Kembalinya Sang Bintang

Apakah Dia Menganggap Kakak Kedua Tutu Ini Sudah Mati?



Apakah Dia Menganggap Kakak Kedua Tutu Ini Sudah Mati?

0Xiang Yi bergumam dengan tidak percaya diri, "Tapi, dia… Dia tidak memiliki itu..."     

"Yang mana?" tanya Shi Sui dengan alis yang menunjukkan senyuman, entah apakah dia benar-benar tidak mengerti atau dia sengaja menggoda Xiang Yi.     

"Itunya..."     

Tawa rendah pria itu berdering. Jarak keduanya sangat dekat sehingga Xiang Yi bahkan bisa merasakan getaran pada dada Shi Sui. Pergelangan tangannya seperti dibelai dengan lembut, menjalin perasaan mendalam yang tidak dapat dijelaskan. Rasa gatal yang sangat jelas. Kegelisahaan yang terikat.     

Shi Sui membungkuk, mematikan mikrofon mereka berdua, kemudian membisikkan beberapa kata di telinga Xiang Yi dan melihat seperti yang gadis kecil itu inginkan.     

Warna merah di telinga Xiang Yi menjadi lebih jelas. Diam-diam dia membatin, .....!!! Ternyata seperti ini!!!     

Harimau Kecil yang berada di tempat tidur gantung menjilat cakarnya dua kali. Dia juga memicingkan mata ke arah Xiang Yi dengan jijik. Dasar gadis bodoh! pikir kucing putih kecil itu.     

Lupakan saja jika Xiang Yi tidak bisa membedakan jenis kelaminnya. Masalahnya, gadis itu benar-benar tidak bisa melihat betapa buruknya dua orang pria di ruangan ini. Terutama Shi Sui, pria bau tengik itu. Bahkan, bagi Harimau Kecil, Shi Sui lebih brengsek dari anjing.     

Beberapa saat kemudian, Shi Sui bertanya dengan suara yang diwarnai senyum bernada rendah, "Sudah mengerti?"     

Jawaban Xiang Yi terdengar seperti suara nyamuk, "Hm."     

Tidak jauh dari mereka, Xiang Li sedang membolak-balik halaman buku dan berkata dengan dingin, "Apakah tangan Xiao Tutu kami bisa kamu pegang begitu saja, saat kamu mau memegangnya?!"     

Oh, perilaku nakal muncul di hadapanku. Apakah dia menganggap kakak kedua Tutu ini sudah meninggal? pikir Xiang Li kesal.     

Xiang Yi baru menyadari bahwa Shi Sui terus menggenggam pergelangan tangannya. Bagaikan disiram air panas, dia cepat-cepat mengeluarkan tangannya dan berkata dengan tidak nyaman, "Aku… Aku akan membuat kue. Guru Yin dan yang lainnya akan segera kembali."     

Gadis kecil itu melarikan diri dan masuk ke dalam dapur. Sedangkan, Shi Sui menatap Xiang Li. Bibirnya yang tipis mengucapkan beberapa patah kata tanpa suara.     

Shi Sui membelakangi kamera dan penonton di ruang siaran langsung tidak bisa melihatnya, tapi Xiang Li memahami gerak bibir raja aktor itu dan dengan mudah mengenali apa yang Shi Sui katakan, 'Jangan marah, Paman Kedua Istri'.     

Di Nancheng, seorang pria memanggil kakak istrinya sendiri dengan sebutan paman istri.     

Xiang Li diam-diam menggeretakkan gigi gerahamnya. Dia berpikir, Aku menganggapmu sebagai saudara, tapi kamu justru ingin mendapatkan adik perempuanku? Mimpi di siang bolong!     

....     

Paviliun membentang ke perbukitan hijau yang tidak terlalu jauh.     

Sheng Guang berjalan ke sana bersama istrinya, melepas mantelnya, dan menyampirkan mantel itu pada tubuh istrinya sambil berkata, "Istriku, istirahatlah sebentar."     

Kamerawan mengambil gambar secara diam-diam.     

Setelah kembali dari SMA khusus Putra Mingxi, suasana hati Yin Xiangxue tidak terlalu baik. Dia merapatkan mantel suaminya dan menghela napas.     

"Tidak selamanya hidup berjalan dengan baik dan segala sesuatunya belum tentu sebaik yang kita inginkan. Ada orang yang meminta, tapi tidak bisa mendapatkan. Ada juga orang yang telah mendapatkan, tapi kemudian meninggalkan. Aku benar-benar... merasa sedih terhadap anak-anak itu," kata Yin Xiangxue.     

Yin Xiangxue sebenarnya sangat menyukai anak-anak dan telah melakukan banyak kerja keras selama bertahun-tahun. Mulai dari meminta obat dari dokter, kemudian mencoba menyembah dewa dan meminta berkah, semua sudah dia lakukan. Tetapi, dia masih tidak memiliki cara untuk bisa mengandung.     

Jika aku memiliki anak, aku pasti akan menganggapnya sebagai harta karun. Karena itu, bagaimana mungkin para orang tua dari anak-anak SMA khusus Putra Mingxi… Pemikiran ini membuat Yin Jiangxue menutup mata. Dia tidak tahan untuk terus memikirkannya.     

Sheng Guang berkata dengan lembut, "Anak itu sama dengan jodoh. Kita tidak bisa memaksakannya. Kita cukup mengikuti alurnya saja."     

Bibir merah Yin Jiangxue sedikit bergerak. Mungkin masalah di SMA khusus Putra Mingxi terlalu menyentuhnya. Dia mengutarakan isi hatinya, "...Sebenarnya… Aku baru-baru ini meminta seorang master untuk meresepkan obat untukku. Katanya, obat itu bisa meningkatkan kemungkinan untuk hamil. Tapi, obat itu mungkin akan merusak tubuh. Aku mungkin tidak punya cara untuk syuting lagi… Aku ingin mencobanya..."     

Sheng Guang jelas keberatan. Dia menolak dengan suara yang dalam, "Tidak bisa! Tubuhmu adalah hal yang terpenting!"     

Ruang siaran langsung seketika dipenuhi dengan omelan para warganet.     

[Apakah otak Yin Xiangxue sudah konslet??]     

[Hah??? Aku benar-benar tidak mengerti wanita seperti ini! Mengapa harus memiliki anak?]     

[Aku ingin muntah. Prianya akan baik-baik saja, tapi wanitanya tidak terselamatkan! Dinasti Qing sudah mati, tapi masih berpikir untuk mewariskan anak untuk meneruskan generasi kepada suaminya?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.