Kembalinya Sang Bintang

Apa yang Lebih Menakutkan dari Mati



Apa yang Lebih Menakutkan dari Mati

Sorot mata tajam Li Jianyu mengarah kepada Xiao Liang.     

Rona wajah Xiao Liang mendadak menjadi pucat dan keringat dingin keluar dari dahinya, tapi mulutnya masih terus berbicara dengan keras, "Apakah kalian mencurigaiku? Bagaimana mungkin aku melakukan hal semacam ini?!"     

Li Jianyu berkata dengan dingin, "Jika kamu mengakuinya sekarang, aku bisa saja tidak perlu meminta pertanggungjawabanmu."     

Li Jianyu berniat ingin memberikan satu kesempatan terakhir pada Xiao Liang. Akan tetapi, Xiao Liang justru menganggap bahwa Li Jianyu sedang mengintimidasinya. Bukankah aku barusan hanya merekam video? Mengapa aku harus terlibat dalam pertanggungjawaban ini? pikir Xiao Liang.     

Xiao Liang merasa tidak perlu bertanggung jawab. Lagi pula, dia sudah menghapus riwayat obrolan dan menggunakan rekening kerabat jauhnya untuk menerima uang. Menurutnya, dia telah melakukan ini semua dengan sangat mulus!     

"Aku tidak melakukannya! Aku bersumpah! Kalau tidak, aku akan keluar dan tertabrak mobil!" kata Xiao Liang mengutuk.     

Beberapa kru program lain yang akrab dengan Xiao Liang membantunya berbicara dan berusaha membela, "Sutradara Li, apakah ada kesalahpahaman..."     

"Xiao Liang biasanya adalah orang yang cukup baik. Dia bukan orang semacam itu."     

"....." Li Jianyu sejenak terdiam dan rona wajahnya menjadi semakin dingin. Dia kembali memperingatkan Xiao Liang, "Karena aku sudah memberi kesempatan tapi kamu tidak melakukannya, kalau begitu jangan salahkah aku jika aku bertindak kejam."     

Tanpa basa-basi, Li Jianyu langsung mengeluarkan bukti.     

"Video itu direkam pada pukul 5 pagi ini dan akun pemasaran menyampaikan berita pada pukul 7 pagi. Pada saat itu, kebanyakan dari kita di sini belum bangun. Dr. Xiang menulis sedikit program dan menangkap lalu lintas jaringan nirkabel paling banyak di area ini," terang Li Jianyu, "Itu adalah ponselmu."     

Ekspresi wajah Xiao Liang mendadak berubah drastis. Dia terbiasa menghubungkan ponselnya dengan Wi-Fi, tapi dia tidak pernah menyangka ini bisa menjadi bukti.     

Bagaimanapun, Xiao Liang segera membantah, "Aku… Aku hanya bangun pagi, lalu main ponsel! Video itu mungkin dikirim oleh orang lain."     

"Sampai kapan kamu akan bersikap keras kepala?! Dr. Xiang menelusuri sumber video yang ternyata dikirim dari perangkatmu!" kata Li Jianyu lagi.     

"Kalau begitu, mungkin ada orang lain yang menggunakan ponselku untuk mengirimnya..."     

Banyak kekurangan dalam perkataan Xiao Liang. Para kru program yang barusan membela dan membantunya berbicara kini merasa hati mereka sudah dingin. Setelah Xiao Liang melihat perubahan ini, dia berbisik, "Memang kenapa jika aku yang merekamnya? Kalian tidak menyalahkan Xiang Yi yang menggoda Shi Sui! Mengapa justru datang untuk menyalahkanku?!"     

Li Jianyu sangat marah hingga hampir muntah darah dan membalas dengan tegas, "Pelanggaran privasi orang lain! Kamu masih punya alasan?!"     

"Jika kehidupan pribadinya lebih bermoral, aku tidak mungkin akan bisa merekam video itu?!" Xiao Liang berkilah dengan masuk akal, "Dalam analisis terakhir, itu awalnya adalah kesalahan Xiang Yi..."     

Di detik berikutnya, seorang dokter meraih kerah Xiao Liang dengan satu tangan. Tanpa ragu, dia menyambar orang yang sudah merugikan adik perempuannya. Matanya menjadi gelap dan alisnya terlihat seperti ingin membunuh.     

Xiao Liang meratap, "Dia memukulku! Dia memukulku! Dia memukulku! Tolong! Ahhh!!!"     

Li Jianyu hanya terdiam. Dia belum pernah melihat maling teriak maling seperti itu.      

Xiang Li tersenyum dan bertanya dengan santai, "Menurutmu, apa yang lebih menakutkan daripada mati?"     

Xiao Liang sontak membeku.     

"Itu adalah hidup tidak lebih baik dari mati," kata Xiang Li sambil mengerutkan keningnya, "Apakah kamu ingin mencobanya?"     

"....." Pupil mata Xiao Liang melebar dan kemudian menyadari bahwa dirinya sedikit takut.     

Tanpa sadar, Xiao Liang mencari sosok Xiang Yi. Xiang Yi memiliki temperamen yang lembut dan mudah diajak berbicara. Selama Xiao Liang memohon padanya, gadis itu akan memaafkan dirinya.     

Tidak jauh dari sana, Xiang Yi terlihat tenang. Dia masih sedang menyirami bunga dengan tidak tergesa-gesa dan juga tidak terlalu pelan, seolah-olah dia tidak memasukkan hal-hal ini ke dalam hati.     

"Guru Xiang Yi! Aku salah! Aku tahu itu salah! Aku minta maaf kepadamu, oke? Aku masih muda dan tidak tahu apa-apa. Jangan membuat perhitungan denganku…"     

"Hehe."     

Sebuah tawa datang dari pria tampan di samping gadis itu. Shi Sui tersenyum, tetapi mata buah persiknya tampak sudah bercampur dengan es dan tidak ada jejak kehangatan di dalamnya.     

"Apakah kamu pantas menyebut namanya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.