Kembalinya Sang Bintang

Mulut Pisau Penggiling Daging



Mulut Pisau Penggiling Daging

0Apakah aku sekarang… benar-benar berada di kota yang sama dengan Kakak Kertua?! Xiang Yi sedikit termenung.     

"Xiao Chenchen, dia memang bermulut pisau…" Xiang Feng tiba-tiba tercekat sejenak, lalu berkata dengan perlahan, "Bermulut pisau penggiling daging, tapi dia masih bersikap manusiawi di depanmu. Kamu jangan takut. Ada paman yang akan mendukungmu!"     

"Paman, apakah kamu berani pergi bersamaku…?" tanya Xiang Yi.     

"..." Xiang Feng terdiam karena tidak bisa menjawab. Dia tidak berani.     

"Halo? Halo—Sinyalnya tidak terlalu bagus. Aku tutup dulu!!"     

Panggilan video ditutup begitu saja.     

Xiang Yi menghela napas dan duduk di atas sofa sambil memeluk lutut dengan tidak berdaya. Dia tentu saja ingin bertemu dengan Kakak Tertua. Dia juga ingin menjelaskan kesalahpahaman dengan Kakak Tertua. Tetapi, dia sangat takut kepada Kakak Tertua… Belum lagi, sampai sekarang dia masih tidak mengerti semua yang dilakukan 'orang itu' kepada Kakak Tertua.     

Hal yang tidak diketahui memang merupakan hal yang paling mengerikan.     

Bagaimanapun, Kakak Tertua adalah iblis besar yang tumbuh mengalahkan para adik laki-lakinya dan pamannya. Tidak perlu mengatakan hal yang lainnya, efektivitas tempurnya sangat sengit.     

Saat Xiang Yi diganggu oleh seseorang di taman kanak-kanak, dia pertama kali pergi ke Kakak Keempat untuk mengeluh. Lalu, Kakak Keempat pergi menemui Kakak Ketiga dan kemudian memberitahu Kakak Kedua… Alhasilnya, mereka berempat diintimidasi bersama-sama. Ternyata sikap menyerahkan diri benar-benar begitu menyedihkan.     

Pada akhirnya, Kakak Tertua tanpa diduga muncul begitu saja seorang diri hingga mengejutkan seluruh penonton dan menghabisi lawan dalam hitungan detik. Tidak ada acara omong kosong. Dengan dingin, dia langsung membawa adik-adik laki-laki dan perempuannya pulang.     

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu terus saja menghela napas."     

Terdengar suara rendah dan magnetis seorang pria dengan nada yang tidak bisa dijelaskan. Xiang Yi mengangkat kepalanya dan matanya menjadi cerah saat dia melihat Shi Sui. Gadis kecil itu berpikir, Jika ada satu-satunya orang di dunia ini yang tidak takut pada Kakak Tertua, bukankah itu…     

Orang yang dicari kini berada tepat di depan mata. Xiang Yi mengangkat wajah kecilnya dan memanggil, "Shi Sui…"     

"Hmm?" Shi Sui menjawab dengan tenang.     

"Itu... Apa kamu mau makan dengan Kakak Tertua? Aku ingat kalian berdua memiliki hubungan yang cukup baik…"     

"Oh…" Shi Sui menjawab dengan nada yang panjang, "Kamu takut pada Xiang Chen?"     

"..."     

"Bagaimana ini? Aku juga sedikit takut."     

"Ah… Itu artinya…"     

"Tapi, jika menemani Adik Yi kami, aku tidak akan takut," Shi Sui menambahkan. Dia tampak seperti tersenyum dengan cahaya lembut di matanya.     

Xiang Yi terkejut hingga melompat turun dari atas sofa sambil berseru, "Kamu terlalu baik!"     

Melihat ekspresi bahagia gadis kecil itu membuat bibir Shi Sui ikut tersenyum.     

....     

Makan siang untuk keduanya telah diatur di restoran makanan laut yang terletak di bawah laut. Air yang biru jernih dibatasi oleh kaca hingga menunjukkan restoran yang dikelilingi oleh karang dan berbagai makhluk laut yang lewat. Pemandangan ini sangat romantis, seperti gambar dalam dongeng.     

Rasa makanan yang dihidangkan sangat lezat, terutama makanan pembukanya. Xiang Yi mencicipi makanan dengan aroma yang unik dan bergumam tidak yakin, "Hai Jian?"     

Hai Jian adalah sejenis rumput laut yang pernah dilihat Xiang Yi saat melakukan perjalanan waktu. Saat itu, bidang kedokteran sedang berkembang begitu pesat. Hai Jian tidak bisa dimakan langsung, tapi bisa digunakan sebagai bumbu setelah diproses. Paling pentingnya lagi, Hai Jian memiliki nilai sebagai obat.     

Saat koki keluar untuk berkomunikasi dengan para tamu, Xiang Yi menanyakan apa sebenarnya yang membuat aroma dari hidangan ini begitu unik. Mendengar Xiang Yi dengan tenang menyebutkan nama bahan dan bumbu yang digunakan, bahkan teknik memasaknya, membuat mata koki itu terbelalak lebar karena terkejut.     

Ini… Rasa ajaib apa ini? Kalian benar-benar bisa tahu banyak hanya dengan satu gigitan?! pikir sang koki. Namun, koki hebat tidak ragu-ragu untuk mempublikasikan resepnya. Fakta telah membuktikan bahwa restoran yang benar-benar top tidak dapat meniru rasa yang sama meskipun resepnya benar-benar diikuti.     

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda," Xiang Yi berterima kasih dengan sopan. Setelah itu, dia segera mengirimkan pesan berisi nama rumput laut yang disebutkan koki tadi kepada Kakak Kedua. Ini mungkin penemuan besar dalam dunia kedokteran!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.