Kembalinya Sang Bintang

Kamu Menganggapku Bodoh?



Kamu Menganggapku Bodoh?

0"..."     

Xiang Yi terdiam dengan bodoh, masih dalam posisi mengangkat ayam goreng dan bungkusan cabai tanpa bergerak sedikitpun. Sampai beberapa menit kemudian, barulah dia tiba-tiba tersadar.     

Maksud Kakak Tertua adalah… Xiang Yi memiliki sebuah tebakan, tapi dia tidak berani memastikannya.     

Xiang Chen sudah memasang tampang serius. Saat dia hendak lanjut memberi Xiang Yi pelajaran, dia justru mendengar gadis kecil itu tiba-tiba bersendawa dengan sangat lucu.     

"..." Xiang Yi terdiam.     

"..." Xiang Chen juga terdiam.     

Benar saja, minuman berkarbonasi seperti soda tidak bisa diminum terlalu banyak...     

Ketika terdengar suara cegukan, Xiang Chen memalingkan wajahnya ke samping dan menutup bibir tipisnya dengan tangan. Entah itu hanya ilusi Xiang Yi atau bukan, tetapi Xiang Yi merasa kakak tertuanya seperti sedang… tertawa diam-diam?     

"Uhuk," Xiang Chen berdeham, lalu berkata dengan galak, "Kamu sudah mengakui kesalahanmu?"     

Xiang Yi mengangguk.     

"Kamu masih berani kabur dari rumah lain kali?"     

Xiang Yi menggelengkan kepalanya.     

Barulah Xiang Chen berkata dengan puas, "Baiklah. Ayo makan ayam goreng."     

Xiang Yi menatap Xiang Chen dengan tidak percaya. Dia masih mengira dirinya salah dengar. Gadis kecil itu pun bertanya dengan lembut untuk memastikan, "Apakah aku… Apakah aku boleh makan?"     

Xiang Chen sedikit bingung, Apakah aku adalah iblis besar? Mengapa Xiang Yi selalu begitu ketakutan saat melihatku?     

Paman dan beberapa anggota keluarga yang lain takut pada Xiang Chen dan tidak bisa dimaafkan. Sangat wajar jika terjadi perkelahian di antara para pria saat mereka tidak sepakat. Tapi, sejak kecil hingga dewasa, apakah Xiang Chen pernah menyentuh adik perempuannya barang seujung jari saja?     

Setiap kali Xiang Chen berhadapan dengan Xiang Yi, gadis kecil itu selalu menangis, bahkan sebelum Xiang Chen selesai mengatakan beberapa kalimat padanya. Xiang Yi selalu ketakutan sehingga Xiang Chen bahkan tidak berani berbicara padanya dengan keras.     

Xiang Yi menggigit ayam goreng dengan ragu-ragu. Saat dia melihat kakak tertuanya itu tampak seperti biasa, dia cepat-cepat menggigit ayam goreng beberapa kali lagi sambil berpikir dengan takjub, Wah! Seumur hidup, aku tidak pernah membayangkan bisa berani makan junk food di depan kakak tertuaku!     

Singkatnya, adegan ini bisa ditulis sebagai pengalaman yang menyedihkan bagi Xiang Chen.     

Saat Xiang Yi ingin makan cabai, tangan besar Xiang Chen segera menyembunyikan bungkusan cabai itu dan menegur, "Pedas, tidak boleh dimakan."     

Hati Xiang Chen melunak saat melihat wajah kecil adik perempuannya cemberut. Namun, dia segera memasang tampang yang kejam dan tidak berperasaan lagi.     

"Tapi… Tapi, bukankah ini nanti mubazir?" bisik Xiang Yi.     

Xiang Chen terdiam selama dua detik, lalu tiba-tiba berkata, "Minggir."     

"Eh?"     

"Geser," kata Xiang Chen dengan acuh tak acuh sambil duduk di samping Xiang Yi. Dia menggigit potongan cabai pedas itu begitu saja tanpa ekspresi, lalu membatin, Wah… Makanan ini benar-benar makanan sampah.     

Xiang Yi menatap Xiang Chen dengan penasaran dan bertanya, "Enak tidak?"     

Xiang Chen menjawab dengan jijik, "Sangat tidak enak."     

Xiang Yi terdiam dan berpikir, Jika tidak enak, apakah mau memberikan makanan tidak enak padaku? Mengapa harus menyiksa diri dan juga menyiksaku?     

"Teh susu itu…"     

"Biarkan pada suhu kamar sebelum diminum."     

Xiang Yi tertegun, Mana ada rasanya jika es teh susu dan es soda dibiarkan di suhu kamar?     

"Apa yang masih kamu lihat? Tidak boleh lihat!" kata Xiang Chen dengan galak. Tampaknya dia merasa bahwa nada suaranya terlalu kaku dan serius sehingga dia merendahkan suaranya sebelum berkata lagi, "Aku masih melakukannya. Aku ingin tahu, apakah menstruasimu akan datang?"     

╰(*°▽°*)╯     

Xiang Yi merasa senang sekaligus heran, Kakak Tertua bahkan juga mengingat ini?!     

Xiang Chen diam-diam memakan beberapa potongan cabai pedas. Semakin banyak dia makan, alisnya bertaut semakin dalam.     

Apa-apaan ini? Apakah ini makanan yang dimakan manusia? Xiang Chen mengutuk dalam benaknya. Karena dia memiliki indera perasa yang sangat sensitif, dia hanya bisa merasakan rasa zat penambah rasa buatan dan minyak saat mencoba makanan seperti ini.     

"Kakak Tertua…" panggil Xiang Yi dengan lembut. Suara pelannya terdengar lemah dan takut-takut.     

"Hm?"     

Xiang Yi menjilat sudut mulutnya sebelum bertanya dengan takut-takut, "Apa yang sebenarnya 'dia' lakukan padamu…"     

Jika Xiang Yi tidak membicarakan masalah ini, selamanya akan ada ikatan antara dirinya dan kakaknya yang mencekik mereka seumur hidup.     

Mereka memiliki koneksi batin sebagai sesama saudara sehingga Xiang Chen langsung menyadari siapa 'dia' yang dimaksud Xiang Yi. Rahangnya mengeras saat teringat adegan yang tidak masuk akal itu dan mata sipitnya memancarkan aura dingin yang mengguncang bumi.     

"Kamu menganggapku bodoh? Menurutmu aku tidak bisa membedakan dengan jelas siapa adikku yang asli dan siapa yang palsu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.