Kembalinya Sang Bintang

Sekarang Kamu Baru Ingat untuk Memanggilku Kakak?



Sekarang Kamu Baru Ingat untuk Memanggilku Kakak?

0Xiang Feng mengatasi masalah untuk menghindari masalah lain.     

"Hanya aku sendiri! Sungguh!" seru Xiang Feng.     

"..." Xiang Yi tidak bisa berkata-kata. Melihat paman kecilnya, tatapan mata gadis kecil itu dipenuhi rasa sakit.     

Suara kakak tertua yang dingin seperti iblis berdering dari luar jendela mobil, "Aku sarankan agar kalian berdua menyerah tanpa perlawanan! Buka pintunya!"     

Xiang Feng menyahut tergesa-gesa, "Sebenarnya aku ada di mobil sebelah!"     

"..." Xiang Yi terdiam dan membatin, Aku tidak peduli, aku benar-benar tidak peduli. Ayam goreng di tangan ini sudah tidak harum lagi.     

"Aku hitung mundur dari tiga. Jika kalian masih tidak membuka pintu, jangan salahkan aku jika bersikap tidak sopan lagi," Xiang Chen memperingatkan dengan suara yang sangat dingin, seolah telah terbungkus oleh es, "Tiga…"     

Sebelum angka selanjutnya dihitung, Xiang Yi dan Xiang Feng langsung membuka pintu. Jangankan melakukan perlawanan, paman dan keponakan itu bahkan tidak berani memikirkannya.     

Aroma minyak goreng yang kaya menguar dari dalam mobil hingga memenuhi udara. Xiang Chen merasa pelipisnya berkedut beberapa kali. Dia melipat lengannya di dada dan melihat pemandangan ini dengan tatapan merendahkan.     

Di tangan kiri Xiang Yi ada ayam goreng dan di tangan kanannya ada sebungkus potongan cabai. Sekilas dia terlihat sedang makan dengan nikmat. Sedangkan, di tangan kiri Xiang Feng ada teh susu dan di tangan kanannya ada es soda. Sekilas paman kecil itu tampak sedang menyuapi minuman untuk Xiang Yi.     

"Hah…" Xiang Chen tiba-tiba mendengus dingin dan mencibir, membuat sepasang paman dan keponakan gemetar.     

Xiang Feng bisa dibilang cukup bertanggung jawab. Dia segera membela Xiang Yi dan berkata dengan gemetar, "Ini tidak ada kaitannya dengan Xiang Yi. Akulah yang memaksanya untuk makan!"     

"Membalik yang salah menjadi benar akan mendapatkan hukuman lebih berat," kata Xiang Chen.     

Begitu Xiang Feng mendengar ini, matanya terbelalak dan dia mengeluh, "Kita semua sudah dewasa. Apa salahnya makan camilan?"     

Xiang Chen berkata lagi, "Bersikap keras kepala akan mendapatkan hukuman dua kali lipat lebih berat."     

Xiang Feng seketika ragu-ragu dan meralat perkataannya, "Aku salah. Aku benar-benar tahu bahwa aku salah. Aku mewakili diriku dan Xiao Xiang Yi mengakui kesalahan ini padamu!"     

Xiang Chen lagi-lagi berkata, "Kemunafikan dan kepalsuan akan mendapatkan hukuman tiga kali lipat lebih berat."     

Xiang Feng terhenyak. Sepertinya apapun yang aku katakan pasti salah?!     

"Turunlah."     

Kalimat Xiang Chen ini ditujukan untuk Xiang Feng. Xiang Yi menyusut dan bersembunyi di belakang Xiang Chen sambil menatapnya dengan tatapan memohon, Paman, jangan pergi!     

Xiang Feng berkata sambil mengeluarkan air mata, "Xiao Xiang Yi, Paman sangat mencintaimu! Kamu tenang saja! Paman tidak akan meninggalkanmu! Kita, keponakan dan paman, akan bersama dalam suka dan duka! Dan berbagi ayam goreng dan soda bersama!"     

Xiang Yi merasa luluh. Bibirnya sedikit terbuka, seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, Xiang Feng sudah benar-benar turun dari sisi mobil lain dan langsung melarikan diri dalam sekejap.     

Kecepatan lari Xiang Feng bahkan lebih cepat daripada kecepatan lari kelinci. Jika sedikit dipercepat lagi, bisa jadi tidak ada bayangan. Entah apa yang telah terjadi padanya selama bertahun-tahun...     

"..." Xiang Yi hanya bisa terdiam dan membatin, Jadi, perasaan cinta antar keluarga bisa hilang? Benar, kan?     

Xiang Yi memutar lehernya dengan kaku dan langsung berhadapan dengan tatapan mata Kakak Tertua. Sosok lelaki jangkung berkaki panjang itu tersembunyi di balik penerangan garasi mobil yang remang-remang. Seluruh sosoknya memancarkan aura yang mengintimidasi sejak kecil.     

Xiang Chen menurunkan matanya dan menunjukkan aura yang tajam. Sedangkan, Xiang Yi terus gemetar.     

Xiang Chen berkata perlahan, "Makanlah. Kenapa tidak dimakan? Ayam goreng tidak enak kalau sudah dingin."     

Mata Xiang Yi menunjukan ketakutan. Tangannya terus gemetar dan hampir menjatuhkan ayam goreng yang dipegangnya.     

"Kak…"     

"Sekarang kamu baru ingat untuk memanggilku kakak? Apa yang kamu lakukan dari tadi?" tegur Xiang Chen.     

Sudut-sudut bibir Xiang Chen melengkung ke bawah, penuh dengan penghinaan acuh tak acuh. Suasana hatinya yang sedang mudah tersinggung tidak dapat ditahan lagi sehingga emosi itu bangkit dari dalam hatinya, bagaikan tersulut api yang membara. Apalagi, saat dia melihat makanan cepat saji yang berminyak dan pedas itu.     

Nada bicara Xiang Chen berubah menjadi galak dan dingin, "Xiang Yi, kamu benar-benar pandai dalam hal itu. Kamu keluar dari rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan bahkan tidak menyapaku begitu pulang? Kamu lebih suka dihibur oleh pria bajingan seperti Shi Sui itu daripada datang kepadaku? Apakah kamu masih menganggapku sebagai kakak tertuamu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.