Kembalinya Sang Bintang

Sarapan (2)



Sarapan (2)

0Xiang Qi bisa merasakan tatapan yang berbeda di mata semua orang. Dia sedikit mengangkat dagunya, bersikap sangat angkuh, dan bertanya, "Ada apa? Apakah kalian tidak pernah melihat orang membawa peralatan makan sendiri?"     

"....." Orang-orang yang melihat Xiang Qi di sana hanya terdiam. Mereka pernah melihat ada orang yang membawa peralatan makanan sendiri, tapi tidak pernah melihat ada orang yang membawa mangkuk yang begitu besar. Ah...     

"Hades, kamu benar-benar... tidak memperhatikan hal-hal kecil," Li Jianyu berkata dengan canggung. Dia berpikir bahwa Hades adalah seorang perancang busana dan pekerjaannya selalu melibatkan seni, jadi wajar saja jika memiliki kebiasaan yang aneh.     

"Sialan," Xiang Qi berkata dengan tidak senang, "Hanya membawa sebuah mangkuk, apalah artinya ini?"     

Aku tidak merasa gugup, tapi yang gugup justru orang lain, Xiang Qi menggerutu dalam hati. Dulu, setiap perjamuan makan diadakan di rumah, masakan Adik Perempuan akan diperebutkan seperti sedang bertengkar di medan perang. Kalian tidak melihat Xiang Yu. Xiang Feng juga bahkan sampai membawa panci. Ini baru yang disebut dengan pembunuhan gila~ (~ ̄▽ ̄)~~     

....     

Pangsit udang dan sup ikan mie sudah setengah matang. Li Jianyu menawarkan diri untuk memasak. Dia sekalian memanggil kamerawan untuk mengambil gambar beberapa bahan.     

Sedangkan, tugas memberikan makan untuk Harimau Kecil dimenangkan oleh Jiang Chen. Ketujuh anak laki-laki itu mengelilingi kucing kecil yang putih dan lembut itu. Mereka tidak berhenti memuji.     

"Ini adalah kucing yang dibesarkan oleh Kakak."     

"Tapi, kucing ini terlalu kecil, bahkan tidak sampai sebesar telapak tanganku."     

"Dia melihatku, aku melihatnya! Matanya seperti batu giok berwarna biru."     

"....."     

Jiang Chen menatap lurus ke arah Harimau Kecil dan membujuk, "Kucing kecil, biarkan aku mengusapmu, oke?"     

Harimau Kecil memasang tampang cemberut, bersikap sangat mulia dan dingin, lalu menolak Jiang Chen. Kucing kecil itu berpikir, Huh. Bahkan kamu saja tidak punya ikan kecil. Jangan pikir kamu bisa menyentuh sehelai rambut harimau ini!     

Jiang Chen malah bereaksi dengan heboh, "Aaah! Penampilannya yang cemberut juga sangat lucu!"     

Muncul tanda tanya di benak Harimau Kecil.     

.....     

Dua puluh menit kemudian, sarapan telah tersaji. Begitu membuka penutup yang terbuat dari kayu linden, kabut putih panas langsung keluar. Setelah kabut menghilang, terlihat pangsit udang yang sangat halus dan lembut.     

Kulit pangsit itu tipis, transparan, dan berwarna putih salju. Di bagian dalamnya terisi udang dan rebung hijau yang tersembunyi. Tiap pangsit diisi dengan dua ekor udang hingga membentuk bulatan yang sangat lucu.     

Sup ikan mie tersaji di dalam panci listrik berwarna putih. Ikan mas koki yang segar sedikit digoreng dengan minyak dan ditambahkan dengan jahe, anggur masak, dan rerempahan lainnya. Xiang Yi mengatur fungsi waktu sampai lebih dari jam enak. Sup itu direbus sampai benar-benar lezat. Daging ikan segar yang lembut serta sup ikan dengan rasa yang lezat sekilas membuat orang mengeluarkan air liur.     

Li Jianyu memasak semangkuk besar mie beras. Dia juga menambahkan sup ikan, lauk lainnya, dan bumbu sesuai seleranya. Kemudian, dia mencampur semuanya dengan baik.     

Li Jianyu akhir-akhir ini banyak makan masakan Xiang Yi. Penampilannya menjadi lebih serius. Pertama-tama, dia meletakkan dua buah klakat rotan berisi pangsit udang untuk Jiang Chen dan yang lainnya. Lalu, dia berkata, "Makanlah. Nanti kalian harus bekerja keras untuk syuting."     

Sekelompok anak laki-laki itu mengingat ancaman Xiang Qi dan menatap Xiang Qi dengan lemah.     

Xiang Qi sedang makan pangsit udang. Dia memakannya satu gigitan. Udangnya sedikit kenyal dan rebung hijaunya menyegarkan dengan tambahan minyak babi. Apalagi, kuahnya terasa sangat lezat dan tidak ada tandingannya.     

"....." Xiang Qi berhenti selama dua detik, kemudian menggenggam sumpitnya erat-erat. Penampilan luarnya terlihat sangat dingin dan berpura-pura. Padahal, dia sedang meraung keras di dalam hatinya, Sangat lezat!!! Pasti adikku! Pasti adikku yang memasaknya!!!     

Saat suasana hati Xiang Qi membaik, dia menatap sekelompok anak laki-laki di sana dengan lebih menyenangkan. Dibandingkan dengan sikapnya yang dingin barusan, singkatnya sikapnya sekarang bisa dibilang lebih ramah.     

Kini Xiang Qi mengajak mereka, "Makan, makan. Aku hanya menakut-nakuti kalian. Apakah kalian menganggapnya serius?"     

"....." Para anak laki-laki anggota SeaSeven terdiam. Mereka sama-sama berpikir, Senior, Anda tampaknya tidak seperti menakut-nakuti kami tadi. Ancaman itu tampaknya sangat serius...     

Beberapa orang dengan hati-hati mencicipi pangsit udang...     

"!!!"     

Semua orang membuka mata mereka lebar-lebar dan memperlambat kecepatan mengunyah mereka, seolah-olah mereka bisa menikmati kelezatan di mulut mereka untuk sementara waktu.     

"Uh…" Entah siapa yang tersedak. Lingkaran mata semua anak laki-laki itu berwarna merah.     

"Ada apa dengan kalian ini? Apakah ini sangat lezat hingga membuat kalian terharu dan menangis??" tanya Li Jianyu dengan terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.