Kembalinya Sang Bintang

Menunggu Keberuntungan Tidak Terduga



Menunggu Keberuntungan Tidak Terduga

0Para warganet menunjukkan berbagai reaksi dalam kolom komentar ruang siaran langsung:     

[Hah??? Tidak bisakah kamu membujuknya? Tidak perlu sampai memberikan pelukan. Berikan tisu saja. Bisa, kan?]     

[Bukankah Shi Sui orang yang paling dibanggakan keluarganya karena memiliki kecerdasan emosional yang tinggi? Mengapa dia tidak menunjukkannya sekarang? Apakah ada orang yang meninggalkan seorang wanita dan membiarkannya menangis seperti ini?!]     

....     

Penggemar Shi Sui yang tergabung dalam 'Ten Years Sisters' merasa tidak senang melihat Shi Sui disemprot oleh beberapa warganet. Awalnya, mereka memiliki keraguan serta khawatir tentang hubungan Shi Sui dan Jiangjiang. Tetapi, setelah Zhong Yi memberikan klarifikasi, mereka tidak khawatir lagi.     

[Pasangan adalah pasangan. Orang yang sebenarnya adalah orang yang sebenarnya /emoticon senyum /emoticon senyum]     

[Keduanya hanya berhubungan sebagai senior dan junior, bahkan tidak bisa menjadi teman. Apakah ada masalah jika membiarkan Zhong Yi menenangkan seorang diri?]     

[Kuharap kalian semua yang mengatai Shi Sui bajingan menemukan 'pria hangat' yang bisa membujuk gadis~ Peluk Shi Sui kita! Pria gentleman bukan berarti memberikan kehangatan pada dua orang. Terima kasih.]     

....     

Meskipun Zhong Yi memiliki penggemar, bagaimana bisa dibandingkan dengan penggemar Shi Sui? Hanya dalam beberapa menit, rentetan di ruang siaran langsung yang awalnya diterpa badai sudah kembali tenang.     

Tidak ada alasan lain selain karena tidak berhasil merobek wajah orang lain. Di hadapan lalu lintas dan kekuatan yang nyata, jika tidak bergerak, pasti akan dihancurkan.     

....     

Shi Sui tidak kembali ke rumah kaca, tetapi pergi ke ladang sayur. Karena pagar sudah terpasang, tinggal satu langkah terakhir, yaitu mengecat pagar.     

Shi Sui memegang kuas kecil, menundukkan kepalanya, dan perlahan mengecat pagar dengan cat putih. Tidak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki yang tidak asing dan sudut bibirnya sedikit berkedut.      

Menunggu keberuntungan tidak terduga, berhasil.     

Shi Sui mengangkat kepalanya. Mata bunga persiknya yang panjang dan sipit melengkung hingga membentuk sepasang bulan sabit. Dia selalu terlihat bersemangat dan penuh kasih sayang ketika tersenyum.     

Xiang Yi menjinjing sekeranjang buah dan perlahan-lahan berjalan kembali dari kebun. Pagar ini adalah jalan yang harus dilewati.     

Shi Sui menyapa, "Adik Yi, banyak sekali yang kamu petik?"     

"Um," Xiang Yu jelas menjawab lebih dingin dari biasanya.     

Para warganet di ruang siaran langsung menulis rentetan komentar:     

[Tidak, tidak, tidak! Apakah pasangan Shi-Yi juga akan berbalik arah?]     

[Aku memiliki dugaan yang berani. Adik Yi tidak mungkin cemburu, kan?]     

[Wajah cemburu Adik Yi benar-benar membuatku ingin meremasnya. Singkatnya, penampilannya sama seperti penampilan beberapa kakak laki-laki yang berpura-pura bersikap dingin!]     

....     

Xiang Yi bersiap pergi tanpa ekspresi, tapi tapi sadar dia justru melirik Shi Sui. Cedera tangan Si Sui baik masih belum sepenuhnya membalik sehingga hanya bisa mengecat dengan satu tangan. Meskipun hasil catnya rata dan detail, kerjanya lambat dan terlihat sangat melelahkan.     

Xiang Yi tiba-tiba menghentikan langkahnya.     

Shi Sui masih bertanya dengan hangat, "Mengapa kamu tidak kembali? Di sini terlalu panas. Hati-hati agar tidak terbakar sinar matahari."     

"..."     

Sungguh sangat membuat khawatir.     

Xiangyi bergerak perlahan, berjalan sampai ke samping Shi Sui, dan berkata dengan canggung, "Biar aku yang mengecat. Kamu bisa kembali."     

"Tidak apa-apa. Aku bisa," tolak Shi Sui.     

"Tidak. Kamu tidak bisa," bantah Xiang Yi lagi.     

Shi Sui tertawa. "Bagaimana aku menjawab perkataan ini?"     

Sebelum menunggu Xiang Yi menjawab, sudah ada warganet di ruang siaran langsung yang telah membahas 'Raja Aktor Shi Tidak bisa'.     

Tanpa pandang bulu, Xiang Yi merampas kuas dari tangan Shi Sui dan menjejalkan buah untuk Shi Sui. Gadis kecil itu berkata dengan galak, "Pergilah makan buah. Serahkan ini padaku!"     

Senyum di mata Shi Sui semakin cerah. "Adik Yi, Kakak benar-benar bukannya tidak berguna yang kamu pikirkan."     

"Bertele-tele," Xiang Yi memasang wajah dingin, "Kamu sangat berisik."     

Shi Sui mengedipkan mata. Setelah terdiam beberapa detik, dia pergi ke samping kru. Lalu, dia kembali sambil membawa sebuah payung bunga.     

Shi Sui membantu memegangkan payung untuk Xiang Yi. Dia berkata dengan lembut dan dalam, "Akan membosankan jika kamu sendirian. Kakak akan diam, jadi kamu jangan membenci Kakak, oke?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.