Kembalinya Sang Bintang

Kakak Paman~~



Kakak Paman~~

0A Nan yang berada di seberang panggilan bisa mendengar suara tersebut dan ekspresinya tampak terkejut di depan layar. Dia tiba-tiba sangat bersemangat.     

A Nan merendahkan suaranya dan menutupi mulutnya dengan senyuman, "Oh, iya. Dia datang mencarimu di malam hari. Apakah benar-benar 'tidak ada apa-apa'~?"     

Xiang Yi berusaha menjelaskan, "Bukan seperti yang kamu pikirkan…"     

"Oke, oke, tidak perlu mengatakannya. Aku sudah mengerti," potong A Nan, lalu membentuk hati dengan tangannya, "Sweetie, kamu tenang saja. Aku akan mendukung apapun yang kamu lakukan! Semangat! Manjakan Raja Aktor Shi! Semangat!!!"     

Plak.     

Telepon ditutup. Xiang Yi tidak bisa berkata-kata. Dia harus bagaimana sekarang jika manajernya sendiri terlalu berlebihan?     

Xiang Yi merapikan baju tidurnya dan menyelimuti dirinya dengan selimut kecil, lalu mengenakan sandalnya dan berjalan menuju pintu. Begitu pintu dibuka, sebuah pemandangan yang rupawan menyambutnya.     

Shi Sui melepas kacamatanya. Alisnya berkerut dalam dan pupil matanya tampak hitam pekat. Dia menatap Xiang Yi sambil tersenyum, tapi tidak seperti tersenyum.     

Shi Sui sepertinya mengenakan piyama yang kebesaran. Bagian kerah yang terlalu longgar pun memperlihatkan area kulit putih yang luas serta tulang selangka yang bersih dan jernih.     

Saat Xiang Yi tidak menyadarinya, dia menelan ludah. Gadis kecil itu masih belum menyadari bahwa perasaannya terhadap Shi Sui berbeda dengan perasaan terhadap kakak laki-lakinya.     

"Sudah larut malam. Apakah masih ada hal lain?" tanya Xiang Yi.     

"Bagaimana kalau besok kita bersama-sama menjemput Harimau Kecil? Dia pasti merindukan rumah," kata Shi Sui.     

"Baiklah. Aku awalnya juga berencana untuk pergi besok… Um…"     

Sebuah tangan dengan persendian yang jelas tiba-tiba mengusap puncak kepala Xiang Yi dengan gerakan yang lembut dan jelas.     

"Ada bulu," kata Shi Sui.     

Sebagai kakak laki-laki, sepertinya bukan masalah besar untuk membantu adik perempuan menyingkirkan bulu.     

"Mungkin itu bulu dari bantal," kata Xiang Yi.     

Xiang Yi tetap bersikap tenang. Setelah beberapa detik, Shi Sui tidak bermaksud untuk mengakhiri obrolan mereka, tetapi Xiang Yi sudah tidak sabar untuk bertanya, "Apakah sudah?"     

Shi Sui berdeham dengan suara rendah, "Hmm."     

Saat Shi Sui menarik kembali tangannya, piyamanya mengikuti pergerakannya. Bagian kerah yang awalnya sudah longgar semakin memperlihatkan bahu ramping yang tidak lemah sama sekali.     

"Itu… pakaianmu…" bisik Xiangyi, seperti nyamuk yang berdengung.     

Shi Sui berkedip. "Apa katamu?"     

Xiang Yi tampak tenang dan memasangkan selimut kecil di atas tubuh Shi Sui sambil berkata, "Udaranya dingin. Pakai lebih banyak lapisan pakaian."     

Shi Sui tertegun selama dua detik, lalu ekspresinya kembali normal. "Terima kasih."     

"Sama-sama. Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar."     

Xiang Yi berbalik badan, masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu. Begitu dirinya bebas dari pandangan Shi Sui, dia bersandar di balik pintu sambil menepuk-nepuk dadanya. Jantungnya berdetak kencang… sampai dia merasa ada yang aneh.     

....     

Di luar pintu. Shi Sui menurunkan pandangan matanya dan berdiri di sana sebentar sambil tertawa pelan.     

Tidak jauh dari jendela yang menjulang tinggi, Xiang Chen yang berpiyama sutra hitam tampak menyatu dengan kegelapan. Dia menggenggam gelas air dengan semakin erat, seperti pohon cemara besar yang diselimuti es di gunung yang jauh.     

"Aku lihat kamu tidak menginginkan kakimu lagi," gumam Xiang Chen dengan geram. Tidak disebutkan dengan jelas kaki mana yang dimaksudnya.     

Sementara itu, Shi Sui perlahan berjalan beberapa langkah ke depan dan membungkus dirinya dengan selimut yang diberikan Xiang Yi, seolah sedang pamer. Masih ada aroma rambut gadis itu yang tertinggal di selimut ini.     

"Apakah kamu marah lagi? Kakak Paman~"     

Mata Xiang Chen menyipit, tapi nada bicaranya masih tenang, "Kamu memanggilku apa?"     

Shi Sui memasang wajah tidak berdosa dan bertanya santai, "Kakak Paman, bisakah kamu mematahkan kakiku lusa saja? Aku masih harus pergi menjemput anak bersama Adik Yi!"     

Xiang Chen menggertakkan gigi. "Anak?"     

Shi Sui terkekeh. "Iya, benar~"     

Xiang Chen sangat marah hingga mulai menyingsingkan lengan bajunya. Dia kira dia bisa bertarung antar lelaki dengan Shi Sui. Tapi, tanpa diduga, Shi Sui begitu acuh tak acuh dan menekan nomor ponsel Xiang Yi.     

"Ada apa?" tanya Xiang Yi.     

Shi Sui mengeluh, "Adik Yi… Ada orang yang mengintimidasiku…"     

"Siapa? Di mana?!"     

Xiang Chen tak bisa berkata-kata. Dia menarik napas dalam-dalam, meraih ponsel Shi Sui, dan berkata dengan dingin, "Tidurlah."     

Jelas Xiang Chen mengutuk dalam hati, Sialan! Pria brengsek ini benar-benar penjahat dan tidak tahu malu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.