Kembalinya Sang Bintang

Apakah ini Menakutkan?



Apakah ini Menakutkan?

0Hah? Mengapa suara ini terdengar seperti suara Sweetie-ku? batin A Nan. Dia memutar lehernya yang kaku dan menghadapkan matanya ke arah Xiang Yi di sudut teras. Gadis kecil itu tersenyum sambil melambaikan tangan padanya.     

".....!!!" A Nan terkejut. Di detik pertama, A Nan melepaskan Kak Ling. Di detik kedua, dia kemudian mundur beberapa langkah. Di detik ketiga, dia menyembunyikan kedua tangannya di belakang dan pura-pura bersikap penurut.     

"Mulutnya duluan yang mulai!" A Nan segera membela diri.     

Wajah Kak Ling yang penuh dengan air liur dan rambut acak-acakan kini tercengang. Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia mengalami apa yang disebut dengan orang jahat yang mengeluh lebih dulu. Kak Ling berteriak kencang pada Jiang Chen yang masih mematung, "Kenapa kamu masih bengong? Apakah kamu hanya diam saja melihat aku dihajar orang?"     

Sebelum Jiang Chen sempat merespons, A Nan sudah menyela pembicaraan, "Adik Jiang Chen, aku sarankan kamu jangan menyakiti Sweetie kami yang bisa membunuh babi gemuk seberat 120 kg hanya dengan pisau!"     

"....." Xiang Yi terdiam dan membatin, Apakah aku tidak memiliki wajah?     

Xiang Yi mengangkat gaunnya. Ujung gaunnya membentuk lekukan yang sangat indah. Dia berjalan maju dengan malas dan sedikit mengangkat alisnya ke arah Jiang Chen.     

Jiang Chen segera sadar dan terbatuk, lalu berkata, "Aku tidak melihat apa-apa."     

"???" Kak Ling jadi bingung, "Jiang Chen, kamu bahkan berani bersikap seperti ini padaku...." Kak Ling baru saja berteriak satu kalimat, lalu berteriak lagi.     

Rona wajah Xiang Yi tidak berubah. Dia menarik rambut Kak Ling sampai ke wastafel, menekan kepala manajer itu ke dalam, kemudian menyalakan keran secara maksimal.     

Kak Ling sontak berteriak, "Ahhh...!!!"     

Setelah gadis kecil itu melakukan serangkaian tindakan, dia meremehkan dan bahkan dengan malas mengingatkan, "A Nan, tutup mata Adik. Anak kecil tidak baik melihat pemandangan seperti ini."     

"....." A Nan terdiam.     

"....." Jiang Chen juga tidak bisa berkata apa-apa.     

Puluhan detik yang singkat terasa sangat lama bagi Kak Ling. Air dingin dengan aliran yang paling besar membuat dirinya merasa hampir mati. Namun, dia memaksakan diri untuk tetap memasang ekspresi tegas.     

Kak Ling mulai mengancam, "Xiang Yi, apakah kamu masih ingin berkecimpung di lingkaran industri ini? Apakah kamu tidak takut aku akan membeberkan berita tentang kekerasan yang dilakukan oleh selebriti?"     

Xiang Yi dengan ringan bertanya, "Mana buktinya?"     

Kak Ling terkejut. Dia tiba-tiba menyadari bahwa tidak ada kamera di kamar mandi. Selain itu, lokasi toilet ini relatif jauh. Khawatir juga tidak ada orang lain di dalam.     

Kalaupun ada orang, siapa yang kebetulan akan merekam gambar atau merekam suara? Tidak ada bukti nyata. Ucapanku saja tidak akan terbukti menjadi bukti sama sekali! pikir Kak Ling. Dia melirik Jiang Chen dengan kejam dan penuh dengan perasaan jijik. Dia curiga Jiang Chen dan Xiang Yi telah berkomplot serta sengaja menyiksanya.     

Jiang Chen menyadari hal ini dan wajah tampannya menjadi sangat pucat. Sebenarnya, Jiang Chen tidak takut dengan ancaman atau larangan dari Kak Ling. Hal yang dia takutkan adalah Kak Ling akan menyakiti anggota dan penggemar SeaSeven lagi dan lagi...     

Bahkan, memangnya mengapa jika kali ini Jiang Chen melampiaskan amarahnya? Dia masih tidak bisa menyingkirkan keberadaan mimpi buruk Kak Ling...     

Szzzt...     

Terdengar desis arus listrik yang samar disertai dengan suara bising. Tetapi, segera terdengar suara percakapan: "Apakah otakmu sudah konslet... Mungkin dia sudah pernah tidur bersama beberapa kali....."     

Kak Ling menatap Xiang Yi dengan ekspresi terkejut. Gadis itu masih berkata dengan nada bicara yang ringan, "Aku sekalian merekam sebuah percakapan. Apakah kamu terkejut?"     

Kak Ling gemetar kedinginan dan mulai panik. Baginya, Jiang Chen mudah ditangani karena pemuda itu memiliki hati yang baik dan dikirim untuk berlatih sebagai trainee sejak masih kecil. Jiang Chen murni dan polos seperti lembar kertas kosong sehingga tidak mungkin memiliki pemikiran untuk merekam suara ataupun merekam gambar.     

A Nan berkata dengan terkejut, "Dasar pelacur! Jika Bos melihat ini, aku rasa kita akan melihat bagaimana kamu bisa masih menjadi manajer Jiang Chen!"     

Jiang Chen juga merasa sedikit emosi. Tapi, saat Kak Ling melihat gadis kecil itu mengangkat sudut mulutnya, dia menatap dengan tajam.     

"Mengapa harus memberikannya pada Bos? Bukankah lebih baik membeberkannya pada para penggemar? Kamu seharusnya lebih memahami industri ini daripada aku. Meledakkan di internet, doxing... Cuih! Cara seperti ini? Apakah ini menakutkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.