Kembalinya Sang Bintang

Pria Jalang Tidak Sejalang Dirimu



Pria Jalang Tidak Sejalang Dirimu

0Dengan diawasi kakak laki-laki tertuanya, Xiang Yi terpaksa dengan berani mengemas semua makanan.     

Pesawat Tutu sudah mendarat di kastil. Xiang Chen menarik kerah adik perempuannya untuk naik ke pesawat. Viscount Albert Howard mengucapkan selamat tinggal kepada mereka dengan air mata. Dia tidak tahu apakah dia sedih karena perpisahan, atau karena dia tidak bisa makan masakan Xiang Yi...     

Paling-baling pesawat mulai berputar dan Pesawat Tutu perlahan-lahan naik ke langit yang cerah.     

"Woo…!"     

Rusa-rusa di dalam hutan sepertinya merasakan sesuatu. Mereka mengangkat kepala dan kompak melenguh, seolah-olah mengucapkan selamat tinggal pada Xiang Yi.     

....     

Selain area istirahat di Pesawat Tutu, terdapat juga area untuk mengobrol dengan sofa dan meja kopi. Xiang Chen mengambil tempat duduk terlebih dahulu, sedangkan Shi Sui duduk di seberang Xiang Chen. Kemudian, tanpa disengaja, kedua pria itu kompak melihat ke arah Xiang Yi secara bersamaan.     

Dua baris sofa di area mengobrol terletak berseberangan. Dengan kata lain, Xiang Yi hanya bisa memilih duduk di samping salah satu dari mereka.     

"..." Xiang Yi terdiam dan berpikir, Jika duduk di sebelah Kakak, aku tidak bisa kabur saat dipukuli Kakak… Jika duduk di sebelah Adik Shi, sepertinya sedikit lebih aman?     

Dengan pemikiran seperti itu, Xiang Yi perlahan melangkahkan kakinya dan memilih duduk di sebelah Shi Sui. Seketika, suasana yang awalnya hangat dan baik mendadak membeku karena sebuah sorot mata yang dingin seperti es.     

Xiang Chen mengangkat cangkir teh porselen tanpa ekspresi dan menyesap teh hijau. Tidak marah, dia tidak marah sama sekali.     

Shi Sui justru merasa tenang-tenang saja dan tetap mengobrol dengan Xiang Yi dengan santai. Topik berkisar pada acara ragam 'Two People in a House' dan gadis itu berangsur-angsur menjadi lebih tenang.     

Xiang Chen menunggu lebih dari sepuluh menit. Sebelum si kelinci kecil mengambil inisiatif untuk berbicara padanya, tangannya sudah hampir menghancurkan cangkir porselen itu.     

"Uhuk," Xiang Chen pura-pura terbatuk.     

Begitu saja, Xiang Chen sudah membuat suasana menjadi hening. Suara ini berhasil membuat Xiang Yi terdiam dan tidak berani berbicara. Sedangkan, Shi Sui terlihat seperti sedikit tersenyum sambil menatap gadis kecil itu. Dia diam-diam bekerja sama dan juga terdiam.     

Apakah aku begitu menakutkan? Xiang Chen mengerutkan kening. Dia melonggarkan dasi hitamnya dengan jari-jari putihnya, membuka dua kancing teratas kemejanya, dan bersandar di sofa dengan postur yang sangat santai.     

Xiang Chen membuka mulutnya, seperti dekan yang sedang memberikan instruksi, "Apa rencanamu selanjutnya?"     

Setelah tertegun selama beberapa detik, Xiang Yi baru menyadari bahwa pertanyaan ini untuknya. Dia berbisik, "Tidak, aku tidak punya rencana apa-apa. Aku hanya memasak dan syuting acara ragam. Aku ingin memasuki kehidupan pensiun lebih cepat dari jadwal."     

Xiang Chen bertanya dengan santai, "Apakah kamu merasa terlalu lelah?"     

"Memasak sama sekali tidak melelahkan," jawab Xiang Yi sambil menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin merasa lelah jika melakukan hal yang disukai diri sendiri?     

"Apakah ada orang yang mengintimidasi?" Xiang Chen lanjut bertanya, kemudian melirik Shi Sui dengan penuh arti.     

"Tidak ada. Semua orang sangat baik padaku. Aku merasa senang selama syuting acara ragam ini," jawab Xiang Yi. Xiao Tuzi-nya baik dan suaranya juga lembut,      

"Hmm…" Xiang Chen berdeham ringan, lalu bertanya lagi, "Jika seseorang membuatmu tidak senang, apakah kamu tahu apa yang harus dilakukan?"     

Aku bisa menjawab pertanyaan ini! pikir Xiang Yi. Dia segera menjawab dengan sedikit bersemangat, "Beritahu anggota keluarga!"     

"Kekanak-kanakan," cibir Xiang Chen dengan dingin, "Buat lawanmu lebih menderita. Ingat tidak?"     

Eh…..??? Xiang Yi tercengang      

"Ini tidak perlu sampai harus aku ajarkan, kan?"     

Xiang Yi menelan ludah. "Aku seharusnya… bisa melakukannya."     

Barulah Xiang Chen mengungkapkan ekspresi kepuasan dari tatapan matanya.     

....     

Setelah perjalanan yang panjang, tidak lama kemudian Xiang Yi tertidur sambil bersandar di sofa. Shi Sui memindahkan kepala kecil gadis itu ke bahunya, seolah-olah tidak ada orang di sekitarnya.     

Xiang Chen membatin, Apakah kamu menganggapku mati?     

Sebelum Xiang Chen sempat marah-marah, Shi Sui sudah lebih dulu berbicara, "Aku tidak menyangka kamu benar-benar akan marah, Kakak. Aku sama sekali tidak sengaja melakukannya."     

Xiang Chen menggertakkan gigi. "Kamu ini…"     

Shi Sui menyela Xiang Chen tanpa berdosa, "Kakak, kamu jangan marah. Aku akan minta maaf padamu, oke?"     

Xiang Chen memaki dalam hati, Hah...! Pria jalang tidak sejalang dirimu!!!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.