Kembalinya Sang Bintang

Aku Satu-satunya Anak Muda (2)



Aku Satu-satunya Anak Muda (2)

0Rong Huai memicingkan matanya. Lalu, tatapannya bertemu dengan mata Xiang Yi yang tersenyum. Rong Huai pun meremas-remas celananya. Dia berkata dengan nada bicara yang angkuh, tapi suaranya sangat rendah, "Bukan aku yang makan terlalu banyak. Roti yang kamu buat terlalu kecil…"     

Jika mengambil satu roti sudah langsung habis dalam dua gigitan, memangnya kenapa jika delapan roti?! pikir Rong Huai, membela diri dalam hati.     

Mata Xiang Yi sangat jernih hingga dipenuhi cahaya bulan yang jernih dan berkilauan. Dia tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa jika kamu ingin makan sedikit lebih banyak. Makan banyak baru bisa membuatmu tumbuh lebih tinggi."     

Begitu Rong Huai mendengar apa yang Xiang Yi katakan, anak muda itu diam-diam menegakkan punggungnya.     

Sekarang ada begitu banyak orang, jadi makan malam yang terhidang pasti tidak cukup. Jika harus membuat makanan lainnya, itu akan lebih memakan waktu. Xiang Yi berpikir sejenak sebelum bertanya, "Bagaimana jika membuat barbekyu? Aku akan menyiapkan bahan-bahannya, kemudian kalian memanggangnya sendiri?"     

Tentu saja, sekelompok anak-anak itu tidak memiliki pendapat.     

Xiang Yi memotong beberapa piring daging terlebih dahulu. Rong Huai dan anak-anak yang lainnya juga mengeluarkan pemanggang barbekyu dan bangku kecil dari ruang penyimpanan. Barbekyu dimulai dengan menyalakan api tanpa asap dan mengolesi loyang dengan minyak. Setelah itu, mereka bisa mulai memanggang.     

Daging babi, daging kambing, dan dagi sapi dipotong tipis-tipis sebelum kemudian dimasak sebentar. Lalu, potongan-potongan daging diolesi saus barbekyu yang Xiang Yi buat sendiri. Jika ada yang ingin makan pedas, mereka bisa menggulung daging itu di atas bubuk cabe dan baru memakannya.     

Rasa barbekyu ini sangat luar biasa!     

Saat Yin Xiangxue yang periang melihat anak-anak kecil yang masih muda dan bersemangat saat ini menelan daging, hidungnya terasa agak masam. Dia bersandar di bahu suaminya dan berbisik, "Seperti ini sangat bagus. Anak-anak kecil harus makan dengan baik."     

Sheng Guang memegang tangan Yin Xiangxue dengan lembut tanpa berkata-kata. Sementara itu, Shi Sui dan Xiang Li yang juga menyaksikan pemandangan anak-anak tersebut tersebut duduk bersebelahan.     

"Adik Yi sangat baik," komentar Shi Sui.     

Xiang Li mendengus dan membalas, "Tutu kami memang baik."     

"Bersulang?"     

Terpaksa harus dikatakan bahwa Shi Sui suka memperhatikan kepribadian semua keluarga Xiang. Contohnya, Xiang Li yang tampak memiliki IQ yang sangat bagus dan tidak ada kekurangan apapun. Tetapi, dia sebenarnya… sangat suka minum anggur. Sayangnya, karena pekerjaannya, Xiang Li tidak bisa sering minum.     

Meskipun Xiang Li sangat kesal saat melihat Shi Sui, dia masih bersulang dengannya. Shi Sui menurunkan matanya dan minum. Sudut bibirnya mengait dan ada senyum tipis di dalam matanya.     

Shi Sui mengangkat tangannya dan mematikan mikrofon. Setelah sengaja menurunkan suaranya, dia berkata dengan suara malas dan magnetis, "Paman Kedua, karena sudah minum anggur, menurutmu kapan waktu terbaik untuk aku memberikan hadiah pertunangan?"     

".....??" Xiang Li sejenak terhenyak, "Apakah kamu ingin menikahi Tutu-ku?" Xiang Li juga mematikan mikrofon dan mencibir, "Kamu menganggap aku sudah mati?!"     

Shi Sui dan Xiang Li saling memandang. Mata panjang dan sipit Shi Sui yang seperti buah persik melengkung sangat dalam. Saat melihat orang lain, dia terlihat penuh kasih sayang.     

"Kalau begitu, biarkan Tutu yang melamarku. Itu juga bukan… tidak boleh," kata Shi Sui.     

.....!!! Sialan! Harus tahu malu! Xiang Li mengumpat dalam hati. Dia belum pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu seperti ini.     

Sebenarnya, Shi Sui tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Xiang Li, jadi dia hanya ingin membuat pertikaian. Xiang Qi dan Xiang Yu memiliki kesempatan untuk melihat perasaan Shi Sui terhadap Xiang Yi. Sedangkan, Xiang Feng… Bisa diperkirakan dengan IQ yang dimiliki Xiang Fei, dia tidak akan dapat melihatnya sampai hari di mana dia mabuk anggur.     

Ada sosok ramping yang muncul di sebelah Shi Sui. Ternyata itu Xiang Yi yang baru saja kembali setelah menyiapkan bahan-bahan barbekyu. Shi Sui terkekeh dan berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu."     

"Tidak apa-apa. Aku hanya memotong daging. Untuk sayuran, biar mereka sendiri yang mencucinya," kata Xiang Yi.     

Xiang Li tiba-tiba bangkit, menepuk bahu Shi Sui, dan berkata, "Kamu, tukar posisi denganku."     

Diam-diam Xiang Li membatin, Pria sialan, jangan berpikir bisa mendambakan adikku!     

Shi Sui memiliki temperamen yang baik dan bertukar tempat duduk dengan Xiang Yi. Segera, dia mendengar Xiang Li mulai menggunakan triknya pada adiknya, "Anak yang baru saja berbicara denganmu cukup tampan."     

"Lumayan, tapi kamu yang paling tampan, Kakak!" balas Xiang Yi.     

Sudut mulut Xiang Li terangkat dan turun lagi. Kemudian, dia mengajukan pertanyaan yang sulit dijawab, "Kalau begitu, siapa yang lebih tampan? Aku atau Shi Sui?"     

"....." Xiang Yi terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.