Kembalinya Sang Bintang

Wanita Ini



Wanita Ini

Jiangjiang sangat polos dan tidak berdosa. Matanya anak kecil itu memerah. Jika itu orang lain, Jiangjiang mungkin sudah sejak awal meluluhkan hatinya. Namun, Shi Sui justru sangat acuh tidak acuh.     

Shi Sui bahkan tidak menghentikan gerakannya yang sedang menyiram bunga dan hanya berkata, "Maaf, Jiangjiang."     

Shi Sui tidak mengatakan banyak hal yang berlebihan, tapi Jiangjiang sudah mengerti maksud Shi Sui. Mata besarnya yang seperti anggur hitam dipenuhi kabut dan dia perlahan melonggarkan tangannya yang memegang pakaian Shi Sui.     

Karena adegan ini, terjadi pertengkaran di kolom komentar ruang siaran langsung.     

[Aku tidak pernah melihat ayah yang berdarah dingin seperti ini!]     

[Meskipun bukan putri kandungnya, anak kecil itu masih kecil. Memangnya kenapa jika membujuknya?!]     

....     

Nenek Xiang melangkah maju dan menenangkan Jiangjiang dengan suara lembut, "Jiangjiang kecil, apakah kamu ingin makan permen?"     

Nenek Xiang mengeluarkan sebuah permen dari dalam saku. Shi Sui terdiam melihatnya. Dia tiba-tiba mengerti mengapa Xiang Yi sekeluarga suka memberikan permen saat membujuk orang.     

Jiangjiang ragu-ragu sebentar, tapi bagaimanapun juga tidak bisa menahan godaan permen itu. Dia mengambil permen dengan tangan kecilnya sambil berkata dengan lembut, "Terima kasih, Nenek."     

"Sama-sama," jawab Nenek Xiang. Wanita tua itu sangat ramah dan sangat baik pada anak-anak kecil, "Apakah Jiangjiang bisa memberitahu Nenek, mengapa memanggil Paman dengan sebutan Ayah?"     

Jiangjiang melihat Shi Sui, kemudian melihat Zhong Yi. Setelah waktu yang lama, barulah Jiangjiang perlahan menjawab, "Karena… Mommy pernah menunjukkan foto Baba. Paman dan Baba sangat mirip."     

"Tapi, terlihat mirip bukan berarti satu orang yang sama, bukan?"     

Jiangjiang menganggukkan kepala kecilnya. Nenek Xiang dengan mudah membujuk anak kecil itu, kemudian mengangkat matanya dan melirik Shi Sui.     

"Shi Sui, Nenek melihatmu tumbuh dewasa. Nenek percaya kamu pria yang bertanggung jawab. Apakah Jiangjiang benar-benar putrimu?" tanya Nenek Xiang.     

Para warganet yang menonton di ruang siaran langsung tiba-tiba menjadi bersemangat. Mereka sama-sama bertanya-tanya, Sialan! Apakah keadaan kali ini akan berbalik?     

Shi Sui menghela napas tanpa daya dan menjawab, "Nenek, aku bahkan tidak pernah berpacaran. Bagaimana mungkin memiliki seorang putri?"     

Semua warganet tercengang. Asli atau palsu? Shi Sui ternyata masih menyangkalnya.     

Tidak jauh dari sana, wajah Zhong Yi sudah memucat. Dia mengerutkan bibirnya dan mencoba mengubah topik pembicaraan, "Di mana Nona Xiang? Aku ingin bertanya berapa banyak insektisida yang diberikan…"     

Nenek Xiang justru tiba-tiba memberikan pertanyaan, "Nona Zhong, maafkan wanita tua ini karena mencampuri urusan pribadimu. Bolehkan aku bertanya, apakah Shi Sui adalah ayah kandung Jiangjing?"     

Intuisi seorang wanita membuat Nenek Xiang merasa ada yang tidak beres dengan Zhong Yi. Sikap Zhong Yi tidak jelas dan membingungkan sehingga tentu saja mudah membuat salah paham. Hal ini jelas-jelas dapat dijelaskan dalam satu kalimat, tapi Zhong Yi selalu menghindar sehingga menimbulkan ruang untuk berspekulasi.     

Nenek Xiang tampak anggun dan lembut, namun sebenarnya memiliki aura yang kuat. Sepasang matanya seakan bisa memahami hati orang. Wanita tua itu mendengus sambil melihat Zhong Yi.     

Zhong Yi mencubit telapak tangannya dan membalas dengan terbata-bata, "Apakah hal ini begitu penting?"     

Jiangjiang sudah salah paham dan matanya kembali berbinar. "Apakah Mommy berbohong pada Jiangjiang? Paman sebenarnya Paman atau Baba?!"     

Kali ini, tanpa menunggu Nenek Xiang berbicara, Kakek Xiang meraung dengan suara nyaring, "Wanita ini! Orang tua adalah panutan bagi anak-anak! Tolong ajari anakmu dengan memberikan contoh perkataan dan perbuatanmu yang baik!"     

Zhong Yi terdiam dan suasana hatinya menjadi tidak nyaman.     

Para warganet yang sibuk mencari bahan gosip di ruang siaran langsung turut tercengang. Apakah mereka tidak salah dengar? Kakek Xiang memanggil Zhong Yi… 'wanita ini'?!     

Tiba-tiba, ada seorang warganet yang menyemprot:     

[Hehe. Memanggil orang lain dengan sebutan wanita? Apakah Anda tidak tahu bagaimana caranya menghormati wanita?]     

[Wanita tua yang suka ikut campur, lelaki tua yang agresif suka memaksa. Keluarga yang benar-benar tidak berpendidikan!]     

[Orang tua yang jahat. Demi cucunya sendiri, tanpa hati-hati menyakiti orang lain?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.