Kembalinya Sang Bintang

Xiang Li



Xiang Li

0Qin Wanyan masih ingin memainkan senjata lainnya. Sayangnya, di luar dugaannya, entah mengapa Yan Nai kali ini seperti dikejar anjing. Dia menutup teleponnya dengan terburu-buru. Namun, sebelum menutup telepon, Qin Wanyan samar-samar mendengar suara sendawa.     

....     

Di waktu yang sama, hari juga berjalan di sebuah lembaga penelitian ilmiah dalam negeri. Lembaga penelitian ini menyatukan talenta terbaik dari berbagai disiplin ilmu. Biasanya mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Satu-satunya tempat mereka saling berinteraksi mungkin adalah di kantin.     

Xiang Li sangat jarang pergi ke kantin. Biasanya ada koki khusus keluarga Xiang yang mengantarkan makanan untuknya. Tetapi, hari ini koki tersebut tidak sengaja membuatkan makanan yang paling dibencinya. Xiang Li bahkan tidak menyentuh makanan itu dan langsung pergi ke kantin.     

Xiang Li terkenal sebagai orang yang memiliki temperamen dingin dari sekumpulan orang aneh di lembaga penelitian ilmiah. Dia juga bukan orang yang mudah bergaul. Satu-satunya orang yang memiliki hubungan paling baik dengannya hanyalah pria gemuk dari laboratorium sebelah.     

Begitu melihat Xiang Li, pria gemuk itu langsung merekomendasikan menu makanan dengan begitu bersemangat, "Kakak Li! Kakak Li! Daging babi rebus dan sup pangsit kepiting hari ini sungguh sangat lezat!"     

Pria gemuk itu makan sambil menonton layar datar di atas meja dan terus mengoceh, "Aku tidak tahu nama food blogger itu. Sluuurp. Udang itu juga terlihat sangat lezat, bukan..."     

Xiang Li tidak memiliki kebiasaan makan sambil bermain ponsel atau semacamnya. Dia hanya melirik asal-asalan, namun tiba-tiba tatapannya membeku. Di layar terlihat seperti sebuah video pendek yang sudah diedit. Gadis cantik itu mengaduk udang beberapa kali dan menyajikan udang itu di atas piring.     

Hanya butuh waktu sekitar belasan detik, pria gemuk itu menonton ulang video sampai berkali-kali. Kuah sup itu sangat panas dan memercik hingga mengenai punggung tangan putih gadis itu. Jika memperhatikan dengan lebih jelas, akan menemukan bahwa kulit gadis itu agak sedikit memerah.     

Tersiram atau terpercik air panas saat sedang memasak merupakan hal yang biasa terjadi. Tetapi, alis Xiang Li justru mengerut sangat dalam. Dia menepuk pantat pria gemuk itu.     

"Apakah salep khusus yang diteliti di laboratorium kalian beberapa waktu yang lalu masih ada?" tanya Xiang Li.     

Pria gemuk itu menjawab, "Sepertinya, sih, ada. Tetapi, itu sangat-sangat berharga. Aku hanya menyimpan satu."     

"Berikan padaku," kata Xiang Li dengan nada bicara yang tidak bisa ditolak.     

Pria gemuk itu sedikit enggan bergumam, "Kakak Li…"     

"Aku akan membantu mengamati eksperimenmu di malam hari," Xiang Li menawarkan dengan wajah tanpa ekspresi.     

".....!!!" Pria gemuk itu jelas terkejut, "Wow, wow, wow... Sepakat, ya. Kakak Li, aku akan mengambilkannya untukmu sekarang juga."     

Pria gemuk itu berhenti makan. Dia buru-buru berlari mengambil salep dan setelah kembali, dia mendapati bahwa Xiang Li sedang menulis alamat di sebuah post-it.     

Xiang Li adalah seorang pria kidal. Saat ini, dia justru menulis dengan tangan kanannya. Namun, tulisan tangannya masih terlihat dinamis. Xiang Li terlihat menulis satu rangkaian panjang lebih dulu, seperti sebuah nama perumahan. Kemudian, dia mencoretnya dan menggantinya menjadi alamat gedung Star Entertainment.     

Pria gemuk itu sangat penasaran hingga bertanya, "Kakak Li, kamu ingin memberikan salep ini kepada siapa? Apakah untuk keluargamu?"     

"Untuk si bodoh," jawab Xiang Li dengan nada bicara sangat menjijikan. Setelah jeda beberapa saat, dia menambahkan, "Si bodoh besar akan memberikannya pada si bodoh kecil."     

"???" Pria gemuk itu kebingungan. Dia jelas tidak mengerti siapa yang disebut Xiang Li sebagai si bodoh.     

....     

Yan Nai telah selesai makan mie. Dia lalu dengan patuh mencuci mangkuknya. Xiang Yi juga secara khusus meninggalkan sepotong buah serta segelas yogurt rasa stroberi untuknya.     

Anak laki-laki itu seperti mencibir, "Kakak, tunggu aku pergi memotong kayu."     

Xiang Yi sama sekali tidak peduli dengan perubahan panggilan namanya. Dia berkata dengan santai, "Kalau begitu, kamu bawa sarung tangan. Jangan gunakan tanganmu untuk memotong kayu."     

Tepat ketika Xiang Yi bersiap menghubungi paman kecilnya, Xiang Feng, dia mendengar suara yang akrab berkata, "Xiao Xiang Yi, pesananmu sudah tiba. Cepat datang dan tanda tangani ini!"     

Yan Nai menyadari bahwa Xiang Yi, yang awalnya memasang ekpresi tenang, saat ini menyunggingkan senyuman manis dan memanggil, "Paman!"     

Xiang Feng menjinjing banyak tas besar dan kecil, kemudian mencubit wajah Xiang Yi yang akhir-akhir ini agak lebih bulat. Setelah itu, dia mengeluarkan seekor anak kucing kecil yang kurus dan lusuh dari saku jasnya.     

"Aku barusan mengambilnya di jalan. Meskipun terlihat agak jelek, dia terlihat cukup mirip dengan Xiang Chen. Jadi, aku membawanya kembali untuk dipelihara," terang Xiang Feng.     

Begitu anak kucing kecil itu melihat Xiang Yi, dia mengeong dengan begitu bersemangat dan cakar kecilnya melambai-lambai dengan gila.     

Xiang Yi sejenak tercengang. Lalu, dia tiba-tiba memanggil sebuah nama dengan ragu, "Tong Tong?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.