dan terlihat lembut. Itu seperti dua orang berbeda.     

"Kamu sudah memiliki jawaban di dalam hatimu, kan?" tanya Xiang Yi dengan suara lembut, "Aku meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Namun, aku sama sekali tidak memiliki ingatan itu. Aku tidak masalah jika kau ingin melampiaskan semua emosi negatif dan amarah itu padaku, tapi aku berharap kamu bisa mengerti. Aku tidak membohongimu dan juga tidak perlu berbohong padamu."     

Suara Yan Nai agak sedikit parau saat dia berkata, "...Dasar kamu pembohong."     

"Tidak," jawab Xiang Yi.     

"Kamu adalah pembohong," tambah Yan Nai     

"....." Xiang Yi tidak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa membatin, Baiklah, aku sudah berkata baik-baik. Kamu masih tidak mendengarnya, kan?     

Xiang Yi melihat ke kiri dan ke kanan. Dia mengambil sebuah celurit tanpa ekspresi, lalu bertanya dengan ringan, "Apakah sekarang kamu sudah percaya?"     

".....!!" Yan Nai kembali tercengang.     

Dua menit kemudian, anak kecil ini sepenuh hati menerima kenyataan bahwa Xiang Yi menderita amnesia. Dia memegang tas pendingin dengan patuh dan memasang ekspresi senang sambil mengekori Xiang Yi dari belakang. Jika mengabaikan celurit di tangan Xiang Yi, bisa dikatakan bahwa pemandangan itu akan terlihat sangat indah.     

Ada sebuah tangga di dekat pohon buah-buahan. Pohon loquat (buah biwa) terletak di tanah yang ringan dan kuat. Buah di bagian atas agak sulit dipetik sehingga Xiang Yi mengaitnya dengan celurit dan dapat dengan mudah meraihnya.     

Yan Nai dengan lemah memungut buah-buah yang jatuh ke tanah. Tas pendingin itu sudah penuh dengan sekotak loquat. Namun, karena Yan Nai terlalu gugup, dia tidak sengaja menjatuhkan tas pendingin itu.     

Dalam waktu singkat, ada sebuah kata yang melayang-layang di pikiran Yan Nan, Gawat!!!     

Di detik berikutnya, pipi Yan Nan tiba-tiba ditampar dua kali oleh gadis kecil itu. Suaranya sangat lembut, tapi cukup mengancam. Angin meniup helaian rambutnya yang menempel di tulang alisnya dan dia berkata dari jarak yang dekat, "Aku hanya suka anak kecil yang lebih patuh."     

Tak hanya sampai di sana, Xiang Yi menambahkan, "Jika kamu sengaja melakukannya, aku akan menghajarmu."     

Plak—     

Telinga Yan Nai segera dironai warna merah yang tajam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.