Kembalinya Sang Bintang

Seberkas Cahaya untuk Kehidupan



Seberkas Cahaya untuk Kehidupan

0Para warganet yang menonton kini membanjiri ruang siaran langsung dengan rentetan komentar:     

[Ahhh! Ini juga terlalu membara!]     

[Sialan! Apakah mereka ingin meratakan sekolah?!]     

[Aku sudah menahan diri untuk waktu yang lama, tapi tetap saja tidak bisa menahannya dan akhirnya menangis]     

[Aku hanya ingin bilang, Adik Yi luar biasa! Raja Aktor Shi luar biasa! Dan acara ragam 'Two People in a House' juga luar biasa!]     

....     

Dalam rentetan komentar, tidak ada pelecehan verbal. Saat ini, yang ada hanya rasa solidaritas. Saat ekskavator pertama merobohkan tembok sekolah, tiba-tiba terdengar suara yang sangat kencang di tempat berdebu.     

Sorak-sorai, teriakan, raungan, tepuk tangan… Semua terajut menjadi melodi yang akan membuat orang yang mendengarnya marah. Rong Huai memasukkan satu tangan ke dalam sakunya. Dari sisi wajahnya yang dalam, dia terlihat perlahan membentuk senyuman.     

"Kalian ini sengaja mencuri barang, kan?" tanya Xiang Yi. Suara manis dan lembut gadis kecil itu datang.     

Tubuh Rong Huai mendadak menjadi membeku. Dia meremas-remas telinganya dengan tidak nyaman. "Aku bukan tipe orang yang mengurusi hal pribadi orang lain," jawab remaja itu dengan tubuh yang masih sangat kaku.     

Xiang Yi melirik Rong Huai dan mengatakan beberapa kata kunci, "Mencuri barang, menyiarkan secara langsung, membuat keributan besar, dan mengekspos sekolah ini. Ini rencana kalian, kan?"     

Raut wajah Rong Huai membeku. Itu adalah 'ide brilian' yang telah beberapa dari kami direncanakan sejak lama. Bagaimana bisa dia menebaknya dengan asal-asalan? pikirnya.     

Remaja itu menendang batu di sisi jalan dan berkata dengan canggung, "Apakah kamu ingin mencoba mengatakan bahwa rencana ini sangat kekanak-kanakan…? Kalau begitu, kami juga ingin menjadi sedikit lebih dewasa…"     

Akan tetapi, mereka tidak tahu bagaimana cara untuk melakukannya. Ini adalah rencana yang terbaik yang bisa mereka pikirkan.     

Mereka mengetahui bahwa ada acara ragam siaran langsung di paviliun. Meskipun mereka belum pernah menontonnya, juga tidak mengetahui pengaruh acara ragam 'Two People in a House', mereka bergegas masuk ke paviliun tanpa ragu-ragu dengan keinginan yang sembrono. Namun, mereka juga tidak berani melakukan terlalu banyak kerusakan. Jadi, mereka membuat persiapan psikologis yang panjang untuk mencuri beberapa telur.     

Setelah beberapa detik, sebelum Xiang Yi menjawabnya, Rong Huai tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke arah Xiang Yi. Tatapan mata gadis kecil itu bertemu dengan sorot matanya. Pupil mata Xiang Yi yang indah melengkung, berbentuk sama seperti bulan sabit.     

"Kalian melakukannya dengan sangat baik," puji Xiang Yi tanpa disangka.     

Dag, dig, dug...     

Dia sedang memujiku… batin Rong Huai. Detak jantungnya bertambah cepat, seperti tabuhan drum. Jika ada rusa di dalam hatinya, dia mungkin sudah tertabrak sampai pusing, jatuh pingsan, dan gegar otak.     

Rong Huai menggerakkan kakinya dan melangkah mendekat ke samping Xiang Yi. Dia melengkungkan punggungnya yang kurus dan terbatuk dua kali, lalu mengajak, "Kalau begitu… Ayolah."     

"Hah?"     

Rong Huai melihat wajah Xiang Yi yang penuh kebingungan. Dengan rasa marah dan kesal yang bercampur menjadi satu, dia berkata, "Itu...!"     

Suara Rong Huai menjadi lebih kecil. Suara sengaunya yang sedih mengungkapkan jejak kekanak-kanakan, "Kamu menepuk-nepuk punggung anak bodoh itu. Apakah kamu tidak mau menepuk-nepuk aku..."     

"....."     

Di detik berikutnya, Xiang Yi berdiri berjinjit. Dengan tangan kecil putihnya yang lembut, belajar dari cara Shi Sui membujuk dirinya, gadis kecil itu mengusap kepala Rong Huai beberapa kali. Rong Huai pun tercengang, seluruh tubuhnya membeku, dan pikirannya menjadi bodoh.      

Dia… Dia menyentuhku… batin Rong Huai. Dia merasa seperti ada kembang api menyala di dalam hatinya, tapi mulutnya masih berkata dengan angkuh, "Kamu sangat pendek, bahkan sampai harus berjinjit jika ingin mengusap kepala."     

Xiang Yi mengerutkan bibir dan membalas, "Rambutmu sangat menusuk… seperti duri landak..."     

Remaja laki-laki itu meledakkan rambutnya sejenak dan beralasan, "Kamu tahu, aku memang memiliki rambut jenis duri landak!"     

"....." Xiang Yi tidak menjawab dan hanya berpikir singkat, Baiklah.     

....     

Pada saat ini, Sheng Guang dan Yin Xiangxue datang dengan plakat yang telah diproses. Di atas plakat itu, sebuah papan kayu tipis panjang dipaku.     

Kemudian, Yin Xiangxue berkata pada Xiang Yi, "Xiao Xiang Yi, ini adalah pertanianmu. Kamu yang seharusnya menempel ini."     

Semua orang melihat ke arah Xiang Yi. Tidak jauh dari situ, mesin konstruksi seperti meraung. Bangunan runtuh dan debu-debu berterbangan, seperti reruntuhan kehancuran di film kiamat.     

Bayangan pohon itu berputar-putar, membentuk bayangan yang besar. Gadis kecil itu kebetulan berdiri di perbatasan kegelapan dan cahaya. Pupil matanya terlihat tenang dan lembut.     

Pada saat itu, sebuah kalimat lirik lagu tiba-tiba muncul di benak Rong Huai, ...Semuanya tidak sempurna, sedangkan dia adalah seberkas cahaya untuk kehidupan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.