Kembalinya Sang Bintang

Memberikan Dukungan kepada Tutu Kami yang Baik (2)



Memberikan Dukungan kepada Tutu Kami yang Baik (2)

0Semakin banyak orang sering kali mengakibatkan semakin banyak alasan. Mereka merasa bahwa selama mereka memiliki nilai moral yang cukup tinggi, mereka bisa menilai orang lain sesuka hati mereka. Apa kebenarannya? Apakah hal itu penting? Orang-orang selalu meyakini bahwa apa yang mereka tahu dan pikirkan adalah 'kebenaran'.     

Saat para warganet di ruang siaran langsung mengira mereka telah membuat keadilan...     

Shi Sui mengusap kepala Harimau Kecil, kemudian meletakkannya di sebuah pot kosong di samping Xiang Yi dan berkata dengan lembut, "Jangan lari sembarangan. Awas tertusuk duri."     

"Huh!" keluh Harimau Kecil, Aku tidak takut!     

Harimau Kecil melambaikan cakarnya untuk menunjukan bahwa dia tidak takut. Namun, kebetulan di sampingnya ada pot kaktus...     

"Meong, meong, meong, meong, meong!" Harimau Kecil langsung mengeong kesakitan dengan sangat sedih.     

Xiang Yi yang berada di samping cepat-cepat menyeka tangannya sembarangan dan menggendong Harimau Kecil kembali ke ruang tamu.     

Shi Sui sedang berjongkok di depan Jiangjiang dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Jianjiang, kamu harus memanggilku Paman."     

Jiangjiang berkata dengan sedih, "Tapi, kamu Ba…"     

"Bukan," kata Shi Sui dengan suara lembut, tapi sikapnya justru sangat tegas, "Jiangjiang, memangnya kamu mau memanggil orang lain dengan sebutan Ibu?"     

Suara kecil Jiangjiang terdengar seperti akan menangis, "Tidak mau…"     

"Kenapa? Karena aku yakin Jiangjiang tahu bahwa jika Jiangjiang memanggil orang lain Ibu, nanti Mommy sedih. Jadi, jika Jiangjiang memanggilku Baba, babamu yang sesungguhnya juga akan sedih," terang Shi Sui.     

Shi Sui mencoba berbicara dengan logika yang bisa dimengerti anak-anak, tapi Jiang Jiang masih menangis.     

"Maaf, Senior Zhong. Aku harap Senior bisa bicara baik-baik dengan Jiangjiang. Aku tidak ingin kesalahpahaman seperti ini selalu berlanjut. Bisakah seperti itu?" tanya Shi Sui sambil melihat ke arah Zhong Yi.     

Sudut bibir Zhong Yi melengkung hingga membentuk senyuman yang pahit. Benar saja, Shi Sui masih belum berubah.     

Shi Sui bisa memunculkan dua kata yang kontradiktif secara bersamaan. Lembut sekaligus kejam. Biasanya Shi Sui benar-benar terlihat seperti seorang pria yang lembut dan sopan kepada semua orang. Namun, dalam beberapa kesempatan, Shi Sui menolak untuk mundur dan mengalah. Zhong Yi awalnya ingin egois. Tapi, tampaknya sekarang Shi Sui tidak akan membiarkannya sama sekali.     

Zhong Yi memejamkan mata dan berkata dengan galak, "Jiangjiang, ini Paman Shi Sui. Dia bukan ayahmu. Ayahmu telah pergi ke tempat yang jauh."     

Jiangjiang terisak, "Kalau begitu, apakah Jiangjiang masih bisa bertemu dengan Baba?"     

"Kita selamanya tidak akan pernah bertemu dengannya lagi," jawab Zhong Yi dengan suara yang sedikit gemetar.     

Jiangjiang menangis lebih histeris lagi. Zhong Yi pun membujuk anak imut itu dengan lembut. Sementara itu, Shi Sui yang berada di samping masih menunjukkan tatapan mata yang acuh tak acuh. Seolah-olah darah dingin mengalir di balik penampilannya yang tampan.     

....     

Di ruang siaran langsung, banyak pemirsa yang tak terhitung jumlahnya menangis karena Jiangjiang dan hati mereka ikut tidak bahagia.     

[Pria bajingan harus mati!]     

[Aduh… Tidak peduli apa yang orang dewasa lakukan, apa kesalahan anak-anak?]     

[Jiangjiang sangat menyedihkan. Zhong Yi sekilas tampak sengaja memberanikan diri!]     

[Aku muntah darah. Aku masih mengira pasangan Shi-Zhong itu nyata, tapi aku tidak menyangka Shi Sui begitu egois! Tidak apa-apa jika tidak diumumkan secara resmi, tapi sampai memaksa Jiangjiang untuk tidak memanggilnya Ayah! Dan memaksa Zhong Yi berbohong kepada anaknya!]     

Muncul berbagai pernyataan yang luar biasa. Jika diubah menjadi air liur, mungkin akan menenggelamkan Shi Sui.     

....     

Di ruang tamu paviliun, Xiang Yi mengoleskan gel lidah buaya pada Harimau Kecil dan membalutnya dengan perban sederhana.      

Li Jianyu dan Ruan Qing datang tepat waktu. Mereka memberi isyarat kepada kamerawan untuk merekam kehidupan sehari-hari Xiao Xi Ji, kemudian meminta Xiang Yi mematikan mikrofon di pakaiannya.     

"Adik Yi! Jiangjiang bukan putri ayah Shi!" Li Jianyu menjelaskan dengan menggebu-gebu.     

Xiang Yi menjawab dengan ringan, "Iya, aku tahu."     

Li Jianyu menghela napas lega dan berkata dengan tidak berperasaan, "Adik Yi, kamu benar-benar terlalu pintar!"     

"..." Ruan Qing terdiam. Pria lurus macam apa ini? Dari ekspresi gadis kecil ini, kamu bisa melihat bahwa dia cemburu, bahkan dengan jari-jari kakinya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.