Kembalinya Sang Bintang

Matinya Rasa Malu



Matinya Rasa Malu

0Dalam satu hari, siaran langsung acara ragam 'Two People in a House' dimulai kembali untuk yang ketiga kalinya.     

Pengambilan gambar dimulai dari adegan... ayam yang direbus di dalam panci. Kamera pertama-tama memindai ayam yang sedang diasinkan dengan garam agar tetap segar dari dekat.     

Tawa terbahak-bahak Li Jianyu terdengar oleh penonton melalui mikrofon, "Ini adalah Xiao Huang di kandang ayam kami. Penyebab kematian: karena dia terlalu gemuk, dia sudah mati dengan damai sekarang. Mari kita mengenangnya. Terima kasih atas kerja kerasnya, Sutradara Yan. Meskipun sudah berumur, Anda tetap sangat kuat!"     

Adegan tadi dan komentar Sutradara Li menuai rentetan komentar warganet:     

[Pertumpahan darah pertama!]     

[Ngomong-ngomong soal pembunuhan berdarah pertama, apakah kalian sudah melupakan masakan udang siang tadi?]     

[Udang: apakah masing mengingatku? Ternyata dari awalnya saja sudah salah]     

[??? Tunggu, tunggu. Acara ini sebenarnya acara ragam percintaan atau acara ragam kuliner?]     

Tanda tanya semua orang tetap menjadi misteri. Ada orang yang justru menonton dengan gembira. Bahkan, ada juga orang yang mukbang (siaran makan), lalu berteriak, "Sial! Aku jadi ingin makan ayam rebus malam ini!" Ada juga yang langsung membuka aplikasi pesan antar makanan dan memesan makanan untuk diri sendiri.     

....     

Begitu lensa kamera berputar, bidikan tertuju pada Yan Nai yang sedang membakar arang. Anak laki-laki itu sedang berusaha keras untuk menghidupkan api. Dia meniup-niup dengan bibirnya yang lembut. Serangan dari penggemar perempuan, para bibi, dan ibu-ibu datang tak terhitung jumlahnya dalam seketika.     

[Ya Tuhan! Sangat menggemaskan!!!]     

[Adik, jangan tiup api itu lagi. Datang dan cium aku saja!]     

[Ahhh... Bukan bapak penjinak api, tapi anak laki-laki penjinak api!]     

[Apakah anak laki-laki penjinak api yang menertawakanku sebagai pewaris restoran pesan antar?]     

Yan Nai sibuk dengan api, sedangkan Yan Zhenhua juga tidak bersantai-santai. Sutradara terkenal itu ternyata sedang... mengupas bawang putih?!     

Sambil menyenandungkan sepotong lagu, Yan Zhenhua berkata ke kamera dengan serius di tengah senandungnya, "Sebagai seorang pria, harus bisa melihat pekerjaan mana yang bisa dilakukan. Jangan menjadi pria malas. Pria malas pasti akan dihajar oleh ibu mertua."     

Para warganet merespons dengan sederet komentar:     

[Tidak heran jika dia sangat berilmu. Boleh juga ironi ini]     

[Sutradara Yan juga sangat lucu dan humoris, seperti memiliki tangki humor]     

[Lebih baik ayah dan anak keluarga Yan debut, membuat satu kelompok penjinak api dan pengupas barang saja! Hahaha]     

[Ahhh... Dia datang. Dia datang! Raja Aktor Shi sudah datang. Tunggu, tunggu. Apa yang ada di tangannya? Apakah itu talenan?]     

[Apakah vas bunga itu membawa pisau? Bagaimana ini? Aku sudah mulai ingin menindasnya. Mengapa mereka berdua keluar membawa talenan dan pisau seperti model yang berjalan di pekan mode?]     

[Aku benar-benar merasa mereka berdua... memiliki sedikit perasaan sebagai pasangan...]     

[Minggir, minggir. Minggir kalian kelompok yang menolak mereka berpasangan. Mengumpulkan orang yang hanya menyukai Raja Aktor Sui]     

Shi Sui memang membawa talenan untuk memotong sayuran. Talenan asli yang ada di dapur terlalu kecil, jadi dia membantu Xiang Yi membawa talenan yang lebih besar ke dapur. Sedangkan, Xiang Yi membawa pisau dapur dan beberapa bumbu.     

Xiang Yi mengangkat pisau di tangannya dan memotong seekor ayam menjadi beberapa bagian. Lalu, dia mengupas dan mengiris tipis bawang putih dan jahe. Daun bawang dan cabai juga dipotong menjadi beberapa bagian.     

Setelah api menyala, Xiang Yi menuangkan minyak dengan jumlah yang besar ke wajan. Dia kemudian memasukkan bawang putih, jahe, dan daun bawang. Dia juga memasukkan paprika hijau, paprika merah, dan bubuk cabai rahasia. Saat pantat wajan sudah mulai panas, aroma dari tumisan segera tercium dalam sekejap.     

Xiang Yi menumis dengan api besar hingga potongan-potongan ayam di dalam mengeluarkan kaldu lemak yang sangat bergizi. Dengan kualitas kamera yang sangat tinggi, pemandangan ini berhasil membuat orang-orang yang menontonnya mengeluarkan air liur.     

Setelah Xiang Yi selesai menumis, dia memasukkan bumbu lainnya secara bergantian, lalu menambahkan air dan dididihkan perlahan. Xiang Yi juga menyiapkan makanan campuran yang beragam seperti jamur shitake, toge, kentang, rebung, buncis, dan lain-lain untuk dimasukkan pada waktu yang paling tepat. Mie dibuat terlebih dahulu, ditekan satu per satu agar tebalnya merata, lalu ditempelkan di sekitar bawah panci agar kaldu ayam dan uap air meresap.     

Jika serangkaian proses ini dilakukan oleh orang lain, khawatirnya akan menjadi sangat sibuk dan kebingungan. Sedangkan Xiang Yi, dia justru tidak merasa panik dan juga tidak merasa sibuk. Dia bahkan dapat melakukannya dengan sangat tertib.     

Di depan kamera, banyak penonton yang diam-diam menghela napas. Akting vas bunga itu terlalu berlebihan. Dia juga sedikit bodoh, tapi dia terlihat cukup menyenangkan saat memasak...     

Yan Nai menelan ludah dan tidak tahan untuk bertanya, "Kakak Xiang Yi, apa yang akan kita makan besok pagi?"     

Xiang Yi berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku akan pergi ke peternakan keluargaku untuk mengambil susu segar. Bagaimana jika aku membuatkan tahu susu goreng renyah?"     

Para warganet kembali memenuhi kolom komentar:     

[Kenapa jadi aku, yang di seberang layar, yang justru merasa malu dengan vas bunga itu...?]     

[Cuih! Beraninya dia menganggap seluruh dunia ini adalah rumahnya!]     

[Kembali ke peternakan keluargamu? Bisakah kamu lebih tahu diri? Aku mohon]     

*     

 //Selamat malam~     

.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.