Kembalinya Sang Bintang

Kakek dan Nenek yang Tidak Bisa Dibujuk (3)



Kakek dan Nenek yang Tidak Bisa Dibujuk (3)

0Di wahana Bom Bom Kar Tutu, Xiang Yi sedang bermain mobil kelinci bersama Shi Sui dengan gembira. Ada dua telinga kelinci panjang di bagian depan mobil yang saling bertabrakan. Terdengar suara berdebum saat mobil saling menghantam dan telinga kelinci akan terkulai ke bawah.     

Xiang Yi jarang datang bermain di Taman Hiburan Tutu setelah lulus sekolah menengah pertama. Alasannya sangat sederhana. Betapapun menyenangkannya taman hiburan itu, tidak menarik jika dimainkan sendirian.     

Setelah orang tua Xiang Yi mengalami kecelakaan, dia tidak bisa keluar untuk waktu yang lama. Dia juga bersekolah di rumah sejak sekolah dasar. Setelah sekolah menengah pertama, dia terus-menerus lompat kelas dan sibuk belajar sehingga lebih tidak punya waktu lagi untuk bersosialisasi.     

Xiang Yi memiliki hubungan yang baik dengan beberapa orang, tetapi mereka telah ditipu oleh 'orang itu' setahun terakhir. Jadi, sekarang Xiang Yi tidak memiliki hubungan dengan siapapun.     

Xiang Yi merasa bahwa Shi Sui sangat baik. Shi Sui adalah seorang yang begitu dewasa, tapi bersedia memainkan permainan kekanak-kanakan untuk menemaninya.      

Setelah memutar kemudi dengan terampil, Xiang Yi menarget posisi Shi Sui. Gadis kecil itu mempercepat kemudinya dan hendak menabrak mobil kelinci Shi Sui. Namun, seorang lelaki tua tiba-tiba muncul di tengah jalan.     

Xiang Yi buru-buru menginjak rem hingga kepala kecilnya membentur kemudi. Saat dia mengangkat kepalanya, dahinya yang berwarna putih cerah berubah menjadi merah. Kelihatannya sangat sakit.     

Kakek Xiang tanpa sadar mengerutkan kening. Sedangkan, mata Xiang Yi justru berbinar saat melihat Kakek Xiang.     

"Kakek!" seru Xiang Yi dengan gembira.     

Kakek Xiang segera berkata dengan begitu dingin dan galak, "Jangan panggil aku Kakek! Aku bukan kakekmu! Aku juga tidak memiliki cucu perempuan sepertimu!"     

Cahaya di mata Xiang Yi yang sedikit meredup. Gadis kecil itu menurunkan pandangannya, menyesuaikan suasana hatinya selama beberapa detik, kemudian… menekan tombol mundur di mobil.     

Mobil kelinci Xiang Yi mundur jauh, jauh sekali. Telinga kelinci di bagian depan mobilnya rusak dan terkulai di tengah jalan karena frustasi dan kurang semangat.     

Kenapa? Aku tidak membolehkanmu memanggilku Kakek, lalu kamu benar-benar tidak memanggilku Kakek? Sekarang kamu baru mendengar perkataanku! pikir Kakek Xiang. Dia tidak menyangka bahwa saat gadis kecil itu tidak patuh, dia sangat marah. Namun, begitu gadis kecil itu patuh sekarang, dia bahkan lebih marah lagi.     

Nenek Xiang memperlambat langkahnya. Saat dia berjalan mendekat, dia melihat Xiang Yi memundurkan mobil dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan tanpa memanggilnya.     

Hati Nenek Xiang menjadi luluh saat melihat warna merah di dahi Xiang Yi dan matanya yang juga memerah. Dia melambaikan tangan pada cucu perempuannya itu dan memanggil, "Kakekmu sudah menakutimu. Jangan pedulikan Kakek. Tutu yang baik, datanglah ke Nenek."     

Xiang Yi ragu-ragu, Haruskah aku datang atau tidak?     

"Jangan kemari! Aku tidak ingin melihatmu!" sahut Kakek Xiang.     

Akhirnya, Xiang Yi memundurkan mobilnya lebih jauh.     

"Kakek Xiang, Nenek Xiang."     

Entah sejak kapan Shi Sui turun dari mobilnya. Dia menyapa kedua orang tua itu dengan suara hangat, kemudian mengajak mereka mengobrol dengan alami tanpa kesalahan dalam beretika.     

Setelah sejenak berbasa-basi, topik pembicaraan kembali kepada Xiang Yi. Perkataan Kakek Xiang terdengar sedikit aneh, "Saat ada waktu, dia datang ke taman hiburan ini denganmu. Tapi, dia tidak ada waktu untuk datang ke rumah tua dan melihatku. Aku lihat dia sedikitpun tidak menganggapku sebagai kakek!"     

Shi Sui meminta maaf, "Kakek salah paham. Adik Yi bukannya tidak mau pergi, tapi tertunda karena pekerjaan. Kami datang ke sini hari ini juga untuk syuting."     

Shi Sui melirik ke arah komidi putar dan pelipisnya sedikit berkedut sebelum melanjutkan, "Sutradara dan kamerawan acara ragam kami ada di sana. Mereka menyiarkan secara langsung."     

Saat Shi Sui hendak menjelaskan maksud dari siaran langsung, dia mendengar Nenek Xiang menyahut, "Siaran langsung, ya? Aku pernah dengar soal siaran langsung yang menjual produk! Sama seperti belanja di televisi. Aku pernah melihat Nyonya Zhou diajari cucunya belanja di sana!"     

Nenek Xiang sangat iri karena dirinya dan kakek Xiang tidak bisa belanja di televisi seperti itu.     

Shi Sui tersenyum dan bertanya, "Barang apa yang ingin Nenek beli? Nenek mau Adik Yi datang ke sini dan membantu Nenek membelinya?"     

Tanpa menunggu Nenek Xiang menjawab, Kakek Xiang buru-buru menyela, "Tidak perlu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.