Kembalinya Sang Bintang

Angsa Rebus dalam Panci Besar (2)



Angsa Rebus dalam Panci Besar (2)

0Xiang Yi mengeluarkan kotak obat dan membersihkan luka Shi Sui terlebih dahulu di ruang tamu, kemudian mendesinfeksikan luka itu dengan sabar dan teliti. Untungnya, luka Shi Sui tidak dalam, hanya luka daging bagian luar, tapi darah yang mengalir tetap sangat mengejutkan.     

Xiang Yi mengangkat wajah kecilnya dan bertanya pada Shi Sui, "Kamu mau minum obat penghilang rasa sakit dulu?"     

"Kurasa aku masih bisa menahannya lebih lama lagi."     

"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu menahannya."     

"..." Percakapan Shi Sui dan Xiang Yi membuat Si Chuanbo terdiam dan merutuk dalam hati, Mengapa aku harus masuk ke sini?! Ini hanya mengoleskan obat. Akting macam apa ini?!     

Xiang Yi berbisik, "Sebenarnya aku sedikit, sedikit tuli. Jadi, jika kamu ingin menangis, aku tidak bisa mendengar apapun."     

Shi Sui berkedip dan menatap Xiang Yi selama beberapa detik. Kemudian, dengan tidak hati-hati, tatapan matanya tertuju pada Si Chuanbo. Shi Sui seolah-olah sedang bertanya, Mengapa kamu tidak pergi juga?     

Si Chuanbo yang mengenakan setelan formal hitam elite sedang duduk tegak tanpa ada senyuman di wajahnya. Diam-diam, dia berpikir, Dia pasti sudah mengincar angsa rebus di dalam panci besar hari ini!     

"Uhuk," Si Chuanbo si manajer medali emas yang bermartabat itu terpaksa 'menutup telinga' dan berkata, "Pendengaranku juga tidak baik. Aku sejak dulu tidak pernah mendapatkan nilai 100 dalam ujian bahasa Inggris."     

Xiang Yi mengeluarkan obat penghilang rasa sakit dan hendak menyerahkannya ke telapak tangan Shi Sui, namun pria itu dengan tenang membuka bibir tipisnya dan membuka mulutnya seperti anak kecil yang meminta permen.     

"Aaa…"     

Xiang Yi tanpa sadar memasukkan pil ke dalam mulut Shi Sui dan ujung jarinya menyentuh bibir tipis Shi Sui dengan ringan. Bibir pria itu terasa dingin dan lembab saat disentuh. Xiang Yi menekuk jari-jarinya dengan canggung, baru kemudian menundukkan kepalanya dan terus membalut luka Shi Sui.     

Setelah beberapa saat, Shi Sui berkata lagi, "Adik Yi, aku masih merasa sakit."     

Xiang Yi sedikit khawatir. "Penghilang rasa sakit ini tidak bekerja begitu cepat… Kalau begitu, aku akan memikirkan cara lain."     

Sorot mata Shi Sui perlahan-lahan menggelap, menjadi semakin dalam, dan sesuatu bergerak di bibirnya.     

"..." Si Chuanbo masih mengamati mereka tanpa berbicara sambil terus bertanya-tanya, Mengapa artisku sekarang lebih lunak daripada seorang selir? Dulu saat salah satu tulangnya patah, dia masih bisa melanjutkan syuting sambil tertawa. Tapi, sekarang dia tidak tahan dengan rasa sakit?!     

Si Chuanbo menatap Xiang Yi yang menjahit luka Shi Sui dengan hati-hati.     

"Apakah sudah lebih baik?"     

"Jauh lebih baik."     

Xiang Yi akhirnya merasa lega dan mengusap kepala Shi Sui untuk menenangkannya, "Kalau begitu, beristirahatlah dengan baik. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu."     

Xiang Yi tidak mengira bahwa saat dia berjalan ke dapur, Shi Sui membuntuti di belakangnya bagaikan sebuah ekor. Xiang Yi bingung melihatnya, namun ekspresi Shi Sui tetap tidak berubah.     

"Aku ingin memulai siaran langsung dan menjelaskan pada para penggemar agar mereka tidak khawatir," terang Shi Sui.     

Xiang Yi langsung berkata, "Ternyata kamu terpikirkan hal ini. Kalau begitu, aku panggilkan Sutradara Li ke sini?"     

Dalam hal siaran langsung, Li Jianyu masih terampil. Shi Sui mengangkat tangannya dan jari-jari rampingnya menarik ujung pakaian gadis itu. Dia berkata, "Tapi, aku tidak akan siaran langsung sendirian. Aku ingin siaran bersamamu, Adik Yi."     

"..." Si Chuanbo tidak bisa berkata-kata. Dia meletakkan tangannya di dahi hingga menyembunyikan ekspresi bingungnya. Si Chuanbo merutuk dalam hati, Tidak punya selera untuk melihatnya. Benar-benar tidak berselera.     

"Oh, begitu…" gumam Xiang Yi, "Kalau begitu, mari kita siaran bersama."     

Xiang Yi rasa ini bukan masalah besar. Bagaimanapun, Shi Sui adalah pria yang rapuh. Jadi, siaran acara ragam 'Two People in a House' hari ini dimulai lebih cepat dari jadwal.     

....     

"Teman-teman pemirsa, jangan sampai kelewatan. Menu hari ini adalah angsa rebus dalam panci besar. Bahan utamanya butuh angsa satu ekor. Iya, itu saja."     

Li Jianyu sangat nakal. Dia meminta fotografer untuk mengambil gambar angsa putih besar yang masih berjalan tanpa beban. Namun, angsa putih besar itu ternyata berani.     

Angsa itu berjalan di depan kamera dengan langkah angkuh sambil memiringkan kepalanya dan menguik, "Kueeek?"     

Para warganet yang menonton langsung menulis rentetan komentar:     

[Cepat - lari - ahhh ahhh]     

[bahaya, bahaya, bahaya!!!]     

[Situasi seperti ini membuatku ingin menyanyikan sebuah puisi: Potong bebek angsa, angsa di kuali... Nyonya minta dansa, dansa empat kali!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.