Kembalinya Sang Bintang

Berebut untuk Menandatangani Kontrak Jual Diri (2)



Berebut untuk Menandatangani Kontrak Jual Diri (2)

0Bulu mata Xiang Yi sedikit berkedip. Dia segera bangkit sambil berkata, "Ada tamu datang. Aku akan memeriksanya."     

Kamerawan segera mengikuti Xiang Yi. Gadis kecil itu menarik pintu dan kamerawan juga kebetulan menangkap pemandangan di luar pintu.     

Benar saja, seperti dugaan semua orang, itu adalah tujuh anggota SeaSeven. Seorang pemuda tampan sekaligus anggota paling populer di kelompoknya, Jiang Chen, sedang bertengkar dengan seseorang… dengan sangat kekanak-kanakkan.     

Orang yang berdiri di seberang Jiang Chen adalah Rong Huai, seorang bocah keras kepala yang beberapa hari yang lalu datang dari SMA khusus Putra Mingxi.     

"Bisakah kamu berbicara dengan lebih masuk akal?" seru Jiang Chen sambil mengepalkan tinjunya dengan marah.     

Rong Huai masih keras kepala dan menggoyangkan kakinya dengan tak terkendali sambil membalas, "Aku sudah bilang. Mau bertarung sendiri atau berkelompok, terserah kalian yang memilih. Aku tidak takut! Apa yang perlu kalian takuti? Sam…"     

Sebelum Rong Huai selesai mengucapkan kata 'sampah', dia melihat ke arah pintu di belakangnya. Xiang Yi telah berdiri di sana sambil tersenyum.     

Rong Huai langsung berubah pikiran dan tiba-tiba berkata, "Ayam pedas rasanya sangat enak."     

Jiang Chen hendak menyahut, "Apakah kamu sudah…"     

Kapten tim, Shen Ci, cepat-cepat menutup mulut Jiang Chen dengan tangannya sebelum Jiang Chen sempat mengatai Rong Huai 'gila'. Kemudian, Shen Ci menunjukkan senyum jernih sesuai standar pemuda cantik pada Xiang Yi dan mencoba berkilah, "Halo, Kakak! Uhuk… Jiang Chen tadi ingin bilang, 'Apakah kamu sudah punya rekomendasi restoran Si Chuan?'"     

Telinga Jiang Chen memerah. Dia tidak mengira kakak perempuannya akan melihatnya bertengkar dengan seseorang. Dia pun merasa menyesal dan meratap dalam hati, Huhuhu… Kakak pasti membenciku.     

Tak hanya Jiang Chen, Rong Huai juga merasa sedikit tidak nyaman. Dia bersiul untuk berpura-pura bersikap tenang, tetapi diam-diam melirik ke arah Xiang Yi dari waktu ke waktu. Tatapan matanya mengungkapkan sedikit rasa bersalah.     

Tanpa disangka, saat Xiang Yi membuka mulutnya, dia berkata dengan nada bicara yang sangat lembut, "Aku membuat teh susu. kalian mau minum teh susu tidak?"     

Rong Huai adalah yang pertama menjawab dengan semangat, "Mau, mau, mau!"     

Semua anggota SeaSeven ikut menjawab dengan tak kalah semangat, "Aku juga mau!"     

Kedua belah pihak saling beradu mata, seperti mengadu pedang yang tajam.     

Xiang Yi berkata dengan tidak berdaya, "Semua dapat bagian. Masuklah dulu."     

Rong Huai mengandalkan tinggi badannya, kekuatannya yang besar, dan banyaknya pengalamannya dalam pertempuran. Dia menabrak Jiang Chen dan yang lainnya, lalu memasuki ruang tamu terlebih dahulu.     

Semua anggota SeaSeven memekik dalam hati, Ahhh! Ahhh! Ahhh! Ceroboh! Biarkan dia yang mengambilnya dulu!     

Bagaimanapun, bocah berduri tadi tidak dapat dibandingkan dengan anggota tim sendiri. Akibatnya, ketujuh anak laki-laki itu meringkuk di pintu karena saling menunggu giliran siapa yang akan masuk lebih dulu. Jika bukan karena Xiang Yi yang datang dan membujuk mereka, beberapa anak itu mungkin akan bertengkar...     

Bisa dibilang bahwa jiwa berkelompok mereka cukup elastis.     

.....     

Karena ada terlalu banyak orang, sofa tidak cukup untuk diduduki. Para adik-adik duduk di lantai semua, sedangkan Xiang Feng dan Xiang Chen duduk di atas sofa.     

Xiang Feng menghadap ke kerumunan di bawah sambil berkomentar dengan kagum, "Aku ingin menjadi sepuluh tahun lebih muda dan memiliki kulit yang bagus."     

Xiang Chen berdecih, "Hah."     

Shi Sui ikut berdecih, "Hah, hah."     

"Hmph! Kalian berdua merasa diri kalian lebih baik?" protes Xiang Feng, "Kalian bukannya sama-sama pria tua sepertiku?!"     

Xiang Chen dan Shi Sui sama-sama terdiam. Seketika, tekanan udara yang rendah menyelimuti seluruh ruang tamu. Para adik bergidik ngeri dan bahkan Rong Huai bergerak lebih dekat ke arah Jiang Chen. Jiang Chen ingin memprotes, tetapi Rong Huai memelototinya dengan galak.     

"Apa yang kamu lihat? Jika kamu melihat lagi, akan aku hajar kamu!" kata Rong Huai.     

"..." Jiang Chen akhirnya hanya diam dan membatin, Dia sangat galak.     

Bagaimanapun, mereka sekarang berada sangat dekat dan hal itu tampaknya tidak begitu menakutkan lagi. Ini mungkin pelukan bersama untuk tetap hangat...     

"Teh susu itu enak. Kalian juga bisa menambahkan topping yang kalian inginkan."     

Xiang Yi menuangkan segelas demi segelas teh susu. Tampaknya teh susu panas memiliki kekuatan sihir untuk menarik dan membujuk orang lain…     

Para warganet yang menonton di ruang siaran langsung ingin menangis tanpa air mata:     

[Pesanan teh susu di aplikasi takeaway telah melonjak! Tolong berikan biaya iklan kalian kepada Adik Yi! Terima kasih!]     

[Vas Bunga, berhentilah! Aku dan orang yang menonton siaran langsung sudah jadi dua kali lipat lebih gemuk!]     

[Huh! Siaran langsung sampah! Setiap hari hanya menyiarkan tentang membuat makanan dan membuat teh susu. Apakah tidak bisa menggoreng penggemar pasangan saja???]     

[Uhuk, uhuk! Pasangan Shi-Yi adalah pasangan yang paling indah! Kamu mengerti?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.