Kembalinya Sang Bintang

Perilaku Pria Jalang



Perilaku Pria Jalang

0Selain paman mereka, Xiang Feng, tidak ada orang lain yang bisa membuat Xiang Chen begitu marah selama bertahun-tahun. Suaranya tipis dan dingin, bagaikan telah diguyur es, saat berkata pada Shi Sui, "Kamu berani terang-terangan memanfaatkan adik perempuanku dan mengambil kesempatan dalam kesempitan di hadapanku?"     

"Kak, mengapa kamu berpikir seperti ini?" balas Shi Sui dengan sedikit senyuman, "Jelas-jelas aku takut Adik Yi tidak tidur dengan nyenyak, jadi aku hanya membantu saja~ Aku tidak meminta Adik Yi mengucapkan terima kasih padaku."     

Xiang Chen menarik napas dan mengembuskannya. Dia berusaha tetap tenang untuk sementara waktu, padahal dia memaki dalam hati, ....Ketenangan macam apa ini!     

Shi Sui bisa melihat bahwa akan terjadi tindakan kekerasan di dalam Pesawat Tutu. Dia berhasil memadamkan amarah Xiang Chen hanya dengan berkata, "Kakak, bisakah kamu sedikit pelan saat memukulku? Aku khawatir suara itu akan mengganggu Adik Yi yang sedang beristirahat."     

Sialan! Xiang Chen tak bisa berkata-kata dan lagi-lagi memaki dalam hati. Dia melirik Xiao Tuzi yang sedang tertidur nyenyak, lalu memejamkan matanya dan menahan keinginannya untuk melempar Shi Sui keluar dari pesawat.     

....     

Meskipun Xiang Yi di permukaan terlihat sangat takut pada Xiang Chen, di dalam alam bawah sadarnya, dia justru merasa aman. Mungkin karena kehadiran kakak tertuanya, perasaan ini membuatnya dapat tidur selama lebih dari dua jam.     

Xiang Yi membuka matanya dengan linglung, lalu menyadari bahwa dirinya sedang bersandar di bahu Shi Sui. Dia buru-buru menegakkan tubuhnya dan meminta maaf dengan suara lembut, "Maaf, maaf, aku tidak sengaja. Mengapa kamu tidak mendorongku menjauh…"     

Sebaliknya, Xiang Chen yang berada di seberang sangat marah sampai ingin muntah darah, Jelas-jelas pria brengsek ini yang menarikmu ke bahunya! Hampir saja aku mengikatnya dengan tali!     

Shi Sui tetap tenang, seperti rubah tua berperut hitam, dan berpura-pura, "Bahuku terasa sedikit kram."     

Xiang Yi menyarankan dengan lembut, "Kalau begitu, bagaimana jika aku pijat?"     

"Apakah ini tidak akan merepotkanmu?"     

"Tidak, tidak. Lagi pula, itu karena salahku."     

Shi Sui dengan ringan mengedipkan matanya. "Terima kasih, Adik Yi~"     

Jika ini bukan perilaku pria jalang, lalu apa?! Xiang Chen lagi-lagi memaki dalam hati saat melihat adegan ini. Dia mencubit alisnya dan samar-samar mengerti apa maksud Shi Sui saat berkata, "Xiao Tuzi menyerangku."     

Shi Sui si pria brengsek inilah yang menggali lubang dan menipu Xiang Yi untuk melompat masuk ke dalamnya! Namun, yang membuat Xiang Chen tidak mengerti adalah Xiao Tuzi selalu bersikap sangat waspada terhadap orang luar, jadi mengapa adiknya itu bisa begitu lengah terhadap pria brengsek ini?!     

....     

Marah, tetap marah. Tapi, makanan harus tetap dimakan.     

Makanan masih panas dan dalam keadaan mengepul saat dikeluarkan dari termos. Menu terdiri dari enam hidangan dan satu sup bergizi. Sebagian besar makanan ini adalah makanan kesukaan Xiang Chen.     

Hidangan bakso besar terbuat dari 70% daging dan 30 % lemak yang dicincang halus dengan tangan sampai menjadi isian daging. Isian disajikan dengan purun tikus, jamur, dan lain-lain untuk dibentuk bulat-bulat menjadi bakso. Kemudian, bakso digoreng terlebih dahulu sebelum direbus. Bakso diisi dengan saus lembut dan penuh dengan rasa kebahagiaan saat digigit.     

Hidangan wortel kukus adalah sayur wortel yang telah diparut serta ditambahkan minyak sayur, tepung, garam, dan lain-lain sebelum diaduk hingga merata. Bawang putih yang sudah dihaluskan, minyak cabai, dan lain-lain ditambahkan sesuai selera setelah dikukus. Wortel parut yang lunak terasa lembut saat dimakan.     

Selain bakso dan wortel kukus, ada mapo tahu, nugget ayam, telur orak-arik udang, sup iga babi dan oyong, juga hidangan-hidangan lain-lain. Karena keterbatasan bahan di luar negeri, semua yang Xiang Yi masak adalah makanan rumahan yang umum.     

Akan tetapi, semua ini adalah rasa masakan rumah yang sudah lama tidak dicicipi Xiang Chen. Setelah mencicipi hidangan pertama, alisnya yang berkerut segera mengendur. Bahkan, Shi Sui si pria brengsek ini rasanya jadi sangat menyenangkan untuk dilihat.     

Xiang Yi menyapit bakso besar untuk Xiang Chen sambil gemetar dan menawarkan, "Kak, kamu… Makanlah lebih banyak."     

Telapak tangan Xiang Yi yang gugup berkeringat. Dia bahkan sudah menyiapkan diri jika kakaknya akan membuang makanan yang diambilkannya ke tempat sampah. Tapi, tanpa diduga… Xiang Chen memakan bakso besar yang diberikan Xiang Yi dengan wajah seperti biasa.     

Xiang Yi merasa lega dan bertanya dengan ragu, "Bagaimana rasanya?"     

"Biasa saja," Xiang Chen berkomentar dengan acuh tak acuh.     

Di detik berikutnya, Xiang Chen memblokir sumpit Shi Sui dengan sumpitnya sendiri. Dia mengangkat alisnya dan memperingatkan, "Lihat saja jika kamu berani mengambil satu lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.