Kembalinya Sang Bintang

Serangan Fisik



Serangan Fisik

0Kak Ling berteriak histeris, "Ah...!!!"     

Jiang Chen tercengang, terutama saat dia melihat celana dalam bergaya pantai flamboyan A Nan. Pemuda itu membuang muka karena malu.     

Tidak ada tisu di saku gaun yang Kak Ling pakai hari ini. Dia menyeka tangannya beberapa kali dengan perasaan jijik, kemudian berteriak seperti orang gila, "A Nan?! Kamu sudah gila, ya?!"     

Mereka semua adalah manajer dari satu perusahaan yang sama. Meskipun mereka memiliki posisi yang berbeda, mereka tetap saling mengenal.     

A Nan meletakkan kedua tangannya di pinggang dan rambut berwarnanya sedikit terbakar. Dia mengomel, "Siapa suruh mulutmu begitu jalang. Itu sangat pantas untukmu! Kamu berani membicarakan hal buruk tentang Sweetie-ku, aku... Aku akan menyemprotmu sampai mati! Apakah jika tidak bisa menyemprot warganet berarti aku tidak akan menyemprotmu?!"     

"....." Xiang Yi masih berada di sudut yang tidak diperhatikan dan terdiam sambil berpikir, Ini tampaknya merupakan serangan fisik, kan?     

Rona wajah Kak Ling berubah, tapi segera tidak mengakui dan membantah, "Siapa yang aku maki? Apakah kamu memiliki bukti? Karena ini kekerasan terhadap rekan kerja, aku akan pergi menemui bos dan meminta agar dia segera memecatmu sekarang!"     

A Nan melotot. Dia tidak menyangka bahwa Kak Ling begitu tidak tahu malu! Kak Lin juga menolak untuk menerima kritik dari pihak lain, tetapi berani menuduh pihak lain!     

Ternyata A Nan adalah manajer Kakak… pikir Jiang Chen sambil mengerutkan bibir. Dia pun mencoba membujuk manajernya sendiri, "Kak Ling, lupakanlah. Dia hanya marah sesaat..."     

Mata Kak Ling masih penuh dengan penghinaan. Dia membalas dengan kasar, "Diri sendiri saja tidak berguna, tapi masih ingin melindungi orang lain?"     

A Nan sangat marah dan menyahut, "Baiklah! Kalau begitu, aku juga akan menuntut dan mengatakan bahwa kamu telah menampar Jiang Chen! Memukul Jiang Chen! Kehebatanmu akan menghilang karena kamu benar-benar berani main tangan dengan artis!"     

Dalam pemikiran A Nan, artis sendiri tentu saja harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Meskipun dia hanya seorang manajer lemah dan rendah, dia tahu bahwa hal pertama yang harus dipertahankan adalah kepentingan artis. Hal ini merupakan etika profesional paling dasar.     

Kak Ling berkata merendahkan, "Apakah kamu pikir mereka akan mempercayaimu? Bagaimana dengan buktinya? Apakah kamu bisa mengeluarkannya?"     

"Bukankah orang ini yang akan menjadi bukti...." kata A Nan sambil menatap Jiang Chen. Pemuda itu membeku dan menghindari tatapan matanya karena malu.     

A Nan memiliki pemikiran di dalam benaknya sendiri. Khawatirnya, kejadian ini bukan yang pertama kali dan juga bukan yang terakhir kali. Artis yang terlihat begitu tenar ini sebenarnya hanyalah seorang anak kecil. Tidak heran jika Jiang Chen merasa tertindas. A Nan hanya tidak ingin Kak Ling tidak memiliki batasan.     

A Nan menggertakkan giginya dan menantang, "Jadi, apakah kamu masih akan melaporkanku?"     

"Kenapa? Takut?" balas Kak Ling dengan sangat sombong, "Bagaimana kalau kamu berlutut di hadapanku? Aku bisa mempertimbangkan untuk memberikan satu kesempatan padamu."     

"Berlutut..." gumam A Nan sambil menunjukkan ekspresi ragu-ragu.     

Sudut mulut Kak Ling melengkung. Sebenarnya, jika A Nan telah berlutut, dia juga akan tetap menuntut dan melaporkan pria flamboyan itu. Sekarang dia hanya mempermainkan A Nan. Namun, senyumnya membeku hanya dalam beberapa detik.     

A Nan tiba-tiba melangkah maju dan menjambak rambutnya. Dia memaki Kak Ling, "Aku berlutut di atas abu ibumu, oke?! Setelah melahirkan anak yang begitu bodoh sepertimu, berapa meter kuburan yang diperlukan untukmu?"     

Tak hanya di sana, A Nan menambahkan, "Oh, iya, aku pertegas sekali lagi. Ibumu yang aku hina di sini bukan ibu yang melahirkanmu. Wanita itu sangat tidak berdosa. Ini hanyalah keberadaan ilusi yang mirip dengan tubuh spiritual yang aku bayangkan. Kedatangannya hanya untuk merobek wajahmu dan mewakili kekecewaan ayahmu..."     

"???" Kak Ling tertegun sejenak, lalu memberontak, "Lepaskan aku! Ah… Dasar pria gay! Dasar jalang bau tengik! Apakah kamu seorang pria? Heh! Heh! Apakah kamu seorang manusia?!"     

"....."     

A Nan tahu bahwa berkelahi dengan seorang wanita harus terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk menarik rambut. Kak Ling terlambat untuk menghindar. Kini dia kesakitan hingga air matanya keluar.     

Jiang Chen yang berada di samping terlihat sangat bodoh. Sementara itu, Kak Ling bereaksi dan berteriak histeris, "Jiang Chen, kamu masih tidak segera datang membantuku?"     

"Mampus! Kamu tidak bisa meminta bantuan siapapun jika kamu mengintimidasiku, kan?" kata A Nan dengan marah.     

Tiba-tiba, terdengar sebuah suara lembut dan hangat berkata, "Aku datang, A Nan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.