Kembalinya Sang Bintang

Serangan Pecinta Kuliner (1)



Serangan Pecinta Kuliner (1)

0Setelah Xiang Yi selesai mengirimkan kabar, dia baru menyadari bahwa dirinya telah mengabaikan Shi Sui. Pupil mata pria itu tampak lembut dan sorot matanya tidak berdosa, seakan Shi Sui tidak akan keberatan karena apa yang telah dia lakukan. Tetapi, semakin Shi Sui seperti ini, justru Xiang Yi semakin menyalahkan diri sendiri.     

"Maaf, aku bukannya sengaja mengabaikanmu..."     

Shi Sui terkekeh, seperti danau tenang yang mulai beriak saat matahari terbit dan tenggelam. "Aku merasa tidak masalah jika bersama dengan Adik Yi kami meskipun tanpa berbicara."     

Perkataan ini membuat Xiang Yi memiliki rasa keberadaan. Dalam hati, Xiang Yi merasa bahwa Shi Sui benar-benar sangat mudah diajak berinteraksi, tidak pilih-pilih, dan memiliki temperamen yang baik. Keduanya bisa mengobrolkan satu topik pembicaraan untuk waktu yang sangat lama, juga dapat melakukan hal yang berbeda untuk waktu yang lama tanpa berbicara, tapi interaksi mereka benar-benar sangat alami. Tidak ada rasa gugup sedikitpun.     

"Kalau begitu, apa kita kembali saja ke hotel? Aku lihat kamu tidak terlalu bisa tidur di pesawat. Kamu mau tidur sebentar untuk istirahat?"     

Shi Sui sedikit mengangkat kepala.     

Xiang Yi bangkit dan berjalan maju dua langkah, namun tiba-tiba dihentikan oleh Shi Sui, "Adik Yi, tunggu sebentar."     

"Ya?" Xiang Yi menoleh. Rambut berantakan gadis itu seolah mengenai dagu Shi Sui hingga menimbulkan rasa gatal seperti bulu.     

"Boleh minta tolong fotokan?" tanya Shi Sui.     

"Tentu saja," jawab Xiang Yi, "Kalau begitu, aku akan berdiri sedikit lebih jauh agar bisa membantu kakimu terlihat panjang..."     

Shi Sui tertawa bodoh dan tampak tak berdaya. Sambil mendorong kacamata berbingkai emas dengan jari-jarinya, dia berkata, "Bagaimana kalau kita foto bersama?"     

"Hah? Oh…"     

Xiang Yi memberikan ponselnya kepada petugas dan berdiri di samping Shi Sui. Petugas hotel yang antusias berkata dalam bahasa Inggris, "Get closer, you can get closer."     

Xiang Yi masih ragu-ragu, tapi Shi Sui secara alami merangkul bahu Xiang Yi dan sedikit menggunakan kekuatan untuk membawa Xiang Yi mendekat ke sisinya. Gadis itu jatuh ke pelukan Shi Siu. Matanya tampak agak bingung, tapi petugas hotel sudah menekan tombol kamera.     

Cekrek! Cekrek!     

Petugas bahkan mengambil beberapa foto, baru kemudian mengembalikan ponselnya kepada Xiang Yi. Penampilan keduanya terlihat sangat tampan dan cantik. Bagaimana pun sudut yang digunakan untuk mengambil foto, hasilnya tetap terlihat bagus.     

"Mau foto ini dikirim kepadamu?"     

"Iya."     

Xiang Yi mengeluarkan kontak WeChat Shi Sui. Dua kata 'ANAK KECIL' yang besar langsung terlihat oleh kedua mata Shi Sui...     

"..." Xiang Yi terdiam. Ini adalah eksekusi publik yang paling tidak berperasaan.     

"Aku ubah. Aku akan mengubahnya," kata Xiang Yi cepat-cepat. Dia bersikeras untuk tetap bersikap tenang dan mengetik dengan kecepatan yang super cepat.     

Xiang Yi menekan nama Shi Sui dalam huruf Mandarin. Kata pertama yang muncul adalah kata lain dengan bunyi sama, namun arti lain, yakni 'Berusia sepuluh tahun'. Xiang Yi sedang menghapusnya, tapi dia mendengar Shi Sui berkata, "Ini saja."     

"Hah? Tapi, bukankah hanya penggemar pacar dan penggemar istrimu yang memanggilmu seperti ini..." gumam Xiang Yi.     

Mata Shi Sui sedikit berbinar, meskipun ekspresi tetap terlihat diam dan malas. Dia memanjangkan suaranya dan berkata perlahan, "Benarkah? Aku pikir dengan panggilan ini bisa membuatku agak lebih muda."     

"..." Logika ini sepertinya juga benar, kan? Apakah pria ini juga peduli dengan usia? Memikirkan hal ini, Xiang Yi tiba-tiba menyadari sesuatu, Anak Shi, dia… Apakah dia memiliki krisis paruh hidup?     

Demi menjaga perasaan Shi Sui yang sensitif, Xiang Yi mengubah nama kontak Shi Sui menjadi 'Berusia sepuluh tahun' dan berinisiatif untuk menenangkan Shi Sui, "Kamu memang masih muda."     

Xiang Yi menundukkan kepala, tapi dia tidak menyadari bahwa mata pria itu tersenyum pahit.     

....     

Setelah mereka berdua kembali ke hotel, pihak majalah mengirim anggota staf untuk menemui mereka. Bagian kreatif berbicara singkat kepada keduanya tentang rencana pemotretan besok yang bertajuk 'The Princess and the Vampire'.     

"Dalam rencana ini, kami ingin membuat nuansa kemewahan retro dan riasan akan sedikit lebih mewah. Adegan diatur di Kastil Viscount yang memiliki sejarah ratusan tahun…"     

Sebelum selesai berbicara, ponsel Direktur Kreatif berdering. Dia meminta maaf dan menjawab telepon. Setelah panggilan berjalan belasan detik, rona wajahnya tiba-tiba berubah.     

"Apa? Pemilik kastil tidak memperbolehkan kita untuk melakukan pemotretan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.