Kembalinya Sang Bintang

Penggemar Gila (1)



Penggemar Gila (1)

0Semua kakak laki-laki Xiang Yi adalah anjing lajang. Kemampuan mereka untuk melindungi wanita masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, tetapi kemampuan untuk melindungi makanan adalah salah satu keterampilan yang diwariskan leluhur… Sebanding dengan keterampilan memanjat pohon dan bersikap sombong.     

Saat tidak ada Kakak Tertua, gaya makan mereka adalah sistem berebutan. Sedangkan, saat ada Kakak Tertua, mereka makan dengan sistem berbagai bersama. Tentu saja pembagiannya tidak merata, tetapi berdasarkan status dan kekuatan.     

Xiang Chen selamanya akan menjadi nomor satu. Tidak ada yang berani mengambil lebih banyak makanan darinya barang sebutir nasi pun. Namun, setelah pembagian selesai, mereka menjadi seperti binatang buas yang berhasil membagi wilayah. Setiap orang memiliki keinginan kuat untuk melindungi jatah makanan masing-masing.     

Shi Sui mundur terlebih dahulu dan meletakkan kembali sumpitnya. Dengan enggan, dia tersenyum simpul pada Xiang Yi dan berkata, "Tidak masalah, aku akan makan sayuran. Itu juga sama saja."     

Shi Sui mengambil sepotong sayuran kecil dan meletakkannya di mangkuk. Sebaliknya, Xiang Chen seperti tiran yang menggertak para tuan tanah yang lemah. Xiang Yi gemetar lagi dan lagi.     

Xiang Yi pindah ke sisi Shi Sui dan berbisik pelan, "Jangan takut. Aku akan menyisakan makanan untukmu. Kamu bisa makan diam-diam nanti. Jangan sampai ketahuan!"     

Mata Shi Sui diam-diam dipenuhi senyum kesuksesan, namun dia masih berpura-pura berkata, "Adik Yi, kamu benar-benar sangat baik."     

Sudut alis Xiang Chen berkedut keras.     

....     

Sepuluh jam kemudian, Pesawat Tutu mendarat di paviliun Xiang. Karena perbedaan waktu, saat ini hari masih siang di kota Nancheng.     

Xiang Chen tidak banyak tidur di pesawat. Dia turun dari pesawat dan langsung kembali ke kamarnya untuk menebus waktu tidurnya.     

Lain halnya dengan Xiang Yi yang telah tidur untuk waktu yang lama. Gadis itu siap berjalan-jalan di Peternakan Xiao Tu dan kembali membawa dua angsa besar untuk dimasak.     

Tanpa diminta, Shi Sui menemani Xiang Yi. Keduanya berjalan-jalan di antara bunga dan tanaman yang rimbun. Entah mengapa, ada semacam kesan bahwa mereka terlihat seperti pasangan tua yang sangat harmonis setelah bersama bertahun-tahun.     

Tiba-tiba Shi Sui menerima telepon dari manajernya, Si Chuanbo, dan mengerutkan kening. Xiang Yi bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres hingga membuatnya berhenti melangkah.     

Panggilan telepon itu tidak berlangsung lama. Setelah menutup telepon, Shi Sui berkata dengan nada meminta maaf, "Maaf, aku harus pergi untuk mengurusi suatu hal. Aku khawatir tidak bisa menemanimu."     

"Tidak masalah," jawab Xiang Yi, "Aku bisa pergi sendiri. Itu juga sama saja."     

Sebelum Xiang Yi selesai berbicara, terdengar ribut-ribut pertengkaran dari arah gerbang paviliun.     

"Minggir! Aku ingin bertemu Shi Sui!"     

"Aku melihat pesawat itu sudah mendarat! Aku ingin bertemu dengannya! Segera!"     

"Kalian jangan sentuh aku! Atau aku akan memanggil polisi dan memberitahu bahwa kalian perampok!"     

"..."     

Suara wanita yang histeris, bercampur dengan bujukan malu dari beberapa penjaga keamanan, terdengar sangat bising. Wajah Shi Sui mendadak tenggelam seperti air yang keruh. Ada kegelapan yang tak terhindarkan di sorot matanya.     

Xiang Yi sedikit terkejut. Dia sebenarnya belum pernah melihat Shi Sui kehilangan kesabaran, tetapi dia secara naluriah dapat merasakan… Shi Sui sedang marah.     

Shi Sui mengatupkan bibir tipisnya hingga menjadi garis lurus dan tajam. Lalu, pria itu melangkah menuju pintu masuk paviliun. Xiang Yi khawatir dia akan bertindak tidak rasional sehingga buru-buru mengejarnya.     

....…     

Qiao Ruo'an, nama asli Si Sui Baik, berdiri di pintu masuk paviliun. Saat dia melihat sosok tinggi dan ramping Shi Sui dari jauh, wajahnya yang tirus langsung berseri-seri dan bersinar dengan cerah.     

Qiao Ruo'an tak henti-hentinya menggumam dalam hati, Itu dia… itu benar-benar dia… Dia datang ke arahku...     

Shi Sui melangkahkan kaki panjangnya ke arah Qiao Ruo'an dengan langkah lebar-lebar. Pria itu segera berjalan sampai ke hadapannya dan dengan sopan bertanya, "Apakah Anda Nona Qiao? Saya dengar Anda terus mencari saya."     

Suara Shi Sui saat marah terdengar jauh lebih rendah dari biasanya. Dengan sentuhan suara serak yang menjengkelkan, suaranya justru menjadi lebih magnetis. Qiao Ruo'an semakin terobsesi dan tidak sabar untuk menunjukkan isi hatinya.     

"Ya, benar! Aku sudah lama mencarimu!" jawab Qiao Ruo'an, "Aku penggemarmu! Aku sangat menyukaimu!"     

"Terima kasih karena sudah menyukai saya, tapi tempat ini adalah kediaman pribadi," kata Shi Sui, "Bisakah saya mengatur mobil untuk mengantar Anda pergi?"     

Qiao Ruo'an menolak dan berkata dengan percaya diri, "Aku tidak akan pergi! Aku susah payah agar bisa bertemu denganmu! Mengapa aku harus pergi?"     

Tanpa peringatan dan tanpa disangka, Qiao Ruo'an meraih tangan Shi Sui...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.