Kembalinya Sang Bintang

Sampah



Sampah

0Nada bicara Shi Sui terdengar sangat malas. Dia tidak berniat untuk mematikan rokoknya dan hanya berkata dengan santai, "Ada cairan Huoxiang Zhengqi di lemari obat di ruang tamu."     

...Apakah hanya seperti ini? batin Bai Ruoruo. Raut wajahnya menjadi sedikit kaku. Dia sangat bangga terhadap dirinya sendiri, tapi Shi Sui benar-benar tidak meliriknya sedikitpun!     

"Terima kasih, Senior," kata Bai Ruoruo dengan patuh. Dia mengigit bagian bawah bibirnya dengan penampilan seperti Xiao Bai Hua yang polos, mengedipkan matanya dengan tidak berdosa, lalu bertanya, "Senior, apakah aku boleh memanggilmu Kakak Shi Sui?"     

Bai Ruoruo melihat Shi Sui menatapnya melalui kepulan asap rokok yang tersisa. Mata sipit dan dalam pria itu menyempit dan tersenyum di balik kacamata berbingkai emas, namun tanpa sedikitpun kehangatan.     

Hati Bai Ruoruo gemetar. Dia mengalihkan pandangannya ke arah pohon gardenia karena tidak berani bertatapan dengan Shi Sui. Dia mengulum senyum dan berkata lagi, "Maaf, aku tidak mengerti batas. Mohon maaf, Senior. Aku hanya merasa bahwa kamu memiliki wajah yang mirip dengan kakakku..."     

Soal Bai Ruoruo benar memiliki kakak laki-laki atau tidak, bukankah itu semua tergantung pada perkataannya?     

"Benarkah?" jawab Shi Sui dengan santai.     

Shi Sui sedang merokok. Mungkin karena tidak ada kamera, Bai Ruoruo merasa Shi Sui jauh lebih dingin dan merasa bahwa perkataannya tidak terlalu baik. Tapi, dia tidak ingin menyerah kesempatan yang begitu berharga ini. Jika Bai Ruoruo tidak bisa mendekati Raja Aktor Shi, dia mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu Shi Sui di masa depan.     

Memikirkan hal ini membuat Bai Ruoruo mulai menjadi kejam dan berencana untuk mengulangi trik lama untuk merayu seperti saat dia merayu Xiao Yang. Dia memetik setangkai bunga gardenia, lalu mendekatkan bunga itu ke ujung hidungnya untuk diendus, seperti seorang gadis kecil yang polos.     

"Senior, bunga ini sangat harum. Coba kamu cium..." kata Bai Ruoruo.     

Keduanya awalnya dipisahkan oleh jarak tertentu. Namun, saat ini Bai Ruoruo mendekatkan tubuhnya ke depan dan hampir menyentuh lengan baju Shi Sui. Dari kejauhan, pemandangan ini terlihat seperti Bai Ruoruo sedang menempel dalam pelukan Shi Sui.     

Jarak di antara mereka semakin lama semakin dekat, sedangkan Shi Sui juga tidak bersembunyi. Jantung Bai Ruoruo berdetak semakin cepat. Dia berpikir, Apakah mungkin Shi Sui berpura-pura dingin denganku?     

Bagaimanapun, Bai Ruoruo sangat memiliki kepercayaan diri terhadap wajahnya. Mungkin bermain dengan dirinya sendiri? Kecantikan Bai Ruoruo tidak seperti kecantikan Xiang Yi yang mematikan, tapi penampilannya justru tipe yang disukai pria serta dapat menyenangkan pria.     

Bai Ruoruo berpikir lagi, Jika Shi Sui tidak tertarik pada Xiang Yi, belum tentu begitu juga terhadapku...     

"Hehehe."     

Terdengar tawa kecil yang rendah dan dalam hingga membuat telinga orang terasa gatal. Bai Ruoruo mengangkat kepala dan menatap Shi Sui dengan mata bersinar. Namun, tatapannya jatuh ke dalam sepasang mata hitam seperti kolam yang dalam.     

Shi Sui tidak tahu bahwa penampilannya masih terlihat sangat tampan saat dia melepas kacamata, tapi temperamennya terlihat sangat berbeda, terutama mata buah persiknya itu. Matanya terlihat lebih bergairah saat tersenyum. Sedangkan saat tidak tersenyum, dia terlihat sangat enggan.     

Dingin, kejam, dan berbahaya. Bai Ruoruo tiba-tiba mengerti mengapa Shi Sui harus memakai kacamata. Tanpa tertutupi lensa, hanya sedikit orang yang bisa menahan aura pria itu.     

"Apakah kamu tahu bunga siapa yang kamu petik?" tanya Shi Sui.     

Bai Ruoruo tertegun. Dia menekan debar jantungnya, meredakan kepanikannya, dan tersenyum datar sambil menjawab, "Aku dengar ini adalah rumah Xiang Yu. Ini hanya setangkai bunga. Dia seharusnya tidak keberatan, kan..."     

Shi Sui masih tersenyum, tapi tatapan matanya sangat dingin saat dia berkata, "Aku keberatan."     

Barang-barang milik Xiao Tu (Tu Tu) diawasi dengan ketat sejak kecil. Xiang Yu memberi Xiang Yi sebuah boneka berbulu. Kemudian, Xiang Yi bahkan tidak membolehkan orang yang bukan orang terdekatnya menyentuh boneka itu.     

Bai Ruoruo tidak menyangka Shi Sui memberi akan pelajaran padanya karena setangkai bunga. Lingkar matanya segera memerah. Dia berkata dengan lemah, "Senior, apakah kau membenciku…? Aku tidak tahu kapan aku menyinggung Senior, atau Xiang Yi telah mengatakan sesuatu padamu... Aku hanya ingin menganggapmu sebagai kakakku dan hanya ingin sedikit lebih dekat denganmu..."     

"Mendekat?" ulang Shi Sui. Kepulan asap rokok menyelimuti alis pria itu. Dia berbicara dengan nada acuh tak acuh, "Siapa yang memberimu ilusi hingga membuatmu beranggapan bahwa aku akan menyentuh semua sampah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.