Kembalinya Sang Bintang

Adik, Patuhlah



Adik, Patuhlah

0Berapa menit kemudian, Li Janyu mengumumkan dengan tidak berdaya, "Pihak siaran langsung Aplikasi Xingchen menghubungiku. Dia mengatakan ada peretas jahat yang sengaja menyerang database dan membuat ruang siaran langsung kita menjadi gelap… Bahkan, jika kita mengganti ruang siaran langsung, aku khawatir juga akan diserang. Jadi, siaran langsung hari ini sampai di sini dulu. Terima kasih atas kerja kerasnya untuk semua guru."     

Para adik laki-laki anggota SeaSeven masih ada jadwal lain besok pagi. Meskipun ada sedikit penyesalan, mereka tetap harus pergi. Sebelum mereka pergi, mereka membungkukkan kepala kepada seluruh kru program untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka.     

Kru program memiliki kesan yang sangat baik terhadap para adik laki-laki SeaSeven yang lucu dan sopan. Li Jianyu juga menambahkan WeChat mereka dan melihat apakah ada kesempatan untuk merekomendasikan mereka kepada sutradara lain dalam industri hiburan.     

"Kak..." Pada akhirnya, giliran berpamitan dengan Xiang Yi. Ada ribuan kata di dalam hati Jiang Chen. Tetapi, begitu sampai mulut, dia justru tidak tahu harus mulai dari mana.     

Mata Jiang Chen memerah dan dia berkata, "Kak, terima kasih karena kamu telah mengundang kami ikut serta dalam acara ragam 'Two People in a House'. Aku merasa... sangat bahagia."     

"Iya, benar, Kakak. Aku juga merasa seperti itu!"     

"Terima kasih untuk makanan Kakak. Maaf merepotkan. Aku harap Kakak akan bahagia setiap hari."     

"Huh… Kak, semoga semua urusanmu berjalan lancar!"     

"....."     

Saat menjelajah waktu, Xiang Yi telah mengalami begitu banyak perpisahan. Jadi, begitu dia kembali ke dalam kehidupan nyata, pada dasarnya dia tidak berinisiatif untuk bersosialisasi. Karena jika memiliki hubungan dengan orang lain, itu artinya akan ada momen perpisahaan. Tetapi, acara ragam 'Two People in a House' memberikan perasaan yang berbeda terhadapnya.     

"Ini, aku sudah menyiapkannya untuk kalian. Makanlah dengan baik. Saat suasana hati kalian sangat buruk, makanlah lebih banyak makanan lezat. Dengan begitu, kalian memiliki kekuatan untuk menghadapi semua," pesan Xiang Yi.     

Xiang Yi mengeluarkan beberapa kotak makan yang sudah dibungkus, tersenyum lebar, dan berkata lagi, "Aku menantikan hari di mana kalian bersinar di atas panggung. Kalian bisa datang dan makan di sini kapan pun. Tempat ini akan selalu menyambut kedatangan kalian."     

Entah siapa yang sudah terisak dan emosi sedih seketika menyebar. Adik-adik laki-laki itu langsung menyambar kotak makan di tangan Xiang Yi dan berjalan maju tanpa menoleh ke belakang karena takut begitu menoleh, mereka tidak tahan untuk menangis. Mereka tidak takut dengan kejamnya dunia. Tapi, mereka tidak bisa selamanya acuh tak acuh dengan sikap lembut.     

....     

Setelah Xiang Yi mengantar adik-adik SeaSeven pergi, jalannya diblokir oleh Xiang Qi. Gadis kecil itu mengangkat wajahnya, dan memanggil Xiang Qi dengan bingung, "Kak?"     

Wajah Xiang Qi yang tampan terlihat seperti penjahat saat dia bertanya, "Bisakah mengobrol?"     

Xiang Yi menggigit bibirnya dan mengangguk.     

....     

Di bawah pohon yang tinggi, Xiang Yi duduk di atas ayunan sambil menatap kakaknya dengan penuh harapan. Xiang Qi mengangkat tangannya dan membantu mendorong ayunan Xiang Yi.     

"..." Setelah merenung selama beberapa saat, Xiang Qi bertanya, "Satu tahun lalu, ke mana... ke mana kamu pergi?"     

Xiang Yi seketika tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.     

"Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin mengatakannya. Sangat bagus jika kamu sudah kembali," bisik Xiang Qi dengan suara yang agak serak.     

Ujung hidung Xiang Yi terasa perih. Dia menggunakan jari-jarinya untuk menahan ayunan, berhenti, dan memandang Xiang Qi dengan serius. Dia menjelaskan, "Kak, aku pergi melakukan perjalanan. Pergi ke tempat yang sangat jauh, bertemu dengan semua jenis orang, dan belajar keterampilan yang aneh. Perjalananku masih belum selesai sekarang. Aku kembali karena ada kalian di rumah."     

Raut wajah Xiang Qi sedikit berubah. Dia memalingkan wajahnya dan bertanya dengan gugup, "Hei, kalau begitu, apakah ada orang yang mengintimidasimu? Apakah perlu Kakak bantu membalaskan dendam?!"     

Xiang Yi tersenyum ringan dan menjawab, "Tidak ada. Justru aku yang mengintimidasi orang lain."     

Bagaimanapun, Xiang Yi adalah pendukung terkuat untuk melakukan perjalanan keliling dunia dengan cepat.     

Xiang Qi merasa lega. Dia tiba-tiba mencubit wajah kecil Xiang Yi, meremasnya dua kali, dan mengancam dengan galak, "Lain kali, jika bepergian, harus mengajakku! Setidaknya… Katakan padaku."     

Xiang Qi melanjutkan, "Karena Kakak… benar-benar sangat mengkhawatirkanmu. Adikku, patuhlah, ya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.