Kembalinya Sang Bintang

Sweetie, Buka Mulutmu



Sweetie, Buka Mulutmu

0Ciiit…     

Terdengar suara derit pintu yang sangat pelan. Pintu ditarik oleh seseorang hingga terbuka. Raja Aktor yang tampan bergegas ke pintu dan mengangkat sedikit alisnya pada sekelompok orang di luar pintu.     

"Selamat pagi," Shi Sui berkata dengan nada malas dan menyapa semua orang dengan santai, "Pasti kalian kelelahan di jalan. Mari masuk dan silakan duduk."     

Beberapa pasang sandal telah disiapkan di pintu masuk. Para anak laki-laki anggota SeaSeven dengan takut-takut memasuki pintu dan mengganti sepatu mereka. Kemudian, mereka duduk dalam barisan yang berjejer rapi di sofa dengan perilaku yang sangat baik dan patuh.     

Di depan pintu, Xiang Qi bertanya dengan keren, "Hei, di mana gadis itu?"     

Shi Sui melipat kedua tangannya dan tidak berbicara. Dia hanya menatap Xiang Qi dengan tenang.     

"..."     

Di depan tatapan mata Shi Sui, Xiang Qi perlahan-lahan melepaskan kacamata dan memanggil dengan enggan, "Kak Shi."     

Sejak kecil hingga dewasa, Xiang Qi selalu berani di hadapan siapapun, kecuali di hadapan Shi Sui. Dia sama sekali tidak berani.     

Shi Sui hanya membalas dengan dingin, "Hmm."     

Xiang Qi tidak sabar untuk bertanya, "Di mana Xiang Yi? Apakah dia babi, jam segini masih tidur?"     

"Kamu lihat sendiri saja, jam berapa sekarang," ata Shi Sui dengan dingin.     

Xiang Qi menundukkan kepala dan melihat, jam tangannya. Ternyata saat ini baru pukul tujuh pagi… Uhuk, Xiang Qi nyaris terbatuk. Padahal dia berangkat setelah langit sudah terang, tapi mengapa tetap datang begitu pagi?     

"Kamu juga masuk dan duduk di sana," kata Shi Sui pada Xiang Qi.     

Setelah selesai berbicara, Shi Sui merasa ada hal yang tidak beres. Jadwal sehari-hari Xiao Tu Zi alias Xiang Yi sangat teratur. Gadis itu tidur dan bangun lebih awal, serta memiliki kebiasaan berolahraga di pagi hari. Jam segini dia seharusnya sudah bangun, itu baru benar.     

"Meong! Meong, meong!" Harimau Kecil tiba-tiba mengeong.     

Celana di kaki Shi Sui tiba-tiba digigit oleh Harimau Kecil. Kucing itu menarik Shi Sui menuju kamar Xiang Yi dengan panik dan terburu-buru. Shi Sui jelas terkejut. Dia bahkan tidak sempat berpikir tentang sopan santun lagi, lalu langsung menerobos masuk ke kamar gadis itu dan membuka pintu.     

Berbeda dengan dekorasi kamar tamu, kamar anak perempuan memiliki gaya yang sangat hangat. Perabotan kebanyakan terbuat dari kayu asli dan dihias dengan boneka kelinci yang dapat terlihat di mana-mana. Terdapat pula deretan tanaman hijau di ambang jendela yang tumbuh sangat subur.     

Kaki Harimau Kecil sangat pendek. Dia harus melompat beberapa kali, baru akhirnya dapat melompat naik ke atas tempat tidur. Bantalan cakarnya memukul-mukul bantal Xiang Yi.     

Harimau Kecil mau menunjukkan bahwa dia tidur di bantal di sebelah Xiang Yi. Begitu dia bangun, dia menemukan bahwa wajah Xiang Yi terlihat sangat merah yang sangat tidak normal. Begitu dia meraba wajah gadis itu, dia merasa sangat panas hingga cakar-cakarnya kepanasan.     

Manusia sangat lemah. Penyakit mungkin bisa mematikan manusia. Saat ini, Harimau Kecil sangat cemas hingga hampir menangis memikirkan kemungkinan ini. Dia tidak ingin gadis bodohnya mati.     

Shi Sui mengangkat tangannya untuk mengukur suhu di kening Xiang Yi. Setelah merasakannya, kening Shi Sui mengerut sangat erat. Dia demam, pikir Shi Sui.     

....     

"Apa? Kakak sakit? Apakah sangat parah? Apakah harus menelepon 120?"     

Shi Sui melihat dan membuka kotak obat di ruang tamu, sedangkan para anak laki-laki SeaSeven sudah sangat khawatir. Bahkan, Xiang Qi tidak berhenti menggoyangkan kakinya dan menjilat sudut mulutnya dengan gugup.     

"Aku sudah menelepon dokter keluarga. Kata dokter, berikan obat pereda demam dulu dan pantau suhunya. Jika kondisinya tidak juga membaik, dokter akan datang," terang Shi Sui. Suara tenangnya menenangkan semua orang.     

Shi Sui mengeluarkan obat dari kotak obat. Dia mengangkat matanya, melihat ke arah Xiang Qi, dan bertanya, "Bagaimana kalau kamu saja yang menyuapi obat ini?     

Tadi Shi Sui merasa cemas, tapi sekarang dia sudah lebih tenang. Karena ada kakak kandung Xiang Yi di sini, jika Shi Sui yang menyuapkan obat untuk gadis itu, rasanya tidak pantas.     

Shi Sui meremehkan Xiang Qi yang begitu mementingkan harga dirinya. Pria itu mengangkat kakinya yang panjang, mengangkat dagunya, dan tanpa diduga malah menolak, "Siapa juga yang akan menyuapinya? Tidak akan!"     

Mereka masih belum berdamai. Gadis itu juga belum bersikap manis dengan memanggil kakaknya dan memohon untuk dimaafkan. Jadi, Xiang Qi tidak akan memedulikan Xiang Yi dulu!     

"....." Shi Sui terdiam. Dia tidak terlalu merasa tenang terhadap kru wanita dalam program ini. Dia melihat orang yang masuk ke kamar Xiang Yi dan akan memberikan obatnya secara pribadi.     

Xiang Yi demam hingga kesadarannya sedikit menghilang. Dalam keadaan bingung, dia merasakan sepasang tangan besar yang hangat dan kuat menempel di punggungnya. Dengan suara yang parau, orang itu membujuknya dengan lembut, "Sweetie, buka mulutmu."     

Xiang Yi minum obat dengan patuh. Di detik berikutnya, bekas air yang tersisa di sudut mulutnya dihapus oleh ujung jari yang terasa sangat dingin. Cahaya dan bayangan yang mengejutkan di depannya berangsur-angsur menjadi jelas. Mata Xiang Yi kini terfokus dan tatapannya bertemu dengan sepasang mata yang sangat dalam, sedalam kolam kuno.     

"Um... Anak Kecil?" gumam Xiang Yi dengan suara sengau yang lembut dan lucu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.